Side Story 1

106 20 2
                                    

Sorry for typo(s)!

---

"Dua puluh delapan... Dua puluh- Dua puluh sembilan... Tiga puluh!"

Suzy membuka matanya dan mendongak setelah menghitung. Di bawah sinar matahari musim semi yang hangat, taman yang rapi mulai terlihat.

Dia mendengar suara gemerisik di suatu tempat, tapi dengan cepat menghilang.

"Jadi, dari mana aku harus mulai?"

Dia bergumam keras sambil melihat sekeliling, seolah-olah dia ingin seseorang mendengarnya. Tawa cekikikan yang terdengar seperti dibawa oleh angin musim semi bisa terdengar di suatu tempat. Suzy diam-diam menggerakkan kakinya untuk menemukan sumber kebisingan.

Setelah beberapa waktu, dia menemukan dua kaki kecil yang bergoyang-goyang di antara pepohonan taman.

Tapi masih terlalu dini untuk menangkapnya. Dia berjalan di sekitar taman, berpura-pura kesulitan menemukan mereka sehingga anak itu bisa menikmati ketegangan.

Suzy berbicara dengan keras, berpura-pura lelah, memeriksa di belakang pohon dan di balik hamparan bunga, kedua tempat itu jelas tidak memiliki apa-apa.

"Di mana dia bersembunyi? Dia juga tidak ada di sini!"

Setelah bertindak dengan caranya sendiri, Suzy mendekati pohon taman tempat dia menemukan kaki sebelumnya dan membersihkan dedaunan di kedua sisinya.

Rambut pirang dan mata biru danau muncul di bawah matahari musim semi. Segera, sepasang mata itu tertekuk seperti bulan sabit dengan senyum lucu.

"Ibu menemukanmu!"

Anak itu muncul dari antara pepohonan sebagai tanggapan atas teriakan Suzy. Suzy memeluk anak itu dan dengan lembut membelai bagian belakang kepalanya.

Tapi, ini bukanlah akhir.

"Jadi, di mana Knox?"

Anak pertama sedikit lebih menantang. Knox, yang kerap mengejutkan orangtuanya dengan perilaku luar biasa, bahkan tidak mempertimbangkan untuk bersembunyi di balik bangku atau di pepohonan seperti Eston, anak kedua.

Suzy memang menemukan kaki mungilnya menggeliat di bawah semak-semak. Dia merenungkan bagaimana anak sulungnya meremas dirinya sendiri di dalam.

Lupa bahwa dia sedang bermain dengan anak-anak, Suzy menyentuh dahinya. Tidak mungkin anak yang merangkak ke sana dalam kondisi baik. Dia yakin bahwa wajah, pakaian dan rambutnya akan benar-benar berantakan.

Suzy berlari ke semak-semak tanpa berpikir untuk berakting untuk anak itu.

"Ibu menemukanmu, Knox!"

Dalam sekejap, Suzy mengulurkan tangan dan menarik anak itu dari semak-semak. Seluruh tubuh anak itu dengan cepat tertutup tanah, seperti yang sudah dia duga.

Pakaian anak itu tertutup rerumputan dan debu, yang dikibaskan Suzy sebelum mendesah melalui giginya.

"Kau yang jadi sekarang setelah ibu menemukanmu."

"Tidak, tidak."

Knox segera membantahnya.

"Apa maksudmu?"

"Aku bukan Knox."

Anak itu berbohong dengan wajah kurang ajar.

"Aku Eston, Bu."

"Apa? Ibu menemukan Eston tadi, dia brsembunyi di antara pepohonan."

Suzy menunjuk ke pepohonan di taman tempat anak kedua ditemukan sebelumnya. Eston, yang berdiri di sana beberapa saat sebelumnya, tidak lagi terlihat.

Unrequited Love [END]Where stories live. Discover now