03: Lima Detik

1.1K 224 26
                                    

Xiao Zhan mungkin masih marah karena tindakan Yibo semalam. Setelah mengusir Yibo keluar dari kamar, lelaki itu muncul dengan wajah tak ramah pagi harinya.

"Xiao Zhan, kau akan pergi ke mana?" Yibo membuntuti Xiao Zhan yang mampir ke meja makan untuk sarapan. "Aku minta maaf, tolong jangan marah lagi, ya?"

Xiao Zhan melahap bakpao isi daging dan teh hangat miliknya dengan tergesa-gesa kemudian beralih menuju garasi mobil.

"Xiao Zhan, ... Xiao Zhan?" Yibo terus mengikuti dari belakang. "Xiao--"

"Aku akan pergi bekerja," jawab Xiao Zhan sambil memutar badan, memberi tatapan geram. "Kau diam saja di rumah dan lakukan apapun yang kau mau."

"Kau akan pergi? Lalu, aku akan sendirian di sini."

"Bibi Muxia akan kembali lagi nanti untuk menyiapkan makan siangmu, jadi kau tidak sendirian."

Yibo duduk memeluk lutut di atas sofa. Pandangannya mengarah ke layar televisi yang menyala, namun pikirannya berkelana entah ke mana. Bibi Muxia terlihat fokus mengurus bahan makanan di ruang dapur, wanita yang tak banyak bicara. Yibo tak tahu apa yang harus ia lakukan, merasa bosan tanpa kehadiran Xiao Zhan.

"Bibi," sapa Yibo yang akhirnya memutuskan untuk menghampiri Muxia yang bersiap memasak. "Kapan Xiao Zhan pulang?"

"Terkadang sore, terkadang malam. Kadang lebih awal atau terlambat. Tergantung berapa banyak pekerjaannya," jawab Muxia dengan ramah. "Apa Anda merindukannya?"

Muxia menyempatkan diri menggoda sang majikan dengan kedua tangannya yang sibuk.

Yibo mengangguk murung. Ia memperhatikan bagaimana cekatannya tangan Muxia memotong daging selagi memantau sayuran yang sedang dimasak.

"Apa makanan kesukaan Xiao Zhan?"

Muxia adalah pelayan yang sudah lama bekerja untuk keluarga Xiao sebagai juru masak. Karena Xiao Zhan sangat menyukai kepribadian dan masakannya, Muxia memenuhi permintaan Xiao Zhan untuk ikut dengannya ke rumah baru dan menjadi pelayan di sana.

"Tuan muda itu tidak memiliki makanan yang ia sukai secara khusus, ia memakan apa pun yang kumasak dengan lahap. Ia memiliki ketergantungan pada masakanku karena merasakan kecocokan."

Yibo mendekat dan berkata dengan semangat, "Bibi, tolong ajarkan aku memasak?"

Muxia sangat terbuai dengan semua pujian yang ia terima dari Xiao Zhan. Sanjungan tulus yang tak bisa ia dapatkan dari orang lain itu membuatnya begitu posesif terhadap reputasinya di mata tuan muda. Ia tak mau mengambil resiko sekecil apa pun untuk kehilangan itu.

"Tidak, tidak ada yang boleh memasak untuknya selain aku," jawab Muxia dengan wajah tegas dan pisau yang tembus menyayat talenan.

Yibo yang merasa terancam segera menjaga jarak dan memberi anggukan patuh.

"Dari pada memasak, kenapa Anda tidak melakukan aktivitas lain saja? Seperti menyiram dan merapikan tanaman kebun di sana, tempat yang harus selalu cantik setiap kali tuan muda Xiao Zhan ingin menikmatinya."

Hari yang panjang bagi Xiao Zhan akhirnya berakhir sebelum larut malam. Ia pulang dalam keadaan lelah berat, menekan bel rumahnya beberapa kali, tak sabar untuk segera terpejam dan menghilangkan pegal di sekujur tubuhnya.

"Selamat datang di rumah kita!" Yibo menyambut ceria setelah membuka pintu dengan tergesa-gesa.

"Jangan menggangguku," balas Xiao Zhan sambil berjalan lesu mengabaikan sekitarnya.

"Apa kau sudah makan? Masih ada sisa makan malam yang bibi Muxia simpan untukmu."

"Tidak, aku sudah makan di kantor."

MY IDIOT HUSBAND [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang