O2; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

98 29 0
                                    


𓆩 NEGERI HANTU 𓆪

Tak jarang Rino ikuti diskusi bersama mahasiswa lainnya, termasuk ketika menghadiri diskusi penting terbatas di Palem Kecut. Mahasiswa dari berbagai kampus Yogyakarta diundang untuk ikut serta dalam diskusi penting ini, termasuk dirinya dan Herjuno; teman seperjuangannya.

Namun sayang, sehari sebelum hari-h, tiba-tiba saja serombongan Intel dan beberapa polisi serta aparat kodim menggrebek Palem Kecut. Beberapa anggota kami dibawa untuk diintrogasi. Mereka kembali dilepas keesokan harinya karena merasa tema diskusi kami tidak berbahaya. Walau bagaimana pun, menyebarkan informasi menggunakan selebaran memang agak rawan.

"Mas, besok ikut, 'kan?"

Rino tersadar dari lamunannya. Ini sudah Minggu ke sekian sejak ia tak menginjakkan kaki di rumah. "Besok? Oh, iya, ikut." Sepertinya lalat-lalat norak itu sudah menjadikan Rino sebagai target. Situasi saat ini menyulitkannya untuk pulang. Untung saja Chandra memberikan mereka tempat untuk menginap. Ada Herjuno, Juan, Felix, Bimo, bahkan Aji. Hanya Sannan saja yang tak dapat izin untuk ikut serta bersama mereka.

"Kamu ikut, Ju?" Kali ini Felix bertanya kepada yang lebih muda; Juandra. "Ikutlah!"

"Nanti ketemu bapakmu lho, Ju." celetuk Aji. Tangannya sedang menciptakan mahakarya-menempelkan sesuatu seperti stiker di luar kerah almamater temannya di sebelah tulisan Rino the Kid yang memang sudah ada sejak awal. Sebentar, ini stiker kelinci?

"Ya, kenapa?"

"Rapopo ta?" timpal Bimo. Juan menjawab dengan anggukan. Memangnya kenapa kalau bapaknya anggota legislatif dan anaknya yang demo? Bagus 'kan? Kombinasi yang pas.

"Besok hati-hati, saling jaga satu sama lain." Sebagai yang tertua, Chandra memberi petuah. "Bener, Mas. Besok bakalan rame." Menepuk pundak Rino dan Herjuno, Felix ikut mengingatkan.

Herjuno tersenyum pada Felix, kemudian menatap Rino dan Chandra bergantian. "Harus hati-hati. Sudah banyak yang hilang, Mas. Desas-desusnya mereka diintrogasi di suatu tempat."

"Ndak heran. Ini kan negeri hantu. Banyak yang hilang, banyak yang dihilangkan. Coba nanti kita bongkar tabiat buruk tikus-tikus itu. Kalau sudah terbongkar, mereka juga biasanya jadi hantu!" Bimo tergelak atas candaannya sendiri. Aji ikut tertawa, menepuk-nepuk punggung Bimo. "Takut, yo? Makanya hilang. Hahaha!"

"Heh, heh. Udah, udah bercandanya, kita siapkan keperluan untuk besok." Rino membawa kembali rekan-rekannya menghapi kenyataan. Lawan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata, dan ini bukan saatnya untuk main-main.

Memang benar, perang yang paling menyiksa adalah perang melawan saudara sendiri. []

ii. negeri hantu, straykids✔Where stories live. Discover now