Kejora di Angkasa

Bagian ke 1

I say "fuck it" when I feel it
'Cause no-one's keeping tally, I do what I want with who I like
I ain't gon' conceal it
While you talking all that shit, I'll be getting mine, getting mine

Gadis itu membuang nafas kasar, mulai capek dengan kelakuan kembarannya yang menurutnya sangat menyebalkan.

"AKSAA!! LO NGAPAIN MUTER LAGU KAYAK MAU HAJATAANN!!" Gadis itu-Kejora-melihat Angkasa sedang menggoyangkan pinggulnya dengan tangan yang memegang sapu.

Angkasa yang mendengar teriakan adik galaknya itu hanya menjulurkan lidahnya. "Wleee coba aja sini kalo berani," ujarnya dengan aksen kemayu yang tentu saja di buat-buat.

Sebenarnya mereka ini di kasih tugas oleh sang bunda untuk membersihkan rumah, selagi bunda mereka pergi berbelanja dengan ayahnya.

Tapi ternyata bukannya menjadi bersih, rumah itu mungkin akan semakin berantakan. Aksi kejar-kejaran pun tak terlewatkan.

Uhuk uhuk

Hhhhh

"Udah Ra, udah. G-gue sesek nih gak bisa nafas." Angkasa pun menyerah. Tubuhnya langsung ambruk dengan posisi menunduk. Mulai sibuk dengan nafasnya yang berantakan.

Kejora yang melihat itu langsung menghampiri dengan wajah paniknya. "Inhaler, inhaler lo mana." Kejora meraba-raba saku yang ada di celana training nya Angkasa.

"K-kamar." Mendengar ujaran lirih Angkasa, Kejora berlari secepat yang ia bisa. Mengabaikan lagu yang masih mengalun kencang.

****

"Lah, ngapain lo pake seragam?" Kejora bertanya heran saat melihat Angkasa sudah menghampiri meja makan dengan memakai seragam putih abunya.

Setelah kejadian kemarin yang berakhir dengan amukan Sarah-sang bunda-Angkasa langsung mengeluh pusing dan tertidur sampai sore, yang membuatnya tidak bisa tidur lagi malamnya.

"Ya sekolah lah, masa mau narik becak." Kejora berdecak kesal mendengar jawaban menyebalkan Angkasa.

"Biasanya juga suka bolos lo! Tumben banget mau sekolah."

"Dih, elo kali itu mah."

"Emangnya gue gak tau kelakuan lo? Gue wakil ketos kalo lo lupa." Kembaran Angkasa itu berujar marah dengan mulut yang sibuk mengunyah roti yang sudah di siapkan Sarah.

"Bla bla bla bla." Dengan muka menjengkelkannya, Kejora sudah siap dengan garpu ditangannya sebelum suara lembut itu menghentikannya.

"Udah udah jangan cekcok terus, nanti terlambat." Sarah melerai anak-anaknya sembari menyimpan dua gelas susu hangat untuk mereka.

"Ayah kemana bun?"

Sarah menghentikan langkahnya sebelum tersenyum tipis "ayah udah berangkat."

"Yaudah kita berangkat ya bun." Kejora menarik paksa lengan Angkasa saat si empunya sedang meminum susu.

***

Kejora membuka helmnya, benar dugaannya. Angkasa sudah tidak ada di belakangnya. Entah kemana manusia satu itu.

Memilih untuk tak peduli, Kejora melangkahkan kakinya menelusuri koridor di sekolahnya itu.

SMA Pertiwi Bangsa adalah sekolah besar dengan jumlah murid lebih dari seribu. Dengan banyak siswa siswi yang berprestasi yang membuat sekolah itu semakin tersohor akan prestasinya di segala bidang.

Tapi tentu saja hal itu tidak menutup kemungkinan untuk adanya murid nakal yang selalu membangkang dari peraturan sekolah. Seperti dua siswa yang sedang memanjat benteng belakang sekolah dengan rusuh.

Jam masuk telah lewat satu jam lalu, membuat mereka menjadi panik karna pasti sudah ada hukuman yang menunggu keduanya.

"Jipaarr tangkap gue huhu gue takut bangeett." Pemuda itu, Angkasa. Mulai meloncat untuk melewati benteng.

"Berisik bangsat! Pengen si gundul ke sini lo!!" Zhifar, teman Angkasa itu mengumpat pelan. Ia tidak mau nanti kalau mereka terciduk. Bisa bisa maminya marah kalau tahu dia bolos.

Brukk

Angkasa bernafas lega saat dirinya mendarat dengan mulus tanpa lecet. "Hahh akhirnyaa."

"HEYY KALIAN, DIAM DI SITU."

****

Tbc

Terimakasih sudah membaca

18 april 2023

Angkasa Bumantara Alaska

Kejora Meilia Alaska

Zhifar Alexianda