24. Laut

506 52 4
                                    

Sepulangnya dari rumah sakit untuk terapi, laut menyempatkan dirinya untuk membelikan kanara hadiah. Agar kelak jika Ia sudah tiada kanara akan selalu mengingatnya lewat boneka itu. Walaupun kemungkinan besar Ia tidak akan berhasil sembuh dari penyakitnya ini namun, Ia akan berusaha untuk menang melawan kangker yang di deritanya.

Laut memilih satu persatu boneka tersebut, tangannya beranjak mengambil boneka kucing berwarna pink muda itu. Walaupun laut tahu Kanara lebih menyukai boneka beruang dari pada kucing, Laut yakin suatu hari kanara akan menyukai boneka kucing pemberiannya.

"Semoga saja kanara menyukai boneka kucing ini" gumam laut sembari tersenyum kepada boneka kucing itu.

Ia hanya bisa memberikan kanara barang-barang murah dan tidak bisa memberikan kanara barang-barang yang mewah seperti Tian. Tetapi Ia bisa menjamin bahwa dalam hal kasih sayang Ia bisa memberikan kanara lebih dari itu.

Sesampainya di depan gerbang rumah kanara, beberapa kali Ia menekan tombol rumah perempuan itu namun tak ada sahutan dari pemilik rumah.

Perlahan pintu gerbang itu terbuka dan menampilkan perempuan yang masih memakai baju tidur. Kanara tersenyum saat mendapati laut dari balik gerbang tersebut. Ia pun membukakan gerbang rumahnya dan menyuruh laut untuk masuk.

"Nggak usah Ra, aku cuman sebentar kesini. Aku cuman pengen kasih sesuatu untuk kamu"

Kanara menautkan alisnya, laut pun menyondorkan kotak berwarna pink muda itu. Kanara meraih dan mengambilnya kemudian membukanya, Ia tersenyum.

"Makasih lun, walaupun gua nggak suka kucing tapi gua bakalan simpan baik-baik pemberian lo ini"

"Sama-sama kanara cantik"laut terkekeh, kemudian tangannya kanannya meraih puncak kepala Kanara dan mengusap pelan rambut perempuan itu.

"Kenapa kamu memberikan aku boneka dan perhatian lebih" tanya kanara.

"Karena kamu pantas Ra mendapatkan ini semua" kanara tersenyum lalu memeluk cowok didepannya itu. Laut membalas pelukan kanara.

Sungguh kanara tak menduganya, orang yang Ia benci ternyata sangat baik kepadanya. Padahal kanara sering sekali mengejek-ejek laut dengan sebutan culun dan membicarakan keburukan cowok itu. Namun, laut sama sekali tidak membencinya ataupun berniat jahat dengan dirinya. Jika memang laut berniat jahat kepada Kanara, sudah sedari dahulu laut melakukannya tetapi Ia sangat mencintai perempuan itu bagaimana mungkin Ia membenci orang yang Ia cintai.

Cuaca kota Mataram akhir-akhir ini selalu saja mendung namun tak kunjung hujan, sama halnya dengan sekarang. Mungkin inilah yang dinamakan prasaan cinta seorang kanara kepada laut.

"Aku tidak pernah menjadi favorit seseorang, aku tidak pernah menjadi satu-satunya, orang lain juga tidak takut dengan kehilangan ku." Gumam kanara namun mampu di dengar oleh laut.

"Ada, tetapi kamu tidak pernah menyadari hal itu sehingga hatimu tertutup dan terbuka hanya untuk orang lama. Aku tahu, dalam setiap kisah cerita percintaan hanya orang lama lah pemenangnya sampai kapan pun."

"Jika hanya orang lama yang menjadi pemenangnya, lalu kapan orang baru akan menjadi pemenang satu-satunya?" Lanjut laut.

Kanara hanya terdiam dan membisu, selama ini Ia hanya mengharapkan Tian kembali padahal belum tentu cowok itu mau kembali ke pelukannya lagi seperti dahulu. Ini saatnya kanara memulai kehidupan baru, di tahun ini Ia harus bisa melupakan Tian dan di bulan February adalah akhir dari kisah mereka.

"Aku akan mencobanya!!"

"Kamu pasti bisa Ra, bersama lah dengan orang yang benar-benar mencintai mu. Lupakan masa lalu dan kembalikan memulai kisah baru dengan orang baru tentu dengan pengalaman baru" ujar laut meyakinkan kanara bahwa orang baru tidaklah seburuk itu.


****


Suasana hening dengan angin yang menyejukkan membuat siapapun yang berada di sana merasakan kenyamanan. Kenapa tidak, suasana sekitarnya yang membuat mata betah memandang. 

Langit seakan ikut bersedih dengan kondisi laut saat ini, tuhan adil ut hanya saja Ia ingin menguji kamu apakah kamu pantas menjadi anak yang kuat. Tuhan adakah sedikit saja sisa kebahagiaan untuk Laut. 

Cuaca yang mendung membuat suasana semakin mendukung untuk galau, walaupun di sampingnya ada kanara yang selalu bertingkah seperti anak kecil dan tidak bisa diam.

"Lun ayo main sama aku" pinta kanara, raut wajahnya seolah-olah di imutkan dengan kedua tangannya yang memohon agar laut mau bermain dengannya.

Terkadang laut bingung dengan perempuan didepannya ini, terkadang kanara menjadi pendiam dan terkadang menjadi seperti anak kecil. Seperti orang yang mempunyai dua kepribadian ganda.

"Iya deh Ra demi kamu apa sih yang nggak"

"Horeeeee...." Seru kanara.

Kanara mengulum kan senyuman yang penuh arti, Ia tersenyum hangat kepada cowok didepan ini. Kanara suka dengan sifat Laut yang selalu menuruti semua keinginannya. Cowok seperti laut sangat langka di muka bumi ini mungkin ada namun berbeda.

"Aku mau naik itu" tunjuk kanara kepada permainan ayunan tersebut, laut menatap punggung kanara yang berlari menghampiri ayunan itu, gadis itu sangat lucu langkah kecilnya serta postur tubuh yang kecil dan pendek membuat perempuan itu menggemaskan di mata laut.

"Hati-hati Ra nanti kamu jatuh" teriak laut sembari berjalan menghampiri kanara.

"Sini Ra, biar aku yang ayunin" tawar laut kemudian kanara mengangguk.


Perlahan demi perlahan laut mengayunkan ayunan itu, tawa di perlihatkan dari sudut bibir kanara yang mampu membuat laut terpikat akan pesona indah dari perempuan itu.

"Huaaaa aku seneng banget...."

"Ra, kenapa kamu bahagia banget ketika bermain?" Tanya laut

"Karena aku suka bermain, dengan itu aku bisa mengingat masa kecil ku yang sangat bahagia di mana dahulu dalam figuran itu terdapat foto tiga orang yang murni tertawa."

"Terus kamu kenapa suka ajakin aku jalan-jalan lun" tanya kanara.

Sejenak laut termenung dan menelan ludahnya kasar, serta mata coklatnya yang berkaca-kaca sampai tak sadar air matanya mulai menetes setitik demi setitik.

"Karena suatu hari nanti aku tidak akan pernah bisa melakukan itu lagi"

Kanara menautkan alisnya bingung, apa maksud dari perkataan laut, Ia tidak paham. Kanara tidak mengerti, bahkan bukan satu kali ini saja namun berkali-kali.

"Haha lun ngayun nya kencang-kencang dong biar seru hehe" kekeh kanara. Laut pun mulai mengayunkan nya ayunan itu.

"Gua seperti hidup kembali lun" teriak kanara diiringi dengan canda tawa sesekali laut turut tersenyum.














Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







HAPPY READING

DIA LAUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang