Part 8

5.2K 377 1
                                    

"Tiiit... titttt"

Suara alarm membangunkan pemuda yang sedang bermimpi.

"eungh.. apaan sih masih pagi juga " pemuda tersebut bangun namun hanya untuk mematikan alarm. Dia melanjutkan tidurnya lagi.

"Sayang, ayo bangun. Udah siang loh ini, emang kamu gak sekolah" teriak wanita berumur tiga puluh berniat membangunkan putra nya. Ya wanita itu bernama Ariel.

Sedangkan yang di dalam terbangun dan membalas teriakan Bunda nya.

"Iya bunda, Adit sudah bangun kok" teriak Adit

"Bunda tunggu di bawah sama ayah" teriak Bunda Ariel

Lalu bunda Adit berjalan meninggalkan kamar Adit dan kembali ke meja makan, dimana di bawah sudah ada sang suami.

"Kamu sudah siap?" tanya bunda Ariel

"Sudah sayang, kamu masak apa?" ujar ayah adit atau Amar

"Aku hari ini masak nasi goreng. Kamu mau dibuatin kopi?" tanya bunda Ariel lagi

"boleh"  jawab amar

"yaudah kamu tunggu sebentar, aku lanjutin masaknya dulu baru buatin kamu kopi" suruh Bunda ariel

"Pagi Buundaa, ayaah" teriak Adit dari arah tangga dan berlari.

"Tyo, jangan lari sayang nanti jatuh" perintah Ayah nya adit

"hehe" ringis Adit karena takut ayah nya marah

"sudah berapa kali ayah bilang sama kamu, kalau di tangga jangan lari-lari nanti jatuh" khawatir amar kepada putra tunggal nya.

"Iya ayah, Tyo minta maaf" Cicit Adit sambil nunduk

Dari arah dapur Bunda Ariel berjalan ke meja makan dan memberikan secangkiir kopi untuk ayah Amar, karena tadi dirinya mendengar teriakan² lalu menanyakan ada apa

"ada apa ini?" tanya ariel

"itu anak kamu, di bilangin ngeyel" jawab amar dengan muka yang terliat marah.

"Kenapa sayang?" Tanya Ariel kepada putranya

"Tadi Tyo lari pas ditangga. Tyo minta maaf bunda udah buat khawatir" ujar Adit pelan dengan mata yang sudah berkaca²

"Bunda maafin, tapi lain kali jangan diulang ya, anak pintar" pengertian Ariel

"Sana minta maaf sama ayah, terus bujuk. Bilang juga kalau kamu gak akan ngulangin lagi"ujar bunda Ariel

"Iya bunda" ucap Adit lalu berjalan menuju kursi ayahnya. Di samping ayahnya..

"Ayah, Tyo minta maaf udah buat ayah khawatir. Tyo gak bakal ulangin lagi" ujar Adit dengan pelan dan kepala yang masih tetap menunduk , dan jari yang dimainkan. Dirinya merasa takut.

Amar menarik tangan Adit lalu mendudukkan Adit di pangkuannya.

"Ayah bakal maafin kamu, tapi janji dulu gak akan mengulangi nya lagi. Kalau sampai iya ayah hukum kamu. Okey??" tegas Amar. Dan dibalas anggukan putranya.

"udah², ayo makan. Takutnya nanti kalian telat" ujar Bunda Ariel

"Iya bunda" ujar Adit

"Iya, sayang" ujar Amar

Mereka memakan sarapan dengan hening dan adit yang masih tetap dipangkuan sang ayah.

Setelah selesai makan Adit di suruh berangkat dianterin ayahnya, sebenarnya dia ingin menolak takut nya nanti ayah nya telat berangkat kerja, namun di balas dengan santai "Tenang ayah gak berangkat pun gak ada yang berani marahin ayah. Perusahaan kan milik ayah sendiri". pamer Amar. Dan pada akhirnya Adit terpaksa berangkat kesekolah di antar ayahnya.

[BL] Transmigrasi Little Boy || HiatusDonde viven las historias. Descúbrelo ahora