Typo?
S: malik
U: azre
Tidak suka? Skip
.
.
.
.
.
.
.Azre. Pemuda bersurai biru itu sedang menatap kebawah dengan tatapan kosong. Ia habis bertengkar dengan kekasihnya
".. Sorry lik" Ia terdiam masih menatap kebawah saat tiba tiba sebuah flashback tentang kejadian lempar lemparan yang terjadi karena masalah yang terjadi diantara mereka
"Zre! Lu ngerti ga sih?! Gw capek habis pulang kerja! Bisa ga? Jangan ganggu dulu" Kekasih dari azre yang memiliki surai hitam gelap itu menatapnya sinis dan lelah habis bekerja seharian
Azre hanya terdiam dengan lelah menyirat di matanya. "Maaf lik..." Hanya itu yang bisa ia gumamkan sedangkan sangat lawan bicara sudah beranjak pergi ke kamar mereka
Yang ditinggal hanya duduk di sofa. Frustasi menunduk kebawah tanpa sadar setetes air mata jatuh dari manik indah itu
Ia mendecak pelan sebelum kembali beranjak dan berjalan ke kamar mereka
Ia membuka pintu itu pelan melihat malik atau kekasihnya telah terbaring tertidur di ranjang
".. Huh.." Ia menghela nafasnya sebelum berbaring di sebelah malik mencoba terlelap
Azre merasakan tangan lembut memeluknya dari belakang dengan salah satu tangan lainnya mengelus surai biru nya
Azre tersenyum lembut sebelum ikut tertidur
Saat ia terbangun ia tidak melihat kekasihnya itu di kasur sama sekali, seperti nya ia sudah pergi bekerja pikirnya sebelum turun ke bawah dan menyiapkan sarapannya. Ia memakan sarapannya mengingat awal awal mereka baru menikah saat malik masih humble dan lembut
Ia merindukan moment moment itu tanpa sadar setetes air mata turun. Ia terkejut dan mengelapnya kasar sebelum lanjut memakan sarapannya menonton TV yang ada di ruang tengah
Ia berpikir untuk menyiapkan makan siang untuk malik. Ia beranjak dengan senang ke dapur
Ia menyiapkan makanan kesukaan suaminya itu dan memesan grab untuk ke kantor suaminya
Saat sampai di depan bangunan tinggi berlantai dan terlihat megah ia langsung berjalan masuk menuju resepsionis
"Eun... Bisa saya tau lantai kerja tuan malik?" Tanya azre pada resepsionis itu yang langsung menjawab memberitahu lantai dimana malik bekerja
Ia menaiki lift dengan perasaan senang sambil membawa kotak bekal itu. Tidak sabar melihat malik
kotak bekal itu jatuh kelantai makanannya berserakan saat azre sampai di kantor malik
"L-lik?.." Azre menahan air matanya saat melihat Malik sedang dipeluk oleh wanita lain
Malik terdiam seribu kata melihat azre "z-zre g-.. Gw bisa.. J-jelasin" ucap Malik terbata namun azre langsung pergi begitu saja tanpa sepatah katapun
Air matanya tak bisa ditahan saat ia berlari menyusuri tangga dan turun ke lantai bawah tidak peduli siapa yang ia tabrak yang ia peduli sekarang hanya berlari ntah kemana
Air matanya mengalir deras saat ia berlari menyusuri kerumunan di jalan jalan saat menyebrang jalan
Ia terisak pelan saat menyusuri jalan jalan ramai itu sampai ia tak sadar bahwa ia tiba di sebuah gedung terbengkalai ".. Ini.. Dimana?" Ia masih terisak pelan sambil melihat ke gedung terbengkalai itu, ntah kenapa ia naik ke atas gedung itu
Saat sampai di atas atapnya ia merenung sebentar mengacuhkan ponselnya yang dari tadi terus berdering
Ia menenggelamkan mukanya di lututnya menangis sejadi jadinya untungnya keadaan disini sepi jadi tak ada yang bisa mendengarnya
Ia beranjak dari tempat nya duduk dan berjalan menuju ujung gedung itu
Sedangkan keadaan Malik sedang menelfon dan terus menelfon ponsel azre walau selalu diabaikan ia mengebut dengan mobilnya mencoba mencari azre kemana mana
"Shit.. Shit.. Shit" ia bergumam nafasnya berat masih dalam keadaan mengebut
Jantungnya berdetak kencang ntah kenapa firasatnya buruk kali ini "zre.. Jangan aneh aneh plis.." Ia memohon saat masih mengemudi itu
Saat itu juga ada telfon yang masuk dengan tercantum nama Azre di ponselnya ia langsung saja menjawab panggilan itu dan terdengar suara serak dan berat sepertinya ia habis menangis..
"Zre?! Zre lu dimana?" Tanya nya panik azre hanya diam tidak menjawab
"... Maaf lik.. Moga lu bahagia ya sama dia" hanya itu yang azre katakan sebelum hening seketika
"Zre?! Zre jangan macem macem! Lu dimana?!" Ia masih panik saat tiba tiba saja panggilan itu mati
Is mengemudi entah kemana arahnya saat melihat gerombolan warga mengelilingi sebuah bangunan kosong
".. Ck! Pada kenapa sih" Ia yang kesal dan penasaran akhirnya turun dan berjalan menuju gerombolan itu mendorong orang yang ada dijalannya untuk melihat pria bersurai biru itu berlumuran darah dengan ponsel yang tergeletak di sampingnya
"..." Ia terdiam seribu kata saat sebelum air matanya turun deras melihat kejadian didepan nya itu
"Z-zre...?" Ia terisak tak karuan saat warga warga itu menenangkan nya sedangkan ia berlari memeluk tubuh tak bernyawa azre dengan erat
Ia menangis sejadi jadinya saat warga warga setempat menenangkannya
Berdiri lah pria bersurai hitam itu didepan kuburan seseorang dengan mata sembab ".. I'm.. Sorry.. Zre.." Is bergumam pelan sebelum pergi dalam diam. Hari itu hujan deras ia memilih berjalan pergi ke rumahnya dengan azre itu
Saat sampai ia melihat wanita itu didepannya beranjak dari sofa dan berjalan pelan memeluknya "maaf... Maaf karna cece udah buat azre salah paham sampai seperti ini" wanita itu bergumam pelan
".. Gapapa kok.." Malik balik bergumam sambil memeluk balik wanita itu
End
Yaa aku ga bisa ngetik angst semoga anda puas dengan hasilnya
YOU ARE READING
Ytmci Oneshot(slow Up) ꕥ Close Request
Fantasy»WARNING!« -bl area -jika homophobic bisa skip -18+ (maybe) -angst? -some ship maybe you wouldn't like -sihlakan request(close smentara) Hehe baca ayok!