Dalam ketenangan malam yang menampakan bintang, Win duduk sendirian di balkon apartemen Zee, matanya terpaku pada langit gemerlap di atasnya "Kembalinya malam yang penuh dengan bintang" gumamnya dengan suara lembut, lirih yang seolah memecahkan keheningan
Bintang memang selalu menampakkan diri, namun Win tau bahwa rasanya begitu kosong. Ini bukan malam yang dimaksud. Sebuah malam yang penuh dengan kebahagiaan
"Kapan malam itu akan kembali padaku?" Win bertanya pada dirinya sendiri
Senyum miris melintas di bibirnya saat dia merenungkan betapa sulitnya menemukan kedamaian dan kejernihan di tengah kekacauan hidupnya. Namun, dalam hening yang mengelilinginya, sebuah suara datang dari belakang.
"Sesegera mungkin," jawab Zee yang muncul secara tiba-tiba di belakang Win
"Kamu mengerti maknanya?" Tanya Win
"Tentu. Ibuku adalah penulisnya"
"Ah, benar juga"
Zee ikut menatap bintang di atas sana yang memperlihatkan cahaya terbaiknya
Zee mengucapkan salah satu kalimat ikonik dalam film tersebut dengan lancar "Selamat atas perjalananmu. Perjalanan yang akan membawamu kembali menemukan malam dimana kamu akan dicintai, jatuh cinta, dan diharapkan"
Dengan penuh apresiasi, Win membalas "Karya ibumu sangat indah. Karyanya sudah membuatku terpukau untuk yang kesekian kalinya"
Zee tersenyum tipis mendengar pujian itu, dan Win bisa melihat rasa bangga dalam sorot matanya.
"Sepertinya kamu adalah penggemar ibuku?"
"Um! Aku adalah penggemar berat"
"Ingin bertemu dengannya?"
Win membulatkan matanya dan segera menggeleng
Mereka menjadi hening beberapa saat
"Ah, ngomong-ngomong" Win menjeda. Padahal, ia terlihat sangat antusias pada awalnya
"Kenapa?"
Win mengusap tengkuknya "Entah apakah sopan untuk menanyakannya padamu atau tidak"
"Tanyakan saja" Jawab Zee dengan ringan, memberi izin pada Win untuk melanjutkan pembicaraan
"Tentang Ibu Zayden" Suara Win nengecil, takut jika dia telah salah mengambil keputusan
"Ada apa dengan Ibu Zayden?" Tanya Zee dengan santai, sehingga Win menatapnya tidak percaya selama beberapa saat. Respon Zee terlihat biasa saja. Berbeda dengan hari itu
"Sebenarnya, ketika aku penasaran akan sesuatu, aku tidak bisa tenang sebelum mengetahuinya hingga sering mengganggu privasi orang lain. Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan Zay. Jadi..."
"Jadi kamu berpikir bahwa dia Ibunya?" Potong Zee, dengan ekspresi yang tetap tenang.
Win mengangguk ragu
"Bisa jadi, itu memang dia"
Mata Win membulat "Benarkah?!" Rasa penasaran dan keingintahuannya semakin memuncak
Zee mengangguk
"Lalu, kenapa kalian tidak bersama saat ini? Astaga, jika itu memang dia, aku bersumpah, dia sangat cantik!"
"Kamu melihatnya bersama artis dari agensi Ayahku?" Tanya Zee, dan Win semakin mengangguk kencang dan antusias
"Namanya Nunew. Itu benar-benar dia, bukan?!"
"Um"
"Apakah kalian masih bersama?" Tanya Win
"Tidak lagi"
![](https://img.wattpad.com/cover/312179357-288-k297182.jpg)
YOU ARE READING
Toxic X-SEGERA TERBIT
Fanfiction"Tidak ada 'mantan' yang tinggal bersama seperti itu!" "Ada, buktinya kami berdua" Bright mengabaikan bagaimana temannya-Jeff bereaksi begitu berlebihan. Ekspresi santainya tetap terjaga Jadi, mari buktikan seberapa benar rasa percaya diri Bright ya...