[JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA! DAN IKUTI ALURNYA SELAGI ON GOING]
Genre : Spiritual-romance
Ditulis pada : 13 Juni 2023
Dipublikasikan : 2 Mei 2023
Selesai :
________________________
Mendapatkan beasiswa ke Korea selatan adalah mimpi Hilal Al-Hab...
Cerita ini terinspirasi dari dua orang penulis yang mengambil tema tentang negeri ginseng, yaitu Korea selatan.
•Annyeonghaseyo Hilal•
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Anak-anak berprestasi ada keluarga hebat yang mendampingi_
_________
"Gus Hilal, jadi ambil beasiswa ke Korea?"
"Aku denger-denger beberapa hari yang lalu, nggak sengaja denger sih," cengirannya, menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Katanya Abi Yusuf sama Umi Halimah udah kasih izin." timpalnya lagi.
"Yaaa, gagal deh! Deketin calon imam."
"Calon imam, matamu! Belajar dulu yang bener."
Hilal melewati koridor dengan mendengar bisikan-bisikan yang mengarah tentang dirinya, ia tidak mengindahkan. Ia lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya.
Mata hitam miliknya fokus ke depan. Tempat yang akan ia tuju adalah rumah miliknya yang ada di ujung pesantren. Setelah sampai, Hilal mendorong pelan pintu masuk yang memang sengaja tertutup seperti itu.
"Assalamualaikum, Abi, Umi."
"Waalaikummussalam, Nak."
Hilal menyalami tangan milik Abi dan Uminya satu persatu. lalu setelahnya Hilal duduk di sofa.
"Ada apa, Bi, Mi?" tanya Hilal to the point.
"Begini, Nak..." Umi Halimah terlihat menatap suaminya sekilas. Setelah Abi Yusuf mengangguk, mempersilahkan sang istri untuk mengatakan tujuannya. Ia mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman.
"Kamu yakin untuk mengambil beasiswa itu, Nak?" Untuk kesekian kalinya pertanyaan itu di lontarkan oleh Umi Halimah pada Hilal. Bukan hanya Umi Halimah yang bertanya seringkali Abi Yusuf juga ikut mempertanyakan.
"Insyaallah, Hilal yakin Umi." jawaban yang sama, seperti sebelumnya.
Keduanya menghela napas. "Ya sudah, Jika kamu yakin. Umi dan Abi tidak bisa melarangmu lagi."
"Tetapi sebelum kamu pergi Umi dan Abi punya kabar baik untukmu." Umi Halimah menyerahkan sebuah foto pada Hilal.
Hilal menerimanya dan mengamati foto itu dengan alis tertekuk, bingung. "Dia siapa, Umi?"