6. Teman

32 18 10
                                    

Untuk ukuran Abian, memiliki teman adalah sebuah kesenangan tersendiri bagi Abian meskipun ia tidak tahu bagaimana rasanya. Akan tetapi pasti menyenangkan bisa saling berbicara satu sama lain, saling bercanda, saling tertawa.

Rasanya itu semua membuatnya sangat iri.

Bahkan room chatnya hanya kontak bunda dan bang Deon saja tidak ada yang lain. Bahkan grup kelas pun ia tidak ada karna mungkin tidak ada yang tau nomornya.

Tidak ada yang spesial hari ini. Seperti biasa, Abian belajar dan tadi ia sempat mengganti baju karna terjatuh disebuah genangan air saking licinnya lapangan bola tadi. Hari ini juga tidak
Ada yang membully dirinya.

Sukurlah.

Hari ini sedikit tenang dari hari biasanya menurut Abian apalagi langit-langit sedang mendung.

"Eh, nih tugas gue sama Herin cewek gue. Tolong kerjain awas ya lo, kalo salah." Ancam Haikal yang selalu langganan memaksa Abian untuk mengerjakan PR nya.

Abian hanya menangguk pasrah, tidak mungkin melawan, Bisa mati.

Abian membawa buku itu kedalam tasnya dan beranjak pergi dari kursinya.

Tidak ada lagi orang, namun hari ini jadwal ia piket jadi harus piket terlebih dahulu sendirian.

3 teman jadwal piketnya tidak akan pernah membantu jika seperti ini.

Sebelum membersihkan kelasnya ia memutar lagu dari sebuah band terkenal yaitu cigarrates after sex.

Akhir-akhir ini ia sedang menggilai lagu-lagu dari band itu.

Untuk informasi kalian, Abian ingin sekali menjadi penulis lagu terkenal yang dinyanyikan oleh artis terkenal nantinya.

Semoga.

Akhirnya semua pekerjaannya selesai dengan cepat.

Abian akhirnya bergegas pergi dari kelasnya untuk bekerja di kafe bang Deon lagi.

Ketika melewati kelas X Ipa 5 Abian mendengar sebuah hantaman meja terjatuh pada lantai membuat Abian agak kaget mendengarnya.

Abian penasaran namun ia tidak berani melihat kedalam.

Ketika kaki Abian ingin berjalan seolah-olah tidak peduli ia harus terdiam lagi ketika mendengar suara batuk-batuk yang berasal dari dalam kelas XI Ipa 5 itu. Akhirnya, kaki Abian bergerak mendekat pada kelas itu untuk mengintip apa yang terjadi didalam sana.

Mata Abian langsung terbelalak kaget melihat salah satu cowok yang ia kenal berandalan sekolah itu sedang tergeletak lemah memukul-mukul dadanya kuat sembari batuk.

Abian langsung mendekat pada anak laki-laki itu dengan cepat dan membantunya untuk duduk kembali dan memberi sebuah botol minum pada anak laki laki itu.

Abian mengeluarkan bukunya lalu menulis dengan panik di atas kertas sana.

"Garta, kamu kenapa?" Tulis anak itu menunjukkan tulisan jeleknya itu pada Garta.

Garta hanya memberi tatapan sinis pada Abian setelah meminum air yang Abian beri tadi.

"Gausah sok peduli lo" ucap Garta sensi.

Abian menulis lagi pada bukunya.

"Aku bener-benar bertanya, kamu kenapa? Apakah kamu sakit?" Tanya Abian lagi.

"Kalo iya kenapa? Lo mau ngetawain gue yang penyakitan ini? "

Abian langsung menggeleng cepat sambil menyilangkan tangannya.

"Ayo aku ajak kamu ke rumah sakit, wajahmu pucat."

"Gausah, gue muak sama rumah sakit."

Abian melotot marah lalu menggeleng pelan.

Rumah AbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang