Epilog

16 7 0
                                    

Setelah berjalan cukup lama diarea pemakaman, kini Haneul dan Namjoon telah sampai ditempat yang mereka tuju. Haneul langsung meletakkan buket bunga yang dibawanya ditempat peristirahaatan ibunya dan memberikan beberapa tangkai bunga lainnya ditempat Papa, Kakek, Nenek dan juga orang yang cukup berharga baginya.

Ia tersenyum dengan sangat cerah, iapun menatap kearah Namjoon yang sedang menatap dirinya juga. Haneul tampak sangat bahagia atas kunjungan mereka ini, hal itu membuat Namjoon yang ikut bersamanya pun turut bahagia.

“Halo semuanya, Neulie datang~! Maafkan Neulie yang baru berkunjung sekarang ya, terutama untuk Mama. Maaf. Tapi Neulie ingin memberi tau bahwa kalian adalah orang-orang yang sangat berharga bagi Neulie makanya sangat susah untuk Neulie melepaskan kalian, tapi tenang kok Neulie sudah bisa melakukannya karena selalu ada Papa yang ada untuk Neulie”ujar Haneul sambil menatap potret yang berada dikeempat makam itu seolah sedang berbicara dengan semua orang yang berada disana.

Kemudian Haneul berjalan kearah tempat yang sedikit berbeda, ia pun meletakkan bunga yang berbeda didepan potret fotonya. Haneul tersenyum ketika ia melakukan hal itu, mau bagaimanapun satu-satunya hal yang tidak bisa dilakukan anak ini hanya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

“Halo Moran Aunty! Terima kasih ya karena waktu itu sudah mencoba untuk menyelamatkan Mama dan juga Neulie, saat itu Neulie belum sempat mengucapkan terima kasih tapi Moran Aunty sudah pergi lebih dulu. Jika Aunty bertemu dengan Mama dan yang lainnya katakan bahwa Neulie dan Papa baik-baik saja ya? Neulie janji Neulie akan menjaga Papa dengan baik untuk Aunty”ujarnya lagi.

Setelah menyelesaikan urusannya dan berceloteh beberapa kali, Haneul pun langsung menghampiri Namjoon yang sedang berdoa dihadapan kedua orangtua nya seolah sedang meminta restu.

“Sudah selesai?”tanya Namjoon kala melihat Haneul yang sedang menatapnya saat ia membuka matanya.

“Eng!! Sudah selesai”

Namjoon pun segera menggendong Haneul dan membawanya kembali pulang sebelum cuacanya semakin dingin, mereka sudah teralu lama berada disana sampai tidak memperhatikan waktu yang sudah sore.

Haneul yang berada digendongan Namjoon pun akhirnya mengerti kenapa Papanya begitu menyukai mantel tua berwarna coklat ini, singkatnya Papanya merasa bahwa dirinya selalu dikelilingi oleh orang-orang yang berharga baginya karena ia selalu sedang memakai mantel ini kala ia kehilangan mereka secara satu persatu.

Mantel ini sangat berharga baginya, setiap orang yang mereka kunjungi tadi memiliki kaitan tersendiri dengan mantel yang digunakan oleh Namjoon ini, Haneul pun kembali menggembangkan senyumnya. Ia merasa bahwa Papanya ingin sangat manis sekali meskipun Mamanya selalu mengatainya bodoh (tau dari rekaman video masa kecilnya).

“Papa apa Papa tau? Neulie sangatttttttt sangat sangat menyayangi Papa”ujarnya secara tiba-tiba ditengah-tengah perjalanan mereka. Namjoon yang mendengar hal itu secara tiba-tiba langsung tersenyum dan sedikit menoleh pada putranya secara singkat.

“Memangnya sebesar apa rasa sayangmu itu sampai-sampai kau mengatakannya secara mendadak seperti ini?”tanya Namjoon.

Haneul terlihat berpikir sejenak untuk menggambarkan sebesar apa rasa sayangnya pada Namjoon yang selama ini selalu ada untuknya dan menjadikan dirinya prioritas utama diatas segalanya.

“Hmm.. sebesar cinta Papa pada Mama, Papa-ku, Nenek, Kakek, dan juga Moran
Aunty!!”jawabnya dengan semangat ketika mendapatkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan Papanya.

Untuk sesaat Namjoon terdiam, ia berusaha untuk mencerna perkataan Haneul padanya. Tapi sesaat kemudian ia langsung tersenyum dengan bahagia kala ia mengetahui artinya, arti dari perumpamaan yang dikatakan oleh putranya itu artinya Haneul sangat menyayanginya melebihi apapun yang ada didunia ini sama seperti Namjoon yang mencintai keluarganya tanpa batas.

Iapun mengusap kepala Haneul dengan tangannya yang bebas dari kemudi, ia senang karena Haneul mengungkapkan hal tak terduga seperti ini disaat hatinya tengah bergemuruh karena mengingat kenangan menyakitkan yang ia lalui dimasa lalu.

“Bagaimana jika kita membeli Chicken Wings untuk makan malam?”

“Setuju!!!”Haneul tambah bersemangat karena Namjoon menyebutkan menu favoritnya ini, entah karena apa tapi anak ini sangat menyukai olahan sayap ayam itu. Apapun keadaannya pasti ia tidak akan pernah menolak untuk memakannya.

Anak ini memang sangat mudah sekali bahagia, berbeda dengan dirinya dan kembarannya yang sangat sulit untuk menemukan kebahagiaan sederhana dihidup mereka. Sekalinya ada kebahagiaan itu malah menjadi saat-saat terakhir dihidup mereka seolah meledek bahwa mereka tidak bisa bahagia.

Terlepas dari hal itu Namjoon bersyukur karena Haneul tidak seperti dirinya ataupun kembarannya, anak ini selalu bahagia dan tersenyum bahagia. Ia tidak pernah menangis tanpa alasan dan merasa tidak bahagia atas apa yang dimilikinya.

Biarlah Namjoon yang menanggung seluruh kesedihan dan takdir buruk didunia ini untuknya, asalkan Haneul bisa tumbuh dengan bahagia sampai ia dewasa maka Namjoon tidak akan mempermasalahkan hal itu sama sekali karena ia tau jika Youngjun berada diposisinya pun anak itu pasti akan melakukan segalanya.

Bagi Namjoon dan Youngjun keluarga adalah segalanya, mereka menempatkan keluarga mereka sebagai prioritas utama dihidup mereka dibandingkan diri mereka sendiri.






To Be Countinue...

Hai, ketemu lagi diakhir cerita^^//
Cerita kali ini memanglah berakhir disini, tapi kasih sayang Namjoon kepada Haneul dan Haneul kepada Namjoon tidak akan pernah berhenti meskipun kematian dan kehidupan memisahkan mereka.

And sampai jumpa distory lainnya:>
Ily♡

Selasa, 13 Juni 2023
Moon _Kim12

[2] The Twins || Different [KNJ] 《End》Where stories live. Discover now