7°᭄⁀➷

872 98 7
                                    

Pagi pagi sekali, Win sudah bangun jauh lebih cepat dari Bright dan keluar dari rumah. Ia hanya tidak ingin Bright melihatnya pergi dan bertanya ia akan kemana. Win tidak memiliki alasan. Terlebih, ia tau dirinya akan pulang agak larut

Menyenangkan sekali menyadari fakta bahwa ia tidak akan melihat Bright selama seharian

Saat Win ke depan rumah, rupanya Nat sudah menunggunya di luar

"Nat, pindahlah. Biar aku yang mengemudi"

Nat melebarkan matanya dan segera menolak "Tidak!"

"Kenapa?"

"Kamu harus duduk di kursi belakang, Tuan"

Kening Win mengerut hebat "Kamu memanggilku 'Tuan'?"

"Ah, maksudku Win. Maaf, aku terbiasa dengan panggilan itu"

Win menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum membuka pintu mobil "Jangan panggil aku dengan panggilan aneh itu lagi"

"Kamu bangun begitu cepat. Pasti tidak sempat sarapan, kan?" Tanya Nat

Win tetap menatap ke luar jendela saat pertanyaan itu diajukan "Tidak"

"Apa yang ingin kamu makan?"

"Tidak ada"

"Tuan Zee bilang, perutmu harus terisi sebelum sampai di apartemennya"

Win berdecak "Katakan pada Tuanmu bahwa aku tidak akan memakan bubur mahal putranya jika lapar"

"Bukan seperti itu" Nat menatap Win di spion sejenak sebelum kembali fokus mengemudi "Kamu kan disuruh menjaga anak berusia satu tahun, apalagi Zayden cukup aktif. Perlu kamu tau bahwa ketika seseorang merasa lapar, tubuhnya mengalami perubahan fisik dan biokimia yang dapat mempengaruhi suasana hati dan tingkat stres. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan iritabilitas-

"Nat, berhenti. Aku sedang banyak masalah" Win menyelanya dengan nada dingin

"Um... Baik, aku berhenti. Tapi, kamu harus tetap makan"

"Terserah"

Nat bernafas lega dan tersenyum

..×..

Win melipat tangannya, menatap anak laki-laki yang duduk dengan tenang di hadapannya. Win menoleh pada Zee yang terlihat sibuk dengan ponselnya dan bertanya "Jadi, apa yang harus aku lakukan pada benda kecil bernafas ini? Jujur saja... Tanganku ini sangat ceroboh dan mudah merusak barang-barang berukuran kecil"

Zee lantas menatap Win dengan tajam

"Baiklah, aku akan berhati-hati. Tapi, apa yang harus aku lakukan dengannya? Aku tidak tau cara mengurus bayi" Tanya Win

"Jangan ganggu aku" Ucap Zee

"Beri aku clue! Setidaknya kenalkan aku dengan pengasuh Zay sebelumnya, agar aku bisa bertanya padanya" Ucap Win

"Cari tahu sendiri"

"Apa yang tidak disukai Zay?"

"Sayuran"

"Apa yang paling dia sukai?" Tanya Win lagi

"Kamu"

Win berdecak, memindahkan matanya dari Zee "Tidak perlu mengada-ngada dengan ja-"

Win menutup mulutnya saat ia langsung mendapatkan bukti dimana Zayden tengah menatapnya penuh kekaguman, matanya berbinar takjub dengan pantulan wajah Win di bola mata besar itu

Toxic X-SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang