13. SI MATA INDAH

515 51 51
                                    

Selamat membaca kisah milik Galang Reynandika dan Calithea Zevanya Aurora di "Sebelum 365 Hari."

Don't forget to tap the star and comment! 🌟

❗Nanti setelah selesai baca cerita nya, baca author note di bawah dulu yaa, xixi.

Enjoy 🍭

Selasa, 2 Mei 2023

13. SI MATA INDAH

🌻🌻🌻

"Habis darimana lo?"

Thea berhenti sejenak, baru saja kakinya akan melangkah menaiki tangga rumah untuk menuju ke kamarnya. Namun, suara Theo menyapa.

"Main."

"Main sama siapa? Sampai jam segini?" tanya Theo ketus.

"Ck! Ini baru setengah enam. Gak usah lebay," balas Thea dengan nada yang tak kalah ketusnya.

Tangan Theo dengan cepat meraih pergelangan tangan saudara kembarnya, lalu menahannya cukup kuat. "Gue masih ngajak lo ngobrol," ucap Theo.

"Mau ngomong apa? Ngomong baik-baik jangan kayak lagi nyari ribut."

"Emosian banget sih lo, lagi pms?"

"Gue lagi cape. Mau ngomong apa cepet?!"

Masalah yang Thea hadapi hari ini cukup melelahkan untuknya, meski tadi sedikit berkurang dengan adanya Galang, tapi entah kenapa rasanya malas untuk meladeni Theo saat ini. Seperti biasanya pasti akan ada hal aneh yang lelaki ini tanyakan. Karena sangat jarang Theo bertanya darimana dirinya pergi. Theo se tak peduli itu padanya, makannya jika dia sedang peduli, itu pasti ada hal terselubung dibaliknya.

Theo menarik nafasnya pelan. "Lo kenal Galang?"

Thea terdiam, benar saja perkiraan nya, akan ada pertanyaan yang malas untuk dirinya jawab saat ini.

"Theodika Elvano— dia kembaran lo?"

"Iya."

"Theo benci Galang. Gue harap deketnya lo sama Galang gak bakalan jadi petaka buat dia. Buat Theo semakin seenaknya sama Galang," jelas Shella.

Sekilas ucapan Shella saat itu kembali Thea ingat. Buat apa Theo nanyain Galang? batin Thea.

"Heh, kok malah bengong?"

"Nggak. Gue gak kenal."

Thea melepaskan pegangan tangan kembaran nya, lalu berbalik membelakangi Theo.

"Bohong?"

"Gak kenal, Theo!"

"Jujur, Thea. Lo kenal Galang?"

"Gue bilang nggak, ya nggak. Kenapa sih?"

Theo menggeleng. Dirinya masih belum bisa menyimpulkan Thea berbohong atau tidak secara benar. Bisa jadi anak baru yang anak-anak kelasnya tadi cerita kan bukanlah adik kembarnya. Atau mungkin— ah tapi Theo sangat yakin, ciri-ciri gadis yang mereka cerita kan mirip sekali dengan Thea.

"Gak jelas."

Thea berlari ke kamarnya, meninggalkan Theo yang masih berdiam diri.

Gue masih belum bisa buat nanya lebih jauh ke dia. Gue juga belum bisa mastiin kalau anak baru yang deket sama Galang itu Thea. Gue takut dia malah sakit hati kalau gue tuduh yang nggak-nggak, batin Theo.

Katakanlah anak kembar ini memang tak pernah akur satu sama lain. Sering kali banyak perselisihan diantara mereka, namun di lubuk hati Theo yang terdalam, Thea tetap lah adiknya. Bahkan untuk menuduh nya sedikit saja Theo tak bisa. Theo sangat menyayanginya.

Sebelum 365 Hari (End) Where stories live. Discover now