Wang Yibo dan Xiao Zhan memutuskan pindah ke sebuah perumahan yang tenang di Fairy City untuk memulai hidup baru setelah insiden yang menimpa Wang Yibo di sebuah klub malam. Mereka hidup damai dan bahagia, dan mulai menjalankan bisnis sebuah kedai k...
Wang Yibo membungkuk di atas wastafel, memuntahkan semua isi perutnya. Bunyi-bunyian aneh memantul di dinding toilet pria, disusul desis keras kran air yang dia nyalakan.
Sialan, payah sekali aku ...
Dia menekan lambung yang serasa terbakar, tenggorokannya berdenyut, dan kepalanya berputar-putar. Sudah hampir sebulan dia tidak datang ke tempat ini dan minum gila-gilaan. Biasanya toleransinya terhadap alkohol cukup bagus. Namun tidak malam ini.
Payah, payah ... umpatnya berkali-kali selagi satu tangannya bertumpu pada tepi wastafel.
Seorang pria masuk ke salah satu bilik toilet, melihat sekilas padanya tanpa berkomentar. Sikap tak peduli masih ditunjukkan saat ia keluar dan pintu terbanting di belakangnya. Pria mabuk di klub malam adalah pemandangan yang biasa. Masih beruntung dia tidak jatuh pingsan di atas meja sambil mengoceh tentang omong kosong.
Ini di luar kemampuannya. Wang Yibo tidak menduga bahwa minuman itu lumayan keras hingga kesadarannya nyaris kacau.
Pasti ada yang tidak beres, pikirnya.
Ada sesuatu yang lebih kuat menekan syarafnya selain alkohol, tapi ia tidak tahu apa itu. Matanya mengerjap-ngerjap saat semua objek tampak memudar. Tidak ada yang tersisa. Cahaya di ruangan toilet pria itu bergoyang-goyang, seolah-olah lampunya bergerak. Pandangannya mulai berbayang-bayang. Semuanya gelap dan kepalanya luar biasa pusing. Wang Yibo mencoba memusatkan perhatian, merayapi tepian wastafel, untuk menahan dirinya agar tetap stabil saat berjalan lambat menuju pintu. Namun kakinya sulit diajak bekerja sama. Tiba-tiba itu terantuk dan tubuhnya limbung ke satu sisi, terantuk keras pada sudut tajam wastafel sebelum jatuh berdebam ke lantai. Dia mengerang keras, mendengar suara terburu-buru, seolah ada orang lain menuju padanya. Dia tidak bisa melihat apa pun dan siapa yang datang. Apa yang dia rasakan hanyalah rasa sakit, kekosongan pikiran, dan semua terlihat kacau.
"Yibo! Astaga! Yibo, apa yang terjadi?"
Dari pintu toilet, seorang pemuda manis dengan setelan jas warna putih menghambur ke arah Wang Yibo. Pemandangan di lantai seakan bisa menghentikan napasnya. Ada noda darah di ujung tajam wastafel. Tidak banyak, akan tetapi cukup untuk menakutinya hingga lemas. Pemuda itu berjongkok dan meraih bahu Yibo, menempatkannya di atas pangkuannya. Disentuhnya pipi hangat pemuda itu, menepuk lembut dengan harapan Wang Yibo masih tersadar. Ketika itu ia merasakan cairan hangat menetes di telapak tangannya, dan saat ia mengangkatnya, ia bisa melihat bahwa itu adalah bercak darah dari luka gores di kulit kepala Yibo.
"Demi Tuhan, kau terluka. Aku akan membawamu ke rumah sakit."
"Jangan ... " pemuda yang dia kira telah jatuh pingsan itu rupanya masih sanggup memprotes.
"Ah, kau masih sadar," desah si pemuda manis.
"Mereka masih di dalam sana?"
"Siapa?"
"Kawanan berandal tengik. Aish, astaga ... kepalaku," erang Wang Yibo lagi.
"Ya. Aku melihatnya. Sebaiknya kita segera keluar dari tempat ini."
Pemuda berwajah manis itu berjuang mengangkat tubuh Yibo, menumpukkannya di bahunya. Dia butuh bantuan seseorang. Tubuh orang mabuk terasa lebih berat dibanding saat normal. Sayangnya, tak ada siapa pun yang kebetulan masuk ke dalam toilet.
"Zhan," desis Wang Yibo lagi dengan kepala kian berat dan berputar-putar.
"Jangan biarkan mereka melihatku."
Permintaan sederhana, tapi di posisi mereka saat ini, di lantai tiga sebuah gedung, akan cukup sulit menghindari pandangan orang-orang, terlebih jika mereka menggunakan elevator. Kecuali ...
"Kita turun lewat tangga darurat," bisiknya, lumayan tegang dan panik.
Kedua pemuda berjalan terseok-seok menuju satu arah di mana mereka bisa menemukan pintu tangga darurat.
"Tundukkan wajahmu," pemuda yang dipanggil Zhan berbisik lagi. Kini tatapannya mulai waspada, menyelinap perlahan di bawah lampu kelap-kelip yang temaram.
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.