11 | wish list

577 78 11
                                    

"Papa percaya nggak kalau bintang jatuh bisa ngabulin permintaan?"

"Enggak."

"Kenapa?"

"Terlalu khayal."

"Tapi bisa aja beneran, Pa."

"Memangnya kalau beneran bisa kamu pengen minta apa?"

Jaemin tak langsung menjawab. Pandangannya menerawang atap terbuka yang kini menaungi keduanya. Jaemin berbaring disebelah Jaehyun beralas kasur lipat yang mereka gotong sampai Jaehyun hampir encok tadi.

Selepas hari yang melelah untuk masing-masing raga. Ayah dan anak itu mengistirahatkan diri di Dek rumah. Menyeduh minuman hangat dan bertukar obrolan.

"Rahasia."

Jaehyun mendengus geli. "Bocil pake acara rahasia-rahasiaan segala lu."

"Kalau Papa tau namanya bukan rahasia lagi."

Jaehyun menghela. "Jaemin."

"Ya?"

"Maafin Papa kalau selama beberapa tahu terakhir, lebih tepatnya setelah Mama gak ada, Papa nggak pernah ada buat kamu. Papa selalu sibuk sama kerjaan dan ngelupain semuanya." Jaemin terdiam. "Papa sadar, semua itu gak ada artinya dibanding kebahagiaan kamu. Papa sekarang cuma punya kamu, Je. Kita berdua. Disini. Jadi, Papa minta.. apapun yang pengen kamu tanyain, apapun yang kamu pengenin, bilang langsung ke Papa ya. Jangan sungkan. Papa bakal berusaha memenuhinya."

"Untuk menebus masa-masa dimana Papa gak pernah ada buat kamu,"

Senyum Jaemin mengembang. Ada jeda sejenak diantara untaian panjang yang Jaehyun lontarkan. "Papa gak perlu minta maaf. Aku ngerti kok. Bagiku, Papa udah jadi Papa yang baik. Dengan Papa masih disini aja bareng aku, itu udah lebih dari cukup. Aku gak pengen apapun lagi."

Jaehyun menoleh ke kiri. Tepat dimana Jaemin berbaring disana. Dia tak mengira putra kecilnya kini sudah tubuh jadi anak dewasa seperti ini.

Sayang sekali, Jaehyun terlambat menyadarinya.

"Makasih ya, Je, udah bersikap selapang itu buat Papa."

Jaemin menarik napas pendek, lalu kembali mengukir senyum. "Mm-hm."

"Mama pasti bangga banget sama kamu. Anak laki-lakinya udah gede sekarang." Jaemin tertawa mendengarnya. "Bahkan udah punya pacar."

"Pacar apa sih."

"Winter?" Jaehyun menggodanya.

"Aku dan Win gak pacaran."

"Tapi pengen?"

Jaemin memejamkan mata. Topik ini terlalu berat untuknya.

"Kenapa gak dipacarin? Kamu suka kan sama dia?"

Jaemin tak menjawab.

Jaehyun merubah posisinya menjadi miring ke kiri, menghadap Jaemin. Merasa gregetan sendiri dengan anak itu. "Kalau gak suka mana mungkin sampai mukanya menuhin buku skets."

Jaemin menoleh tajam. "W-WHAT?!"

"Sejak kapan suka Winter?"

"PAPA LIATIN BUKU AKU?!"

Jaehyun nyenyir. Terus cekikikan ngeledek gitu. "Gak sengaja lihat sih, terus ya namanya manusia pasti kepo kan, Papa buka-buka dikit gitu. Lucu banget anak gue xixixi, kalau naksir anak orang diem-diem."

"PRIVASI TAUUUUU!" Jaemin langsung sewot maksimal. Wajahnya yang tadi tenang seketika berubah bersungut dan memerah. "Ah! Males, ah! Papa gitu!" Tungkainya bergerak kesal.

Rumpang | Jm ft. Jh ✓Where stories live. Discover now