33. Laut

509 51 0
                                    

Seusai pulang sekolah, laut kembali mengajak kanara untuk pergi ke tempat anak-anak jalanan. Laut ada sedikit rezeki untuk mereka, walaupun tidak banyak namun Ia harap bisa bermanfaat bagi mereka.

"Terimakasih bang Laut dan kak Kanara" ujar Kahfi menerima amplop tersebut.

"Kapan-kapan kak Nara ajakin kamu ke bioskop mau?" Tanya kanara.

"Horeeeee mau banget kak" jawab Kahfi kegirangan sembari melompat-lompat di tempat.

Laut tersenyum kepada kedua sejoli tersebut, Ia pikir kanara tidak menyukai anak kecil. Ternyata dugaannya itu salah. Kanara sangat menyukai anak kecil, kerap kanara meminta adik kepada ibunya tetapi tidak kunjung di kabulkan, ternyata permasalahannya ibunya tidak punya suami.

Setelah itu mereka berdua memutuskan untuk pergi. Kahfi melambaikan tangannya kepada kanara dan laut begitupun sebaliknya.

Kanara terlihat sangat ceria hari ini. Melihat kanara bahagia, membuat laut bahagia. Bahagianya cukup dengan melihat kanara bahagia.

"Kenapa yah Lun, orang-orang nggak suka sama gua?"

"Karena mereka nggak pantas temanan sama bidadari kayak kamu, kamu terlalu cantik untuk mereka."

Laut meringis kesakitan ketika kanara memukul lengannya, Kanara terkekeh.

"Isssss....aku serius tau" ketus kanara, sembari mengerucutkan bibirnya.

"Aku juga seriusan Ra!!!"

"Kamu itu cantik banget, cantik. Cantik. Cantik"

Sederhana, namun mampu membuat kanara salah tingkah. Bahkan sekarang Laut bisa melihat pipi Kanara memerah.

Senyuman terukir dari bibir laut, Tangannya beranjak meraih pucuk kepala kanara lalu mengusap pelan rambut perempuan itu.

Jika boleh, kanara ingin sekali menghilang di dunia ini dan pergi ke planet mars. Tangannya terasa panas dingin, jantungnya berdebar dengan kencang. Perasaannya campur aduk. antara salah tingkah, marah, dan senang.

Perlahan kanara mulai menyadari, bahwa Ia perlahan mulai melupakan Tian. Tian dengan segala kenangannya. Ternyata tidak seburuk itu untuk move on.

"Lun, gua mau belajar mencintai lo!!!"

Kalimat yang barusan kanara ucapkan membuat laut tertegun. Ada rasa tak percaya namun Ia harus percaya. Ada apa dengan kanara, kenapa gadis itu tiba-tiba berfikiran demikian.

"Jika kamu memang mau belajar mencintai ku dan melupakan masa lalu mu. Itu tidak masalah, karena hati ini masih terbuka untuk kamu Ra"

Kanara yakin, bahwa ini bukanlah keputusan yang salah. Selama ini Ia buta, kanara tak pernah melihat perjuangan laut. Sampai pada akhirnya di titik terakhir, baru Ia menyadari hal tersebut.

Gua bakalan balas prasaan lo lun, sebelum maut memisahkan kita. Sebelum waktu terlambat, dan sebelum masa depan memisahkan kita.

"Ra, gua kangen ibu sama ayah..." Cicit laut.

"Kalo emang lo kangen ibu lo, anggap saja aku ibu mu. Aku akan memberikan perhatian layaknya seorang ibu sama kamu"

Laut tersenyum kepada kanara dan memeluk tubuh gadis itu, sebaliknya dengan kanara. Bohong jika Ia tidak nyaman ketika laut memeluknya.

"Gua sayang sama lo lun, terimakasih karena lo udah mau suka sama gua"



****

"Aku tidak akan pernah membiarkan kanara tinggal bersama kamu" ujar seorang pria paruh baya itu kepada Raina, ibu kanara.

"Gua nggak rela lo ambil hak asuh kanara, dengan adanya kanara gua nggak susah payah mencari pembantu"

DIA LAUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang