Chapter 1

1.7K 78 0
                                    

Aku haus...

Larne berjuang untuk mengangkat kelopak matanya yang berat. Dia berusaha untuk bangun, tetapi tubuhnya terasa berat seperti kapas yang telah direndam dalam air. Dia baru saja bangun, tapi anehnya dia merasa sangat lelah. Dia paksa membuka matanya yang terus menutup.

"Ha, Marchioness telah bangun!"

Marchioness...?

Larne berkedip pada gelar yang sangat asing itu. Saat itulah kamar asing itu menarik perhatiannya. Terlebih lagi, rambutnya yang tergerai di dadanya berwarna putih. Sangat berbeda dengan rambutnya, yang aslinya berwarna merah muda. Bulu matanya bergetar karena terkejut.

Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi tenggorokannya terlalu tercekat untuk mengatakan apa pun. Larne mengangkat tangannya dan memegang lehernya.

"Madam, sangat beruntung tidak ada luka yang terlihat. Anda pingsan karena kaget, tapi kami khawatir karena Anda tidak bangun untuk waktu yang lama."

Telinganya tersumbat dan dia tidak bisa mendengar suara pelayan dengan baik. Ada sesuatu yang salah dengan tubuhnya.

Sejak awal dia memang tidak pernah sehat, tapi tidak pernah sesulit ini untuk bernapas seperti saat ini.

Ketika napas berat seperti meledak dari paru-parunya dan rasa sakit melonjak ke seluruh tubuhnya, pintu yang tertutup tiba-tiba terbuka dengan kasar.

Kepalanya berdenyut-denyut mendengar suara keras itu. Larne memejamkan matanya lalu membukanya. Pria yang mendekat tidak menyembunyikan rasa jijik di wajahnya. Menghadapi tatapan yang penuh dengan penghinaan, tubuh Larne secara alami menyusut.

"Trik macam apa yang kamu lakukan kali ini?"

Larne mengerutkan kening mendengar nada yang tajam itu. Suara ganas itu berdengung di kepalanya.

"Oh, Madam perlu istirahat, Master."

"......Istirahat?"

"Siapa, siapa...... siapa."

Ekspresi pria itu berubah saat mendengar kata-kata yang baru saja diucapkan Larne.

"Kamu bilang kamu akan menerima perceraian dengan patuh."

Perceraian...

Jelas, ini adalah pertama kalinya dia melihat pria ini atau mendengar suaranya, tetapi anehnya jantungnya berdebar kencang.

Selain itu, sulit untuk menahan tatapan dingin sedingin es. Larne membasahi bibirnya yang kering dan membuang muka. Saat dia masih meletakkan tangannya di lehernya, pelayannya yang cerdik menyerahkan segelas air. Pria itu tertawa saat dia menerima gelas itu dengan tangan gemetar.

"...Ha, pertunjukkan yang sangat klise."

Mendengar suara sarkastik pria itu, Larne berusaha keras tanpa lelah untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Namun pikirannya terus mengembara.

Kepalanya yang masih berdenyut-denyut membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik.

"...Siapa Anda?"

"Berapa lama lagi aku harus memainkan permainan konyolmu? Itu adalah alasan lemah yang kamu buat sebelum perceraian."

Pria itu benar-benar tidak bersikap baik. Dia menggigit bibirnya dengan keras saat mendengar jawaban yang dingin itu. Dia ingin memahami situasinya, tetapi pria itu tampak enggan bahkan untuk berbicara dengannya.

Frustrasi dan takut. Larne hampir menangis, tapi dia menahannya.

"Saya benar-benar minta maaf, tapi saya tidak mengingat Anda."

Pria Kakak PerempuankuOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz