01

278 31 8
                                    

Welkom bek bertemu lagi dengan saya manusia, kalau ada typo jangan lupa komen ohe papay🎧🐍




___________

Leona kembali kerumah dengan raut wajah yang kurang menyenangkan, bisa bisanya minta bayarin ke dia kenal aja enggak.

Leon melihat wajah adiknya itu membuatnya takut bertanya apa yang terjadi, tapi bodo amatlah yang penting kopi pesanannya nyampe Leon gak peduli kalo semisal Leona mau kayang di tengah jalan atau cosplay jadi ular gak peduli.

Leon menghampiri Leona yang sedang duduk di sofa ruang tamu. "Mana kopi dan gula gue?" Tanya Leon to the point.

Bismillahirrahmanirrahim yaAllah, tolong selamatkan hambamu ini dari cobaan yang begitu berat

"A-anu i-itu Bang Leona gak jadi beli ko--"

Belum selesai Leona ngomong Leon sudah menjauhinya. Leon berjalan ke arah Bunda-Nya yang ada di dapur sedang memasak.

"Ndaa"

Hanya satu kalimat itu Leona langsung menyusul Leon ke dapur dengan gemetar tiada ampu.

"Kenapa kak?" Tanya perempuan paruh baya itu.

Leon memberikan flashdisk kesayangan Leona itu yang berisi animasi Boboiboy tanpa rasa berdosa sedikitpun.

"Ini flashdisk yang kakak temuin di kamar Leona, pas dicek berisi hal hal negatif"

Tanpa rasa berdosa Leon mengadu ke Bunda maut tanpa memikirkan bagaimana nasib Leona selanjutnya.

"Enggak Ndaa Leona mana berani nyimpan kayak gitu, serius demi Cecep"

Perempuan paruh baya itu menghembuskan nafas kasar. "Ndaa ngak marah"

"Ha?" Leona dan Leon kompak sambil melihat ke arah satu sama lain.

Bunda melanjutkan masakannya. "Hukumannya besok kamu ada di pesantren"

"Ndaa kalo mau hukum Leona gapapa asalkan jangan kesitu, ngak pasti Ndaa lagi bercanda atau Leona yang salah denger" Leona menggeleng gelengkan kepalanya tak habis pikir apa yang ada dipikiran Bunda-Nya saat ini benar benar kacau buat Leona.

"Kamu enggak salah denger atau Bunda lagi bercanda, besok kamu bakal ada di pesantren"

Leon langsung tertawa mendengar perkataan Bunda-Nya niatnya cuma bercanda tapi akhirnya dipenjara.

"Gue turut bersuka cita yah adikku tercinta, terlope muah muah" Leon langsung pergi dengan kegirangan sampai mengatakan 'akhirnya gak ada yang rame lagi'.

Leona tidur di lantai dan berguling guling tidak jelas karena hukuman kali ini begitu syulit. "Leona hukum aja disini Ndaa jangan di tempat itu, Leona gak mau ninggalin motor Leona, ninggalin tukang bakso, tetangga yang ikut campur, tukang martabak, Leona gak mau"

"Mau gak mau harus mau, atau ngak Ndaa mati" Ancam bunda mengambil pisau didekatkan ke lehernya.

"Anjir jangan kek gitu lah Ndaa gapapa Leona kayang di tengah jalan atau mau diapain, tapi plis jangan bawa Leona ke penjara"

"Oke Ndaa mati"

Leona langsung menghentikan pisau itu walaupun tau itu hanya candaan tapi Leona tidak sanggup yang namanya kehilangan Lagi.

Leona menggaruk kepalanya dengan kasar terpaksa ia harus menurutinya. "Iya, iya Leona mau tapi kan gak mungkin Ndaa alasan Ndaa mau kirim Leona ke pesantren cuma gara gara itu, terus sekolah Leona gimana?"

"Ndaa terus terusan dipanggil sama wali kelasmu karena kamu selalu buat onar entah itu bolos, tidur di kelas, ketahuan ngerokok, berantem" jelas si Bunda dengan berat hati ingin menangis dengan ujian yang diberikan padanya tapi disisi lain ia harus mendidik putri-Nya itu agar tidak senasib dengan dirinya.

Pesantren Unlimited EditionTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon