29. Laut

468 52 2
                                    

Sedari tadi, kanara tak berhenti menangis. Air matanya terus saja mengalir tanpa mau berhenti sehingga laut yang melihat itu merasa kasihan.

Tangisan kebahagiaan, ketika melihat sahabat satu-satunya meninggalkan dirinya untuk menikah.

"Tega banget lu anjing tinggalin gua nikah, Sementara gua? huaa......"

Laut menatap sendu Kanara, perempuan itu sepertinya sedih ketika mendapat undangan mendadak, bahwa Acha akan melangsungkan akad nikah dengan Atra. Bahkan laut sama halnya dengan kanara, Ia tidak menyangka Atra akan langsung set set set, ke jalur pernikahan.

"Sabar yah Ra, mungkin ini udah takdir" ujar Laut sembari mengusap pelan lengan kanara.

"Huaa....Acha jahat, ninggalin sahabatnya ini nikah" rengek Kanara.

Helaan nafas terdengar dari bibir laut.

"Emangnya kamu mau nikah juga?"

"Mau lah!!!"

"Sama gua mau nggak?"

"Dih amit-amit, mati dulu lo. Bangun jangan mimpi...!!!" Ketus Kanara sembari memutar bola matanya malas.

Laut hanya terkekeh, hati kecilnya terasa sakit bahkan rasanya seperti tergores ribuan pisau. Sederhana namun menyakitkan, perkataan Kanara berhasil membuat hati kecilnya terluka.

Acha yang melihat kehadiran kanara di pernikahannya itupun langsung berlari menghampiri sahabatnya. Tidak perduli dengan gaun putih pernikahan yang Ia pakai.

"Kar, tolongin gua plis...gua nggak mau nikah sama cowok kayak Atra" rengek Acha sembari memeluk kanara.

Karena merasa kesal, kanara memukul lengan Acha. yang membuat perempuan itu meringis kesakitan.

"Anjing lo, main nikah-nikah aja. Nanti kalo lo punya anak gimana?, lo juga masih sekolah" pekik kanara.

Perkataan kanara membuat pikiran Acha was wasan, ada benarnya juga perkataan kanara. Ini semua gara-gara perjodohan sialan itu.

"Gua dijodohin anjir"

Kanara menautkan kedua alisnya, tangannya Ia lipat. Acha menghela nafasnya  kasar.

"Intinya, ceritanya panjang kar. Gua nggak bisa jelasin sekarang" pekik Acha.

Kanara bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Acha, sebagai sahabat yang baik Ia harus meyakinkan kepada Acha bahwa perjodohan ini tidak seburuk yang Acha bayangkan. Mungkin saja setelah perjodohan ini, kebahagiaan yang lebih akan menghampiri acha.

"Ca, yang sabar yah. Simpan tenaga lo buat nanti malam" kekeh kanara sembari tersenyum kearah Acha, senyuman Kematian kanara membuat Acha meringis.

"Bantuin gua plis, biar gua bisa cerai sama Atra"

"Anjir gila lo?"

Kanara tidak habis pikir dengan sahabatnya yang sau ini, dimana letak akal sehat Acha.

"Plis gua nggak mau nikah muda" ujar Acha, dengan suara serak sembari memohon kepada kanara agar perempuan itu mau membantunya.

"Haha mampus itu sih sudah derita Lo, gua nggak bisa apa-apa bestie" kekeh kanara.

"Lo jahat banget jadi temen gua"

"Nggak usah banyak bacot loh, noh di belakang di tungguin sama suami tercinta Lo" ujar kanara.

Acha pun menoleh benar saja di belakangnya sudah ada Atra yang menunggunya, sembari melambaikan tangannya.

"Hua...Ra, gua nggak mau nikah sama dia" Acha mulai meneteskan air matanya.

DIA LAUT Where stories live. Discover now