" Tes... tes.... ekmmmm... assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.... bismillah hirohman hirokhim..... Sugeng rawuh Kulo aturaken dumateng sesepuh, pinisepuh ugi tamu undangan ingkang kawulo hormati, ..... Dumateng keluarga besar Kang mas Janu Sudibyo ugi kang mas Jefry Jatmiko..... Nderek mangayubagyo sarta mamuji kebaking kabingahan dumateng temanten kekalih anggenipun nglampahi silaning akrami, Mugi Gusti Allah tansah maringi kawilujengan , dadoso keluarga ingkang sakinah mawadah warahmah... Amin... Awit ing dinten meniko dados dintenipun Mbak Ayu Hera Ciptaning Tyas ugi kakang Mas Maraka Sheva Saputra, ingkang sampun sah dados suami-istri secara agami ugi Negari, irah denenipun susunan acara ing enjing meniko injjih.... Walimatul akad ingkang sampun kalaksanan sak derengipun Niki, upacara Panggih, ugi sungkeman... Monggo Kito awiti acara meniko kanthi ngucap bismillahirrahmanirrahim........" ( Tes...tes.. ekmm Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh... Bismillahirrahmanirrahim... Selamat datang kami ucapkan kepada sesepuh pinisepuh dan juga para tamu undangan yang saya hormati, kepada keluarga besar Kang mas Janu Sudibyo dan juga kang mas Jefry Jatmiko.... Ikut berbahagia serta ikut bersuka cita untuk kedua mempelai pengantin untuk menuju sebuah rumah tangga yang baru... Semoga Gusti Allah selalu memberikan kesehatan dan kebaikan... jadilah keluarga yang sakinah mawadah warahmah... Amin... Karena hari ini adalah harinya mbak Hera Ciptaning Tyas juga mas Maraka Sheva Saputra, yang baru saja sah menjadi suami-istri secara agama dan negara, adapun susunan acara pada pagi hari ini adalah.. walimatul akad yang tadi sudah terlaksana sebelum ini, dilanjutkan dengan upacara Panggih, lalu dilanjutkan dengan sungkeman... Mari kita mulai acara ini dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim..... )
Jadi setelah akad tadi Hera sama Maraka langsung dipisahkan lagi... Terus bajunya juga diganti kalau tadi Maraka pakai beskap putih dengan wiron jarik Sidomukti coklat dengan sedikit sentuhan warna keemasan sekarang ganti pakai beskap hitam dengan wiron Sidomukti batik putih dengan sentuhan warna keemasan juga serta keris dibelakangnya dan juga blangkon dengan warna yang senada dengan warna wiron jarik. Sedangkan Hera pakai kebaya beludru yang dimodifikasi sampai menjuntai kelantai juga pakai wiron Sidomukti yang sama dengan Maraka.
Saat ini Maraka sudah berada didepan tenda pernikahan, ia langkahkan kakinya masuk kedalam tenda pernikahan dengan diapit oleh ibu dan bapaknya dibelakangnya ada eyangnya beserta adik-adiknya yang menjadi groomsmen lalu diikuti oleh keluarga besar dari Maraka.
Jatra membawa kembar Mayang juga yang sama seperti dengan punya Hera.
Setelah keluarga besar Jatmiko masuk... Disusul dengan keluarga besar Sudibyo, Hera diapit oleh ibu dan bapaknya dibelakangnya ada Hendra dan Dita.. sama Hendra juga bawa kembar Mayang , dibelakang Hendra baru ada keluarga besar Sudibyo yang lain.
Keluarga besar Sudibyo dan Jatmiko masuk dengan iringan gamelan Jawa.
Berada ditengah-tengah mereka dipertemukan. Saling berhadapan....Acaranya selanjutnya adalah liron kembar Mayang, atau bertukar kembang Mayang. Pertama-tama Jefry dulu yang memberikan kembar Mayang yang dibawa oleh Jatra kepada Janu. Lalu setelahnya Janu yang menyerahkan kembar Mayang yang dibawa Hendra ke Jefry. Liron kembar Mayang sendiri memiliki makna menyatukan cipta, rasa, dan karsa bersama dalam mewujudkan perdamaian, kebahagiaan serta keselamatan.
Setelah acara liron kembar Mayang kemudian acara gantal, gantal adalah daun sirih yang digulung kecil, kemudian diikat dengan tali atau benang putih. Ada sekitar 7 gantal yang digenggam oleh Maraka dan juga Hera. Keduanya saling melempar gantal secara bergantian, dimulai dari Hera kemudian Maraka dan seterusnya. Prosesi ini mempunyai makna supaya godaan-godaan yang datang akan hilang karena terkena lemparan tersebut.
Acara selanjutnya adalah pecah pamor, nampan berisi telur ayam kampung dan disebelahnya ada kendi yang berisi air kembang... Nampan diletakkan didepan Maraka, Maraka melepaskan selop yang ia kenakan sedangkan Hera sudah mulai mengambil posisi berjongkok di depan Maraka. Maraka menginjak telur itu sekali dan langsung pecah, diiringi dengan tepuk tangan dan godaan-godaan dari para tamu undangan. Prosesi ini sebagai simbol bahwa seksualitas kedua pengantin, berarti sudah pecah pamornya.

YOU ARE READING
Enaknya Hidup Di Kampung???? ( Slow Update )
General FictionSiapa bilang hidup di kampung tuh enak??? Belum pernah ngerasain jadi bahan ghibah sekampung??? Apa aja dikomentari!!! Cerita ini cuma daily life aja.... Bukan cerita yang rumit... Cuma yang ringan-ringan dan related sama kehidupan sehari-hari...