SIX

451 45 4
                                    

Lagi dan lagi haechan terbangun karena mimpi buruk, tapi syukurlah ia terbangun saat di pagi hari tidak seperti biasanya. Ia meregangkan otot-otot nya yang pegal.

Tunggu dulu, bukankah tadi malam ia sedang mengerjakan pr di meja belajar, lalu kenapa ia bisa terbangun di kasur miliknya?

Haechan buru buru bangun dan menghampiri meja belajar untuk mengecek pr miliknya yang entah itu selesai atau tidak. Ia kebingungan karena pr nya telah selesai semua. Padahal waktu malam ia hanya mengerjakan pr yang diberi jawaban oleh sahabat pendeknya.

Cklek.

Haechan langsung menoleh saat mendengar pintu kamarnya dibuka.

"Eh udah bangun?" Tanya jaemin menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Ya udah?" Bingung haechan.

Jaemin berdehem pelan. "Siap siap dulu, tadi bunda nganterin sarapan kesini." Ucap jaemin.

"Bunda lo?" Tanya haechan.

"Iya." Jawab jaemin lalu melangkah pergi dari kamar haechan. Haechan sendiri bingung, dan merasa canggung dengan jaemin sekarang.

Ah, sudahlah. Haechan pergi ke kamar mandi untuk bersiap diri.

Sekarang ia berdiri di depan cermin dan merapihkan rambutnya. Ia hari ini memakai hoddie nya yang berwarna abu, tidak lupa ia memakai parfum favorit nya.

Haechan berjalan turun menyusuri tangga dan segera ke meja makan untuk sarapan. Di meja telah terhidang beberapa makanan yang terlihat lezat.

Tak berlangsung lama, jaemin juga duduk di depannya. "Cobain, enak gak?" Ucap jaemin.

Haechan mengangguk lalu memegang sendok, mengambil sedikit makanan lalu menyuapkan ke mulutnya. Wah, ia langsung takjub dengan rasanya.

Pantas saja jaemin pintar memasak, bunda nya saja jika memasak seenak ini. Mommy nya juga jika masak enak sih, tapi ini berbeda.

Haechan mengangguk angguk. "Enak." Ucap haechan lanjut memakan makananya dengan lahap.

Jaemin yang melihat itu hanya tersenyum tipis lalu ikut memakan sarapannya.

"Oh iya, tadi bokap nyokap lo telpon gue nyuruh buat belanja bahan bahan di rumah sama lo." Ucap jaemin. Terlihat bukan? Orang tuanya haechan sangat percaya kepada jaemin.

Haechan mengecek handphone nya. "Gak ada tuh mommy daddy transfer." Ucap haechan.

"Transfer nya ke gua. kata orang tua lo, lo itu boros." Ucap jaemin yang hanya dibalas dengusan oleh haechan.

"Lo berangkat sama gue." Ucap jaemin membuat haechan bingung.

"Kenapa?"

"Kenapa? Motor lu kan rusak."

Haechan langsung terdiam. "ANJINGG gue lupa sumpah gara gara keasikan main game kemarin sama nonton horor dan juga sam-" Di pikiran haechan langsung terlintas aksi mereka berciuman membuat ucapan haechan terhenti.

"Dan juga apa?" Tanya jaemin.

"Lupain." Jawab haechan.

Jaemin diam sejenak, lalu mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti. Lalu tersenyum jahil kepada haechan.

Haechan yang melihat itu bergidik. "Kenapa lo? Kesurupan?" Tanya haechan.

"Chan, lo gak mau lanjutin yang kemaren?" Tanya jaemin sambil tersenyum mesum.

"L-lanjutin apaan? Gajelas lo." Ucap haechan gugup. Mengapa ia gugup? Karena jaemin yang tak hentinya menatap dirinya dengan senyuman aneh itu, haechan segera beranjak dengan membawa piring bekas sarapannya tadi untuk di simpan di tempat cuci piring.

𝙇𝙤𝙫𝙚 - 𝙃𝙖𝙩𝙚 | NahyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang