25. PERGI TANPA PAMIT

165 22 3
                                    

"Sumpah Ray, perasaan gue gak enak banget dari kemaren."

Sonya menatap Raya dan Winda bergantian, "Kalian baik-baik aja kan?" mata Sonya lalu beralih pada para anak cowok yang hanya memperhatikan. "Kalian juga kan?"

"Cie nanyain," canda Abimanyu.

"Gue lagi gak pengen bercanda Bim." balas Sonya serius membuat Abimanyu malu sendiri dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa sih Son? Coba cerita pelan-pelan," Hesa menopang dagu menatap tepat di mata Sonya yang memancarkan kekhawatiran.

"Gatau, sumpah demi apapun. Perasaan gue gak enak banget ini, nanti kita jadi jenguk Aca kan?"

Angkasa mengangguk, "Iya jadi."

"PERMISI, ABIMANYU SAMA CHANDRA NYA ADA?"

Mereka semua kompak menoleh pada Jigar, anak kelas sebelah yang tadi berteriak.

Abimanyu dan Chandra yang merasa dipanggil berdiri lalu menghampiri Jigar, "Kenapa Gar?" tanya Chandra.

"Ada yang nyariin,"

Abimanyu mengernyit, "Siapa?"

Jigar menggeleng, "Gatau, dua bocah SMP. Katanya pengen ketemu sama kalian berdua,"

Mendengar kata dua bocah SMP membuat Abimanyu dan Chandra langsung tahu siapa gerangan yang sedang mencari keduanya.

"Mana anaknya?"

"Ada di depan gerbang, gue suruh masuk gamau. Samperin gih, kasian gue."

Chandra tersenyum kecut, "Andai lo tau gimana aslinya itu dua bocah, Gar." katanya yang tidak dimengerti oleh Jigar.

"Yaudah gue cuma mau sampein itu doang, gue balik ya." pamit Jigar lalu pergi menuju kelasnya.

Abimanyu dan Chandra saling melempar pandangan, kemudian keduanya kompak mengangguk seperti menyemangati diri sendiri. Siapa tahu kejadian waktu itu terulang kembali, jadi mereka sudah menata mental untuk menghadapi dua bocah kurang ajar itu.

Dan seperti yang dikatakan oleh Jigar sebelumnya, dua bocah SMP yang tidak lain dan tidak bukan adalah Haru dan Juan itu tengah berjongkok diluar gerbang sambil bermain pasir, terlihat seperti anak yang di tinggal oleh kedua orangtuanya.

"Woi cil," panggil Chandra membuat Haru dan Juan mendongak.

"Ngapa lo berdua nyariin kita? Kangen ya?" Abimanyu tersenyum jahil pada keduanya.

Tapi tidak seperti yang diharapkan, ternyata Hari dan Juan hanya diam sambil menatap mereka dengan ekspresi sedih, membuat Abimanyu dan Chandra heran.

"Kenapa deh lo berdua?"

Bukannya menjawab pertanyaan dari Chandra, Haru dan Juan malah menangis membuat mereka berdua kaget sekaligus panik, tidak lucu nanti jika mereka di tuduh tengah mencoba untuk menculik anak.

"Eh? Eh? Kok malah nangis anjrit, gara-gara lo nih Bim." Chandra menyenggol lengan Abimanyu.

"Kok gue anjing,"

Mereka berdua mulai saling menyalahkan, sampai suara parau dari Juan mengudara bersamaan dengan detak jantung mereka yang seperti berhenti sejenak.

"Kak Aca meninggal Bang,"

Chandra tertawa canggung, "Ha-ha, a-apasih? Kalau mau becanda gak lucu bawa-bawa mati,"

"Bener tuh, orang Aca masih sehat kok kemarin pas kita jenguk." timpal Abimanyu.

Haru dan Juan semakin menangis mendengar perkataan kedua teman kakak sepupunya itu.

"Bang, kita gak bohong. Kak Aca baru aja meninggal satu jam yang lalu," kali ini Haru yang bersuara.

Chandra dan Abimanyu terdiam membisu, berita ini terlalu mendadak bagi keduanya, bagaimana bisa Caca yang baru saja kemarin mereka temui dengan keadaan sehat tiba-tiba telah tiada? Tidak mungkin, ini pasti hanya akal-akalan Haru dan Juan saja.

"Gue, pengen ketemu Aca, sekarang. Gue pengen ketemu Aca! Bawa Aca kesini! Dia baik-baik aja, gausah ngomong sembarangan kalian. Gak lucu!"

Chandra mencengkram kuat bahu Juan yang bergetar, "Gue tau kalian bohong, jangan main-main sama yang namanya kematian. Aca baik-baik aja, dia sehat. Gak mungkin dia mati gitu aja!"

Chandra beralih pada Abimanyu yang menatap kosong tanah, "Iyakan Bim?! Aca pasti baik-baik aja kan?! Dia sehat kan?! JAWAB GUE BIM."

"Chan......, mereka gak bercanda Chan. Liat mata mereka,"

"GAK! Kok lo percaya aja sih sama kata-kata mereka? Mereka cuma bercanda Bim! Jangan ketipu,"

"GAK! GAK! GAK MUNGKIN ACA PERGI, ACA BUKAN ORANG YANG PERGI TANPA PAMIT. KALO DIA MAU PERGI HARUSNYA DIA PAMIT DULU SAMA KITA."

Chandra menjambak rambutnya sendiri dan terduduk, "Gak mungkin Bim, Aca gak mungkin pergi." lirih cowok itu pada akhirnya menangis.

"Gak, gak, gak. Ini cuma mimpi, iya Chan ini cuma mimpi lo doang ahaha."

Haru dan Juan tidak tahu harus bagaimana, mereka kesini hanya atas perintah Nanda untuk memberitahu berita kematian Caca karena wanita itu sangat tidak sanggup untuk melakukannya.

Abimanyu yang dari tadi diam itu tiba-tiba berlari sekuat tenaga menuju parkiran dimana motornya terparkir, Ia menyalakan motor itu dan langsung mengendarai nya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit meninggalkan Chandra yang masih menangis di depan gerbang sekolah dengan Haru dan Juan yang hanya bisa melihat.

"Bohong, mereka pasti bohong. Pas gue sampe pasti Aca masih napas, gue yakin."

Kata-kata penenang terus Abimanyu ucapkan dalam hati, berharap bahwa apa yang dikatakan Haru dan Juan hanyalah kebohongan semata.

Setibanya dirumah sakit Abimanyu langsung kembali berlari menuju ruang rawat yang kemarin Caca tempati, cowok itu menemukan Gema yang terduduk lesu dilantai rumah sakit dengan tatapan kosong saat Ia sampai.

"Ge! Aca mana? Dia baik-baik aja kan?!"

Gema tidak merespon sama sekali, "Gema jawab gue! Jangan diem aja!" sentak Abimanyu.

Mata sayu itu menatap Abimanyu, lalu tanpa diduga Gema memeluk tubuhnya sambil menangis, membuat sekujur Abimanyu kaku bagai es.

Tidak, tidak mungkin.

Tolong jangan katakan hal apapun pada Abimanyu, dia tidak ingin mendengar nya, sungguh.

"Aca udah gak ada, Bim."

Hancur sudah pertahanan Abimanyu, pada akhirnya dia hanya bisa menangis dalam pelukan rapuh milik Gema. Tangisan mereka terdengar begitu menyakitkan, sampai siapapun tidak akan sanggup mendengarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haiii, kemaleman nggak sih aku update nya? Maaf ya hehe.

Tinggal dua atau tiga chapter lagi bakal tamat yeayyyy.

Kali ini aku no komen ya hehe, sampai disini dulu, jangan lupa vote dan komen. Baibai ❤️

ECCEDENTESIAST [✓]Where stories live. Discover now