Apakah Kamu Takut?

66 11 1
                                    

Yoongi bisa merasakan kepedihan Yeri hanya dari tatapan matanya yang berkaca-kaca—perasaan kecewa karena diperlakukan tidak adil

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Yoongi bisa merasakan kepedihan Yeri hanya dari tatapan matanya yang berkaca-kaca—perasaan kecewa karena diperlakukan tidak adil.

"Aku menyesal telah menyia-nyiakan masa mudamu yang berharga untuk pria tak berguna sepertiku," bisik Yoongi. Lagipula, dia memang salah dari sudut pandang Yeri. Seharusnya, jika masih mencintai Yeri, seharusnya sejak awal ia menolak perjodohan dengan Soojung. Itu akan adil untuk semua orang.

"Aku pikir kita bisa memulai dari awal lagi. Kupikir, jika aku memaafkanmu, kamu juga akan memaafkanku," lanjut Yeri sambil menatap Yoongi dengan matanya yang berbinar. Dia mengguncang tubuhnya menuntut jawaban ... yang adil.

"Maafkan aku, Yeri! Namun, aku yang sekarang juga memiliki tanggung jawab lain," kata Yoongi dengan suara lembut.

"Dan mengapa kamu memilih Soojung, Yoon? Mengapa kamu memilih wanita yang baru saja datang ke dalam hidupmu? Bukan aku yang sudah bersamamu selama bertahun-tahun?" Isak tangis Yeri semakin deras, menatap Yoongi dengan kebencian yang mendalam. Ia menggigit bibirnya, berusaha berhenti menangis. Namun, hatinya terkatup rapat mengingat masa lalunya bersamanya.

Waktu ketika Yoongi menghujaninya dengan cinta yang meluap. Waktu ketika mereka mendiskusikan berapa banyak anak yang mereka inginkan. Waktu ketika Yoongi menjanjikan masa depan bersama.

"Kalau saja bayi ini tidak ada, apakah kamu masih bisa mencintaiku dengan tulus seperti dulu, Yoon?" tanya Yeri kemudian, menatap Yoongi dengan intens. "Apakah karena bayi ini kamu berubah dan memilih Soojung daripada aku?"

"Apa maksudmu, Yeri?" Pikiran buruk melintas di benak Yoongi. Kedengarannya Yeri berencana untuk menyingkirkan bayi itu.

"Haruskah aku menggugurkan bayi ini, Yoon?" Tangisan Yeri semakin deras. Wanita itu tidak bisa lagi menahan rasa sakit di dadanya.

.....

"Yeri, jangan berpikir omong kosong!" kata Yoongi panik. "Jangan lakukan hal buruk pada bayi itu. Dia tidak bersalah. Kamu akan menyesal nanti!"

"Apa yang kamu katakan, Yoon? Kamu tidak mencintaiku seperti dulu lagi. Kamu memilih Soojung. Lalu bagaimana denganku? Apakah kamu akan membuangku begitu saja saat kamu menjalani hidup bahagia dengannya?" Semakin lama, dada Yeri semakin terasa sesak. "Seharusnya aku menyadari mengapa kamu selalu ragu ketika orang tuamu mendiskusikan pernikahan kita. Itu sebabnya kamu selalu menolakku untuk tinggal di rumahmu."

"Yeri, dengarkan aku! Bayi itu punya ayah. Dan aku perlu tahu siapa dia sebelum memutuskan masalah kita. Itu sebabnya aku tidak mengatakan apa-apa tentang ... pernikahan kita," Yoongi meraih bahu Yeri dan mencoba memahaminya. "Jaehyun perlu tahu yang sebenarnya, Yeri. Terlepas dari apa yang dia dan kamu putuskan untuk lakukan nanti. Kamu perlu mendiskusikan masalah bayi itu dengannya."

Mata Yeri membulat. "Jaehyun?" Dia menyeka air matanya dengan tergesa-gesa. Dia tiba-tiba berhenti menangis karena terkejut. "Jadi… kamu sudah tahu siapa ayah bayi ini?"

BILLIONAIRES WITH BENEFITSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora