Bab 32 • Tak Terbendung

1.3K 279 45
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


≿━━━━༺❀༻━━━━≾


Theroz tak dapat menahan gejolak amarah lebih lama lagi. Batinnya terus meronta terhadap keinginan untuk segera mengambil Isalynne. Namun tuntutan yang diberikan Javiero sangat membatasinya.

Setelah seharian menjadi tahanan rumah secara tak masuk akal oleh Javiero. Theroz akhirnya memberikan perlawanan nyata dengan melumpuhkan pasukan istana di rumahnya sendiri.  Menggunakan pasukan Luther, ia menahan pasukan istana yang membatasinya.

Meski posisi Javiero tinggi sebagai Putra Mahkota. Namun, Javiero mungkin tidak akan dapat mengendalikan gelombang sosial.

Theroz datang dengan persediaannya seperti saat ia hendak pergi berperang dulu. Ia memakai zirah besi dengan noda goresan di tiap incinya, serta pedang panjang yang tergantung indah di sisi tubuhnya.

Dengan penampilan yang sangat menarik atensi itu, ia membawa surat bersegel resmi keluarga Luther dan langsung ia serahkan kepada pejabat Istana.

Sebuah gebrakan yang segera menggentarkan istana.

Bukan lagi surat keluhan tentang Putri Atella. Melainkan keluhan serta ancaman pengembalian Duchess of Luther yang ditarik paksa oleh Putra Mahkota Javiero— yang langsung diantar oleh Duke of Luther. 

Theroz sangat mengetahui bahwa tindakan pertentangannya pada Javiero akan menimbulkan perkara yang cukup serius. Karena Javiero mungkin akan kehilangan dukungan dari beberapa faksi bangsawan. Terlebih dukungan dari bangsawan yang merupakan pengikut Luther.

Atau bahkan, oknum bangsawan yang masih kontra terhadap Javiero akan ikut mempersulit posisinya.

"Yang Mulia Duke!"

Theroz hanya melirik ketika mendengar seruan serta derap langkah kaki yang mendekati. Ia hanya mengabaikan panggilan yang ia kenal dan terus menatap pada seorang utusan milik Kaisar.

"Yang Mulia Duke! Tunggu sebentar!"

Count of Rilion, pria paruh baya yang merupakan rekan dari kakeknya— Duke of Luther terdahulu— tampak terengah dan hampir tersungkur ketika berhenti di depannya.

Theroz memberikan salam secukupnya.

"Salam, Yang Mulia. Saya akan langsung bicara. Saya tidak tahu apa masalah sebenarnya, tetapi tindakan Anda akan menimbulkan masalah internal!"

"Apa itu adalah hal yang baru?" jawab Theroz dingin.

Count Rilion meneguk ludahnya. Ia tampak gugup dan kesulitan bicara akibat napasnya yang terengah.

"Saat ini, rapat besar masih berlangsung. Kita akan menyelesaikan masalah-masalah yang akan dibahas pada rapat besar."

"Oh haruskah aku membawa masalah ini pada rapat besar?"

The Duchess Wants Have to ChildrenWhere stories live. Discover now