12. Dua Minggu dan Berlanjut

532 64 10
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

"Gimana selama tinggal sama Jordan, Nak? Betah?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gimana selama tinggal sama Jordan, Nak? Betah?"

Serenade yang tengah duduk santai di sofa ruang tengah mengangguk semangat. "Betah, Ayah. Aku udah mulai adaptasi di sini. Tidurnya juga nyenyak, terus nggak kepikiran kerja sampai liburan selesai, sama rumahnya Jordan ini lebih sepi kalau malam. Jadi bisa fokus pas meeting online sama Greya," papar Serenade yang terdengar meyakinkan.

Ya, tidak ada yang ganjil juga dengan pengalamannya, sebab itulah yang Serenade rasakan setelah dua minggu tinggal di rumah Jordan sebagai istrinya. Meski hanya di rumah tanpa melakukan banyak kegiatan seperti saat masih lajang, Serenade tidak kehilangan gairah dan dia justru memanfaatkan waktu senggangnya untuk mengisi energi sebelum kembali bertugas sebagai MUA. Ditambah Greya sudah memberikan jadwal yang cukup padat untuk bulan depan, jadi Serenade tidak mau menyia-nyiakan waktunya meski yang dia lakukan hanya rebahan saja bersama Jordan.

"Terus dua minggu itu udah terbiasa juga jadi istri?" tanya Zaenal lagi, kali ini terdengar lebih serius sebab beliau belum percaya putrinya sudah menjadi milik orang lain.

"Udah," jawab Serenade sambil tertunduk malu. "Lumayan, lah," ralatnya. "Aku bisa masak buat Jordan, nggak telat bangun juga buat nyambut dia. Seringnya kami kerja sama, kayak buat nyuci atau beres-beres rumah. Enggak tahu deh nanti kalau udah balik kerja. Tapi sejauh ini aku sama Jordan udah terbiasa sama hubungan baru, Ayah. Jadi, jangan khawatir, ya. Nanti pas balik kerja juga pulang kok ke rumah Ayah."

Dibanding mengkhawatirkan Serenade yang sudah dipercayakan pada Jordan, Zaenal lebih banyak merasa kesepian karena beliau sendirian selama di rumah. Well, tidak sepenuhnya sendiri karena Ilyas sekeluarga sempat tinggal satu minggu untuk menemani Zaenal. Namun, di minggu berikutnya, Zaenal harus jauh lagi dari anak-anaknya yang sudah berkeluarga dan paling sedih saat Serenade tidak di rumah.

Zaenal jadi harus beradaptasi untuk melakukan apa-apa sendiri, termasuk saat makan dan menonton televisi yang seringnya membosankan. Tidak mudah, tetapi Zaenal tetap senang mendengar Serenade bahagia dengan pernikahannya. Memang baru dua minggu, belum bisa jadi tolak ukur sebuah rumah tangga dikatakan bahagia. Kendati begitu, Zaenal tetap berdoa agar Jordan dan Serenade merasakan hal baik saja dalam pernikahan, dijauhkan dari cobaan yang akan mengguncang pernikahan mereka.

"Udah dulu, ya. Ayah mau beli makan."

"Ayah nggak masak?"

"Mana bisa Ayah masak?" keluh Zaenal. "Mau makan aja udah syukur banget."

"Ihh, harus makan!" Serenade bicara tegas. "Awas ya kalau aku lihat Ayah kurus pas pulang. Nanti aku cekokin makanan banyak biar berisi lagi."

Zaenal tertawa cukup lantang sebab tahu Serenade tidak pernah main-main soal makanan. Zaenal mengiakan saja, lalu memutus panggilan setelah tidak ada lagi yang perlu mereka bicarakan.

EvanescentWhere stories live. Discover now