2. ambisius

896 87 2
                                    

°AMBISIUS°

~<•>~

Dua hari sebelum tes di mulai.

(Name) menarik rambutnya dengan kasar untuk melampiaskan rasa lelahnya. Jam menunjukan pukul 4 dini hari, dan dia belum beranjak sama sekali dari tempat belajar nya sejak pulang sekolah pukul 4 sore.

Ia berusaha menahan mati-matian rasa lelah dan kantuknya, dia tidak akan segan-segan untuk memukul kepalanya sendiri saat hendak ketiduran.

Yoojin yang belum tidur sama sekali dan sedang berada di ruang tamu menatap pintu kamar (name) dengan tatapan khawatir. Sejak kemarin (name) memang menginap di mansion yoojin, alasan nya karna menurut (name) di mansion yoojin lah yang membuat ia selalu fokus.

Yoojin khawatir, (name) belum makan bahkan belum keluar kamar sama sekali. Piring berisi makanan yang ia letakan di meja sebelah pintu kamar (name) pun masih sama, tak berpindah sekali pun.

Yoojin menghela napas dan beranjak berdiri, ia melangkah kan diri mendekati kamar gadis itu. Tangan nya terangkat untuk mengetuk pintu itu dengan pelan, takut mengganggu.

Tuk

Tuk

"(Name) kamu sudah tidur?"

Hening.

Sama sekali tak ada jawaban, yoojin perlahan membuka pintu itu yang tak di kunci sama sekali. Pemandangan yang pertama ia lihat adalah seorang gadis yang duduk di kursi belajar dengan kepala menunduk, dan beberapa buku yang berserakan di sekitarnya.

Yoojin menghela dan perlahan mendekati gadis itu, "(name)?"

Yoojin heran saat panggilannya sama sekali tak di jawab. Namun rasa heran nya itu berganti, menjadi rasa terkejut saat melihat darah segar mengalir cukup deras dari hidung (name). 

"Astaga (name)! Kamu kenapa?" Tanya yoojin dengan panik dan memegang kedua bahu gadis itu, membuatnya membalikan tubuh menghadap yoojin.

(Name) berusaha menepis tangan yoojin dengan tenaganya yang lemah, tangannya yang lain bergerak mengambil tisu untuk menghentikan mimisan nya itu.

"Ayo ke dokter!" Yoojin hendak menggendong (name), namun segera di tepis oleh gadis itu.

"Aku gapapa yoojin..."

Yoojin tau itu adalah kebohongan, karna siapapun yang melihatnya keadaan gadis di depan nya ini pasti mengatakan bahwa ia tidak baik-baik saja.

Yoojin tidak peduli dan tetap menggendong (name) meski ada penolakan, namun penolakan itu seketika hilang saat gadis itu pingsan di pelukan nya.

"(Name)!"

•••

Yoojin menyandarkan punggung Di sofa. Ia memijat pelipisnya yang terasa pusing, kacamata nya ia taruh di meja dekat sofa.

Keadaannya cukup kacau saat ini, dengan kemeja putih penuh darah di dada, rambut yang berantakan, dan guratan-guratan kelelahan yang terpampang jelas di wajahnya.

Ia menatap pada gadisnya yang tengah tertidur pulang di ranjang rumah sakit, dengan selang infus yang berada di tangannya.

Attract Love || Lookism X Reader ||Where stories live. Discover now