Bagian 4

1.7K 154 19
                                    

Assalamu'alaikum semua, afwan yah baru lanjut lagi hehehe soal nya baru ada waktu. Ujian juga udah selesai jadi libur sebulan yaudah aku sempetin buat lanjut tapi maaf yah kalau part ini agak pendek jangan lupa votenya biar aku ngetik ceritanya tambah semangat:)
Maaf kalau banyak typo.

*🦋🦋*

Di dalam kamar nya fachreel terus memikirkan hal yang tidak sengaja ia ucapkan pada balqis semalam. Tanpa sadar dirinya mengucapkan hal itu untung-untung balqis tidak mendengar apa yang fachreel ucapkan, coba saja kalau dengar? Taruh di mana muka fachreel malam itu, tanpa sadar memuji senyuman balqis.

"Haaaa..." hembusan nafas panjang terdengar, fachreel menjatuhkan tubuhnya ke kasur hari ini sungguh melelahkan.

Punggung tangan ia angkat untuk menutup bagian wajahnya, sekarang fachreel hanya butuh waktu istrahat, yah itu saja.

Tok tok tok.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar pada pintu kamar fachreel, fachreel yang hampir saja pergi ke alam mimpi terbangun karna suara ketukan itu.

"Assalamu'alaikum, ini umi sayang. Umi boleh masuk?" tanya wanita paruh baya  yang masih berdiri tepat di pintu kamar.

Ketika mendengar suara itu fachreel dengan cepat bangun dari tempat tidur nya untuk membukakan pintu.

"Wa'alaikum salam umi, umi gak perlu pake izin kalau masuk ke kamar fachreel. Umi langsung masuk aja gak papa, kamar fachreel gak pernah kekunci, kecuali fachreel lagi keluar" umi Fatimah tersenyum ke arah putra sulungnya, mereka berdua pun masuk ke dalam.

"Makan dulu yah sayang, dari tadi belum makan kan?"

"Gak ada nafsu buat makan umi"

"Sedikit saja, nanti umi suap"

"Nah, kalau gitu fachreel mau" wajah sumringah putra sulungnya membuat umi Fatimah geleng-geleng kepala.

Fachreel pun menerima tiap suapan makanan dari umi Fatimah dengan lahap hingga tidak ada yang tersisa, sampai tak sadar jika di ambang pintu tiga orang lelaki sedang memperhatikan dirinya.

"Eleuh-eleuh anak sulung umi ternyata manja banget yah" husein langsung masuk begitu saja di sertai wajah tengil nya, ingin sekali fachreel mencakar wajah adik nya yang sungguh menyebalkan kan itu.

Bukan hanya husein, tetapi ada gus jaiz beserta kyai,yang bernama lengkap muhammad zakir al-zain itu tertawa dengan ledekan si bungsu.

"Ternyata umi kalian ada disini, pantas saja abi cari ke seluruh ruangan tidak ada. Ternyata lagi manja-manja sama si sulung"

"Acieee abi cemburu ma anak sendiri"

"Ha? Nggak tuh, ngapain abi cemburu?" Kyai langsung menarik umi Fatimah untuk masuk ke dalam pelukannya, membuat ketiga putra nya yang menyaksikan itu geleng-geleng kepala.

Tak mau kalah, husein ikut mendekap tubuh jaiz yang berdiri tepat di sampingnya "sayang bang jaiz deh" sifat childish husein muncul begitu saja membuat kyai, nyai dan kedua abangnya ikut gemes. Lalu jaiz ikut mendekap tubuh husein, senyum simpul serta kekehan singkat keluar begitu saja karna tingkah adik nya.

"Utututu.... Sayang husein juga" suara gelak tawa saat ini memenuhi kamar fachreel, sederhana namun penuh makna.

***

Beralih kekamar santri wati terlihat gerombolan gadis asik berkumpul karna ada salah satu dari mereka baru saja dapat kiriman dari orang tua, siapa dia? Yaps zahra. Nah jadi mereka ngumpul karna zahra mau bagi-bagi lauk maklum lah santri gitu harus berbagi sesama teman, kan gak baik kita udah makan enak tapi yang lain enggak, jadi harus solid. Setelah acara bagi-bagi lauk selesai ada satu bungkus kotak kecil yang zahra temukan dalam tas kiriman nya, karna alih-alih penasaran ia mengambil kotak itu lalu membuka nya.

JODOH BALQIS [Slow Update]Where stories live. Discover now