01 • Are You Okay?

108 8 8
                                    

Happy reading, Love!


^^^

"Ryujin?" panggil Yeji saat memasuki ruang kesehatan dengan bibir mengerucut juga muka masam. Satu-satunya insan dalam ruangan itu memandangnya heran setelah fokusnya beralih dari beberapa obat-obatan yang sedang ia kemas.

"Kenapa?" tanya siswi bernama Ryujin itu dengan senyum tipis hiasi bibir.

"Aku lelah!" dengus Yeji selagi menghempaskan pantat pada tepian kasur.

"Apa karena Yeonjun lagi?"

Ryujin tahu pasti alasan sang sahabat bisa berubah layaknya anak kecil dari karakter aslinya yang terkesan dewasa-bijaksana-dan kalem.

Yeji pun menghembuskan napas berat dengan kasar. "Iya. Kamu tahu, aku tadi lihat dia dan Ye Won jalan berdua?!" adunya.

Ryujin mengambil posisi di sebelah Yeji yang menunduk. Masih bersama simpulan senyum yang sama, ia memandang sekilas persona Yeji. "Kenapa kamu tidak bilang aja, sih, kalau kamu suka dia."

Tentu, siapa pun pasti akan terkejut dengan ide gila itu. Apalagi Yeji sadar bahwa banyak saingan di luar sana. Dan yang paling membuatnya tidak mungkin melakukannya adalah ketidaktahuannya mengenai apakah Yeonjun mengenalnya seperti dirinya mengenal kapten basket tersebut.

"Apa kamu gila?!" protes Yeji tidak terima. "Jika dia menolak, mau ditaruh di mana mukaku, Ryujin?!"

Mendengarnya, Ryujin tertawa. Namun tidak dengan Yeji. Dia semakin memamerkan bibir bebeknya. "Daripada kamu terus seperti ini. Katanya lelah. 'Kan lebih baik kasih tahu, biar cepat lega."

"Apa itu akan berhasil?" Berbinar, sorot mata Yeji menggambarkan keraguan. "Bagaimana kalau ternyata dia sudah punya pacar dan dia sekolah di sini juga? 'Kan jadinya seram." Yeji bergidik ngeri kala halusinasi seorang siswi yang diam-diam menjadi pasangan manusia yang kini menjadi topik diskusi melabraknya penuh murka.

"Dia single, kok," sahut Ryujin yang membuat Yeji segera menoleh padanya.

"Apa benar? Tapi, bagaimana kamu tahu?"

"Beomgyu yang bilang." Jawaban itu malah membuat Yeji langsung tersenyum penuh goda. Lengkap dengan lirikan dan sikutan kecil pada lengan Ryujin. Sang lawan kini menatap Yeji dengan alis bertaut. "Apa, sih?!" ketusnya.

"Apanya yang apa?" timpal Yeji seolah tanpa masalah.

"Ih, jangan mulai, deh!" ingat Ryujin.

"Iya, iya." Yeji memilih untuk mengalah. Dia membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. "Menurutmu, bagaimana dengan Beomgyu?"

"Yejiii?!" panggil Ryujin sarat akan kegeraman. Jangan lupakan ekspresi datar nan mengintimidasi tersebut. Menyeramkan untuk yang lain, tetapi tidak untuk Yeji.

"Aku serius, Ryujin! Aku hanya ingin tahu bagaimana menurutmu tentang dia."

Ryujin memutar malas bola matanya bersamaan napas terbebani berhembus. "Dia itu berisik," singkat tanpa tambahan.

"Itu saja?" heran Yeji.

"Yak! Apa yang kamu ekspektasikan, hm?" Gapitan ibu jari dan telunjuk itu berhasil menarik kedua pipi Yeji, gemas. Sang korban terus berusaha melepaskan diri selagi rintihan berulang-kali terucap. Merasa puas, Ryujin akhirnya mengakhiri aksinya. Tentu kedua pipi Yeji memerah bak tomat akibat ulah soulmate-nya sendiri. Melihatnya demikian, Ryujin tersenyum puas, sedang Yeji hanya pasrah selagi mengelus pipi-pipinya dengan muka yang semakin ditekuk.

Èvasion • Yeji&YeonjunWhere stories live. Discover now