Bab 10

440 136 27
                                    

LUKA Bab 10

Pulang dari rumah sakit, Bryan mengantar Kamaisha dan Fajar sampai rumah. Bryan mengobrol dengan Fajar sambil berjalan kaki sementara Kamaisha di belakang mereka.

Di belakang Kamaisha, Jordan membawakan barang belanjaan Bryan untuk Fajar berupa mainan dan pakaian. Ketika Kamaisha sibuk menjenguk Venus, rupanya Bryan mengajak Fajar berbelanja di toko mainan dan toko baju di sebelah kanan dan kiri cafe seberang rumah sakit.

Sejujurnya, Kamaisha teramat takut. Takut Fajar akan lebih menyukai Bryan daripada dirinya.

“Bu, ayo!” Fajar tiba-tiba berbalik lalu meraih dan menggenggam tangan Kamaisha. Sementara tangan satunya digandeng Bryan. “Kalau jalan bertiga kan enak,” ucap Fajar terkekeh membuat Kamaisha mengerutkan kening sementara Bryan mengangkat kedua alisnya.

“Kenapa?” tanya Bryan penasaran.

Fajar menggeleng dengan senyum memperlihatkan gigi depannya yang tanggal. “Nggak apa-apa.”

Bryan lalu mengusap kepala Fajar dengan sayang.

Berjalan kaki bergandengan seperti ini pasti membuat para tetangganya salah paham, tetapi Kamaisha tidak tega untuk melepaskan tangan putranya.

Sesampainya di rumah, Jordan membawakan barang belanjaan ke ruang tamu, lalu segera keluar lagi. Sementara Bryan masih mengobrol dengan Fajar.

“Om Bryan sama Om Jordan, ayo masuk.”

“Om harus kembali ke rumah sakit buat temenin Tante Venus, Fajar.” Bryan mengusap kepala Fajar.

“Oh, iya, salam ya Om buat Tante Venus karena udah jadi pahlawan buat aku sama Ibu!” Fajar tampak cemberut. “Padahal aku pengen ketemu Tante Venus.”

“Kalau Tante Venus udah pulang ke rumah, Fajar boleh jenguk.”

“Beneran, Om?”

“Iya.”

Fajar bersorak. Kemudian ia melambai saat Bryan dan Jordan keluar dari gerbang area kontrakan.

Sementara Kamaisha hanya mengangguk singkat kepada Bryan yang menatap ke arahnya sebelum lelaki itu berbalik dan tidak menoleh lagi.

Kamaisha mengembuskan napas letih. Sejak di perjalanan pulang dari rumah sakit hingga beberapa detik lalu, Kamaisha sangat tegang karena berada di dekat Bryan sampai-sampai sekarang punggungnya terasa sakit.

 “Bu, tau nggak, aku sama Om Bryan itu sebelas dua belas, loh.”

Kamaisha yang sedang membantu Fajar membongkar kardus mainan, mengerutkan kening. “Maksudnya gimana, Nak?”

Fajar cengar-cengir. “Om Bryan itu suka banget makan buah sama minum susu stroberi, sama kayak aku, Bu.”

Jantung Kamaisha berdenyut dan perutnya terasa mulas.

“Tadi kan makan di kafe, terus kami makan kue yang ada stroberi di atasnya sama minum susu stroberi, Bu. Soalnya kan Om Bryan tanya aku sukanya apa, eh ternyata sama loh, Bu. Kata Om Bryan, kami kayak anak kembar.”

Kamaisha hanya tersenyum menanggapi.

“Terus, Bu, Om Bryan juga doyan banget kue kacang, sama kayak aku. Makanya Om Bryan kasih aku ini.” Fajar mengangkat stoples kue kacang yang isinya tinggal separuh dengan riang.

Kamaisha tadi sempat melihat Pak Bryan mengeluarkan stoples itu dari tempat penyimpanan tertutup yang berada di antara kursi Pak Jordan dan Pak Bryan, lalu membawanya turun dari mobil. Saat itu Kamaisha hanya mengerutkan kening dengan bingung. Ternyata, lelaki itu berniat memberikannya kepada Fajar.

Luka by EmeraldWhere stories live. Discover now