10°᭄⁀➷

949 110 31
                                    

Win menggosok kepalanya dengan handuk sambil berjalan menuruni tangga dan melihat sejumlah besar belanjaan di meja. Disana juga ada Bright yang berdiri menatap berbagai macam barang dengan brand brand ternama itu

"Kamu habis berbelanja?" Tanya Win

"Tidak"

Hafal dengan jenis situasi ini, Win menjawab kembali "Ah, kiriman dari penggemarmu? Jika mereka tau kamu sebrengsek ini, aku yakin mereka tidak akan sudi mengirimkan semua ini"

"Bukan dari penggemarku, dan bukan untukku"

Win mengernyit "Lalu, untuk siapa lagi?"

"Pikirkan saja sendiri, siapa penghuni rumah lain selain aku"

Tersadar, Win mempercepat langkahnya turun dari tangga dan menatap semua tas belanja itu "Untukku?!"

Bright menatap Win dengan curiga "Dari siapa ini?"

"Aku bahkan tidak tau bahwa aku mendapatkan kiriman seperti ini. Bagaimana mungkin aku tau siapa pengirimnya?!"

"Setidaknya, kamu pasti bisa menebak" Ucap Bright dengan tatapan penuh selidik pada Win

"Siapa, yah?" Win menggumam, mencoba mengingat ingat orang-orang yang dekat dengannya. Namun di kepalanya hanya ada Noeul

Tapi tidak mungkin sahabatnya itu yang mengirimkan semua ini

Sampai ketika wajah datar menyebalkan Zee muncul di benaknya. Ya, orangnya dia! Dan sudah pasti dia

"Siapa?" Desak Bright dengan wajah kesal

"Sepertinya..."

"Sepertinya?"

"Pengagum rahasiaku" Win tersenyum misterius dan membawa semua barang itu ke kamarnya

..×..

Win menatap barang belanjaan di atas mejanya, dengan handphone yang menempel di telinganya, menunggu orang diseberang mengangkat panggilan sampai suara Zee terdengar

"Aku sibuk"

Win berdecak "Aku tidak peduli"

"Ada apa menelfon?"

"Menurutmu?" Tanya Win ketus

"Merindukanku?" Tanya Zee

"Bodoh! Untuk apa merindukanmu?!" Win berteriak frustasi di ponselnya "Aku menanyakan tentang pakaian mahal yang kamu kirim?!"

"Salah?"

Win berdecak "Kamu tidak perlu melakukan ini"

"Setidaknya, saat kamu menjaga Zayden, kamu harus nyaman dengan pakaianmu"

"Aku nyaman dengan pakaianku selama ini" Jawab Win

"Yang kukirim itu, sebagai bahan untuk isi lemarimu"

"Aku tidak mau mengambilnya"

"Kalau begitu buang saja"

Mata Win membelalak "Kamu gila?!"

"Aku bilang, berbicaralah lebih sopan kepadaku"

"Ya, Tuan!" Win berteriak lagi, nadanya dibuat-buat agar terdengar lembut

"Cepatlah ke apartemen. Nat sudah menunggumu untuk mengganti mengurus Zayden"

"Aku baru selesai mandi. Suruh anak itu bersabar"

"Aku sibuk" Zee memutuskan panggilan begitu saja

Win menatap layar ponselnya yang kembali ke tampilan utama. Zee benar benar telah memutuskan panggilan "Astaga, Pria ini benar-benar!"

Toxic X-SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang