35. Laut

577 50 0
                                    

Disini sekarang laut, di tempat makam kedua orang tuanya. Awalnya laut berniat ingin membersihkan kamar neneknya, namun Ia tak sengaja menemukan sebuah surat di dalam kotak hitam. Betapa terkejutnya ternyata surat itu untuk dirinya dan di sana lengkap dengan pesan sang nenek sebelum meninggalkannya, dan letak makam kedua orang tuanya.

Laut menatap sendu sembari memeluk batu nisan ibu nya dan bergantian lalu ayahnya. Kanara yang melihat itu pun merasa iba, Ia beruntung karena masih mempunyai kedua orang tua yang lengkap.

"Kenapa gua nggak pernah diizinkan bahagia, apa gua sejelek itu. Apa gua sebodoh itu, gua nggak pernah seberuntung  anak-anak lainnya." Ucap laut pelan.

Dia mendengus lalu terus saja menyalahkan dirinya atas semua ketidak kebahagiaan ini.

"Lun, lo hebat dan lo berhati malaikat" Cicit kanara.

"Gua manusia Ra, gua bukan malaikat" Titah laut.

"Dosa apa yang telah ku perbuat tuhan...
Aku lelah jika harus terus bersandiwara, seolah-olah aku anak paling bahagia"

Kanara dibuat tidak bisa berkata apa-apa, seolah-olah mulutnya terkunci, ketika melihat laut terus menerus memeluk dadanya.

"Gua anak yatim piatu" satu pukul mendarat di pipinya.

Laut memukul wajahnya untuk melampiaskan amarah dan kesedihannya.

"Gua nggak di izinkan semesta untuk bahagia" pukulan kedua di dadanya.

Cepat-cepat kanara memeluk laut, namun laut terus memberontak. Dan tidak membiarkan kanara untuk menghentikan aksinya.

"Pliss stop laut, lo itu berharga di mata gua, lo berharga di mata semua orang. Kamu karunia terindah yang di kirimkan tuhan. Untuk ku"

Mata kanara berkaca-kaca, mencoba meyakinkan laut.

Laut tidak bisa marah kepada kanara, mau seberapa marahnya Ia kepada perempuan didepan ini, Ia tetap tidak bisa membentaknya apalagi memarahinya.

"Gua sayang sama lo, gua mohon jangan lakuin hal bodoh itu" titah kanara.

Laut tidak merespon ucapan kanara, pandangannya hanya tertuju pada makam kedua orang tuanya. Laut memeluk lututnya, Ia menundukkan kepalanya. Tak disangkanya air matanya mulai berjatuhan ke lututnya.

Tangan kanan kanara mengusap bahu cowok itu. Pasti luka yang dialami cowok itu sangat sakit.

Tangan kanannya beranjak merogoh saku celananya dan meraih surat yang tadi pagi Ia temukan di kamar neneknya, Ia mulai membaca bagian sisa surat yang Ia baca dengan taletan. Tak ada satupun kalimat yang terlewatkan.

Untuk cucuku Laut

Maafkan nenek dan kakek karena semasa kami hidup belum bisa membahagiakan laut, maaf juga sekiranya kami selalu membuat mu sedih karena sifat kami kepada kamu. Nenek berperilaku seperti itu, agar kamu bisa menjadi orang yang sukses di masa depan nanti. Walaupun kamu tidak mempunyai ayah dan ibu tetapi kamu mempunyai kami yang tulus menyayangi kamu, walaupun cara kamu tidak baik dan tidak patut kamu contoh.

Maafkan nenek, nenek sangat menyayangi mu laut. Maafkan dosa-dosa yang telah nenek perbuat, doakan kami selalu, dan doakan kedua orang tua mu agar di tempatkan di taman-taman surga Allah.

Laut memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit luar biasa, kali ini sakitnya mampu Ia tahan karena tidak ingin tumbang didepan kanara. Laut meringis pelan ketika kepalanya terasa ingin pecah. Nafasnya terasa sesak dan dadanya terasa sakit. Pandangan mulai memburam.

DIA LAUT Where stories live. Discover now