- 30 ; Crazy bastard

2.4K 212 22
                                    

Dengan langkah gontai, Boboiboy berjalan melewati lorong dan setiap kamar yang ada di Zhavara Apartment.

Setelah tiba di Kamar miliknya, ia menekan satu persatu tombol angka disebelah pintu yang biasanya digunakan untuk mengunci pintu.

Saat pintu terbuka, Boboiboy masuk dan tak lupa menutup pintu kembali. Boboiboy langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dengan wajah suntuk.

Boboiboy telah mendapatkan banyak pesan dari orang-orang di Kafe tempat ia bekerja, namun Boboiboy malas untuk membalas semuanya dan hanya mengabaikannya.

Boboiboy yakin jika Fang akan mendatangi Apartemen tempat ia tinggal saat mendapati dirinya tak ada dirumah Fang. Yah, Boboiboy tak begitu peduli dengan hal tersebut.

Drtt drtt!

Boboiboy mengambil ponselnya yang berada didalam saku hoodie milik Fang yang masih ia kenakan.

Boboiboy melihat kontak panggilan yang menghubunginya, Kak Lucy. Tanpa berfikir panjang lagi, Boboiboy mengangkat panggilan tersebut, ia mengaktifkan mode speaker karna malas memegang ponsel dan meletakkan ponselnya disebelahnya.

"Boboiboy!"

"Kenapa Kak?"

"Ayah di Rumah Sakit, ada orang mukulin Ayah di Rumah! Cepet kesinii"

Mendengar hal tersebut, Boboiboy langsung mengambil ponselnya dan mengangkat tubuhnya.

"Dimana dimana?"

"Di Thess Hospital, ruang rawat VIP nomor tiga atas nama Amato"

"Oke, aku kesana!"

Tut!

Boboiboy beranjak dari tempat tidur dan berlari keluar Apartemen. Ia mencegah mobil taksi dan menaiki taksi menuju ke Rumah Sakit yang dikatakan oleh Lucy.

Rumah Sakit tersebut cukup jauh dari Apartemen tempat Boboiboy tinggal, membutuhkan waktu 20 hingga 40 menit untuk tiba disana. Untungnya saja jalanan tak begitu padat.

Disepanjang jalan, Boboiboy mencemaskan Ayahnya, tentu saja. Namun disisi lain, Boboiboy terlihat marah.

Boboiboy memiliki firasat jika Fang yang melakukan ini semua kepada Ayahnya. Meskipun tak tahu benar atau tidak, Boboiboy akan menemui Fang setelah menjenguk Ayahnya nanti.

Setibanya di Rumah Sakit, Boboiboy memberikan uang kepada sang Supir Taksi dan beranjak keluar dair mobil. Ia berjalan cepat untuk tiba di ruang rawat sang Ayah.

Di lorong-lorong Rumah Sakit, Boboiboy memperhatikan ruangan disebelah kanan dan kirinya untuk melihat angka ruangan yang sama dengan ruang rawat Ayahnya.

Tak lama, Boboiboy menemukan ruang rawat Ayahnya. Dengan cepat, Boboiboy memasuki ruangan tersebut dan melihat Lucy yang sedang duduk disebelah Hospital Bed dan sang Ayah yang terbaring dengan wajah penuh lebam.

Lucy dan sang Ayah, Amato, memandang Boboiboy yang sedang berdiri diambang pintu. Ketiganya hanya diam dengan berkontak mata sebelum akhirnya Amato membuka suara.

"Duduk, kenapa diem aja?" Ujarnya.

Boboiboy mengangguk, ia menutup pintu dan melangkah kearah kursi yang berada disebelah Lucy lalu duduk dikursi tersebut.

Sama seperti tadi, Boboiboy, Lucy dan Amato hanya diam saja, tak ada satupun dari mereka membuka suara membuat suasana hening.

"Siapa orang yang mukulin Ayah?" Tanya Boboiboy memecahkan keheningan.

Amato menoleh dan menghela nafas kasar, "Ayah gak tau, Ayah cuma liat matanya karna dia pake masker sama jaket"

"Warna matanya, Ayah liat?"

Obsessed | FangBoy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang