CHAPTER IV - Fearless

290 121 350
                                    

Chapt 4~

****

Gue tekejut mendapati kamar Yuna yang kosong tak berpenghuni. Sesaat perasaan mendadak panik karna terlintas akan kondisi Yuna. Dan dengan langkah super cepat gue menuju ruangan Dokter yang menanganinya.

"Jun." Gue masuk ke ruangannya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"BEGULATUK!" Dia yang selalu dengan umpatan bahasa daerahnya, "Mau kagetin ketuk dulu dong!"

"Kamar Yuna kosong? Pindah ke kamar mana dia?"

"Oh.. itu kemarin malam orangtuanya jemput dia. Mau pindah penanganan yang lebih bagus katanya,"

"Hah? Terus lo ijinin?"

"Ya gimana, kemauan keluarga. Hak penuh atas pasien."

"Tapi Yuna kan belum pulih sepenuhnya?"

"Udah agak mendingan sih, dibanding awal dia kesini."

"Ya gak bisa gitu dong, Yuna kan... dia..."

"Kok lo nyolot sih? Gue yang nangani dia.. jadi gue taulah perkembangannya gimana?"

"Ah, sial!"

Gue pergi dari ruangannya menyisakan rasa kesal yang membuat dirinya bingung. Gue sempet mendenger dia memanggil nama gue berulang kali namun gue gak gubris. Gue juga gak ngerti sebenarnya gue lagi marahin apa sekarang?

"Lu kenapa, Hos?!"

"Hoshi?!"

*******

Gue duduk gusar di atas kursi kerja gue, kok jadi semrawut gini sih? Terus gue kudu apa sekarang? Gue punya utang janji sama Yuna buat jumpain dia sama bokap, tapi gue kehilangan jejak dia?

Ponsel gue berdering, gue lihat nama bertuliskan Lord Wuzi bertengger di panggilan masuk,

"Kenapa?"

"Sibuk lo? Gue di rumah makan padang depan RSJ nih, makan siang sini."

Wuzi emang paling sering ngajak dadakan begini. Sempat mikir sejenak sebelum akhirnya meng-iyain ajakan dia. Gue langsung lepas snelli yang di pakai lalu menuju ke tempat tujuan. Sampe disana cukup terkejut ketika melihat penampakan mobil asing yang jarang terparkir di RSJ.

"Anjir, mobil baru lo? mantep banget, Zi."

Itu adalah kalimat pertama yang gue ucap saat masuk dan duduk di depan Wuzi. Laki-laki pendek itu sedang makan prekedel plus teh anget. Mobil elit, makan pelit.

"Dapet dari Batam tuh, gratis ongkir."

"Syopi kali ah, bangke." Dia terkekeh sejenak sambil menyeruput teh nya,

"Gue denger, lo uda jenguk bokap lo ya?"

Gue mengangguk, "Parah sih kondisinya, gue pasrah aja."

"Dan lo juga biayai pengobatan bokap lo yang nunggak?"

"Lo tau darimana sih anjir, cepet banget informasi ke elo. Pasti si curut sih ini."

Dia senyum nyengir, "Lo gapapa?"

"Kalem cuk, agak lega. Setidaknya tanggung jawab gue sebagai anak sebatas materil aja." ujar gue sambil baca menu makanan. Jadi Rumah Makan Padang ini juga menyajikan menu pesanan lain seperti nasi goreng, mie goreng, ayam penyet atau 3T. Dan gue belum pesen apa-apa karena sebenarnya lagi gak selera makan apapun.

Wuzico Arayhan Adhyaksa, Dokter Ahli Emergensi di UGD RSJ. Koneksinya luas dan cepet banget kayak jaringan XL Axiata. Latar belakang keluarga yang gue tau dari si mayat berjalan ini adalah anak konglomerat. Bokapnya salah satu pengusaha yang memilki perusahaan multinasional group. WE:A Group Corporate. Dimana Perusahaan yang dikelola beragam, ada yang bergerak dibidang Media & Televisi, ada juga Industri Pengolahan Makanan, Perbankan sampai punya Rumah Sakit Umum bergengsi taraf Internasional. Kita juga sering nanya kenapa Wuzi malah jadi Dokter di Rumah Sakit lain bukannya di Rumah Sakit bokapnya sendiri, dia selalu jawab itu perusahaan bokapnya, bukan urusan dia.

DE JIVA (END)Where stories live. Discover now