Our Own

137 17 5
                                    

Takeaway

●○●○

Jungkook dalam suasana hati yang buruk.

Park Jimin, tunangannya tidak pula berusaha membujuknya untuk pulang selepas argumen mereka. Menjadikan Jungkook semakin dongkol dan enggan bahkan sekedar mengingat wajahnya.

Dan disinilah dia. Taman kota. Musim gugur sedang menerjang Swiss. Dedaunan orange hingga cokelat tua berjatuhan dari pohon, menghiasi tanah.

Jungkook merogoh saku jaketnya kemudian mengeluarkan sebatang rokok. Tunggu, ada yang salah. Saku kiri diraba, tidak ada. Saku kanan, kosong. Sial, dia lupa membawa pemantik. Pasti ketinggalan di hotel. Jungkook menghela napas, bahkan keadaan tak mengizinkannya menghisap nikotin untuk sekedar melepas stress.

"May I help you?"

Suara itu membuatnya menoleh. Jungkook menemukan seorang pria berkacamata berdiri di sampingnya. Netra mereka bertemu, saling menjebak dalam tatapan asing yang baru Jungkook rasakan.

"Maaf?" Sadar tidak sadar, Jungkook baru saja berucap dengan bahasa Korea.

"Oh?" Pria itu mengangkat alis. "Rupanya kita berasal dari negara yang sama."

Jungkook tertegun. Tak begitu menangkap perkataan lawan bicaranya, sebab sudah terlebih dulu terlena. Pria dalam balutan kemeja putih dan coat hitam itu memiliki tampang menawan. Tinggi mereka kemungkinan sama, namun suaranya yang berat menunjukkan sisi jantan. Menjadikan Jungkook kesal karena harus mengakui kalau lelaki ini sungguh rupawan.

"Butuh bantuan?" Rokok di jemari Jungkook dilirik sekilas, sebelum korek api dikeluarkan dari saku coatnya.

Jungkook mengerti. Cukup paham dengan budaya penduduk Eropa yang kebanyakan memang ramah dan terbuka pada orang asing. Yeah, meski pria ini sempat berkata bahwa dia juga dari Korea.

Batang nikotin diapit jemarinya, lalu diletakkan disela bibir. Yang lainnya peka. Maju dua langkah untuk kemudian membantu memantik api pada sudut rokok Jungkook.

"Terimakasih." Jungkook tersenyum tipis selepas menghembuskan asap pertama.

Senyumnya dibalas.

"Tidak masalah."

Jungkook menggigit bibir dalamnya. Entah mengapa ini membuatnya ingin marah. Atas seberapa besarnya pesona yang dikeluarkan pria itu kala ranumnya melengkung ke atas untuk membentuk senyuman. Jantungnya terketuk, rasanya salah namun debaran itu ada.

"Aku Jeon Jungkook."

Dia bahkan tidak mengerti mengapa dia harus memperkenalkan diri. Seingat Jungkook, dia bukan tipe yang suka berbicara dengan orang tak dikenal. Hanya saja, rasanya sayang jika pembicaraan berakhir sampai disana dan pria itu pergi begitu saja. Karena nampaknya, pria ini punya banyak urusan, dan tak akan membuang tiap detik yang berharga.

"Kim Taehyung." Tangannya terulur, mereka berjabat sesaat. Selepasnya, tawa pelan terdengar darinya. "Ah, rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali bertemu dengan orang Korea."

Jungkook terkekeh. Mereka bahkan tak perlu repot-repot menggunakan bahasa formal. "Kau menetap disini?"

Taehyung mengangguk. Menatap sekitar taman, angin berhembus meniup daun-daun. Langit tidak begitu cerah, namun mendung tak mendakan akan turunnya hujan. Musim gugur yang nyaman. Ia selalu suka baunya.

Takeaway | tk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang