four

503 78 22
                                    

Langit cukup dipandang sebagai langit, jangan ada keinginan untuk menggapainya. Begitu juga dengan dia, pandang dia hanya sebagai kekasih temanmu, jangan ada keinginan untuk merebutnya.”

.

.

.

.

.

Sembari menunggu kedatangan Hilmi, Shennina membuka galeri di ponselnya. Disana terdapat album khusus yang Shennina namai dengan judul (H)appiness. Isinya merupakan kenangan-kenangan yang terlewati selama Shennina menjalin hubungan dengan Hilmi dalam bentuk foto dan video. Mulai dari foto waktu mereka berada di bangku SMP, lalu foto surat yang Hilmi tulis waktu pertama kali Hilmi mengatakan bahwa kekasihnya menyukai bagaimana rambut Shennina tergerai dengan indah dengan jepitan rambut yang tak pernah tinggal di sisi rambutnya. Mengingat momen itu membuat Shennina tersenyum malu-malu.

"Lucu banget sih kamu." gumam Shennina, lalu kembali menggeser layar untuk melihat-lihat foto yang lain.

Sampai akhirnya Shennina membeku ditempatnya duduk saat seseorang berdiri dihadapannya dan langsung menyiram tubuh Shennina dengan sebotol air mineral.

"Gimana rasanya disiram didepan orang banyak? Enak?" ucap seseorang yang Shennina tidak asing dengan suaranya.

Shennina mendongak. "Sialan!" maki Shennina pelan.

"Nggak usah jadi jagoan, mba. Kita sebelumnya nggak ada masalah, tapi karena lo tiba-tiba nyiram gue di depan asrama lo. Lo harus tau, saat itu juga lo punya masalah sama gue!" jelas Maya, membuat Shennina terkekeh garing.

"Uhhh! Takut." balas Shennina dengan raut wajah yang dibuat-buat takut, kemudian berdiri untuk berhadapan langsung dengan Maya. "Bangun, mba! Udah nggak jaman lagi semua lo ajak ribut cuman gara-gara cowok. Malu!" bisik Shennina, lalu tersenyum begitu sudah kembali menatap wajah kesal Maya.

Maya menunjuk wajah Shennina dengan tegas, namun tiba-tiba seseorang menepis tangan Maya dengan kasar.

"Lo punya masalahnya sama gue disini, jadi jangan pernah libatkan teman-teman gue yang nggak tau apa-apa. Kita selesaikan sekarang bareng cowok lo, dan setelah ini gue harap urusan kita selesai!" ucap Celine yang datang bersamaan dengan Hilmi.

Hilmi membantu merapikan kekacauan yang dialami Shennina karena ulah Maya, lalu tatapannya berubah tajam saat menoleh ke Maya. "Panggil cowok lo sekarang! Gue nggak bisa pukul cewek." geram Hilmi yang sudah kehilangan kesabarannya.

Shennina menarik tangan Hilmi agar menjauh dari Maya. "Aku gapapa." ucap Shennina dengan suara yang tenang.

Maya seolah tak gentar, gadis itu hanya menaikkan sebelah alisnya sebagai bentuk perlawanan.

"Ikut gue!" ajak Celine menarik tangan Maya agar menjauh dari Shennina dan Hilmi.

Menyisakan Shennina dan Hilmi yang sejak beberapa menit lalu menjadi tontonan, Hilmi langsung menelusuri pandangannya dengan tatapan dingin—seolah mengintimidasi orang-orang yang masih memperhatikannya dan juga Shennina.

"Aduh! Mana aku pakai baju putih lagi." gumam Shennina pelan.

Hilmi langsung melihat baju Shennina yang mencetak dalaman Shennina. "Sialan! Ini pakai hoodie aku." maki Hilmi sembari melepaskan hoodie yang dipakainya.

Shennina menghela nafas pelan, sejujurnya hoodie milik Hilmi itu kebesaran kalau sudah dipakai oleh Shennina, dan itu akan membuat Shennina makin kelihatan kecil jika sudah disamping Hilmi.

ASRAMA NO 99Where stories live. Discover now