baik-baik saja, kan?

36 8 0
                                    

Sudah terhitung empat bulan lamanya semenjak Cecilia dan Biru jalan dan bertemu Mikael, artinya sekarang mereka disibukkan dengan Ujian Akhir Semester Genap.

Bagi mahasiswa tingkat kedua seperti mereka, ujian akhir semester adalah momok menakutkan terutama mata kuliah wajib jurusan.

Ketika minggu tenang, Cecilia dan Biru memutus kontak dengan dalih fokus ujian dan menjadi yang terbaik. Apalagi Biru yang notabenenya anak teknik, ia harus belajar lebih ekstra untuk menghitung dan menghafal.

Tak terasa, Jumat ini adalah Minggu terakhir Cecilia melaksanakan ujian. Hanya satu dan di pagi hari. Betapa senang Cecilia.

Ia mengetik sesuatu di ponselnya.


Aruna jelek

|Cuy dah slse blom?

|Bntr lgi antri tangga
|Padat bet njir ky stasiun
Manggarai

|Gue tunggu deket museum

| Iye


Cecilia menutup ponselnya. Ia menegakkan kepala memandangi ramainya mahasiswa yang akan dan sudah menyelesaikan ujian mereka.

Jujur aja, Cecilia legaaa banget akhirnya dia gak kepikiran tugas lagi, kelompokan lagi, praktik lapangan lagi.

Rencananya dia sama Aruna mau hangout di Plaza Surabaya, muter-muter doang sama makan Mekdi aja, maklum anak kost suka berhemat.

Yang penting melepas penat aja mereka mah.

"Eh, Cecilia bukan sih?"

Cecilia kaget, tiba-tiba ada cewek rambut lurus datengin dia. Semakin Cecilia lihat, makin familiar mukanya.

"Iya, eh bentar elo bukan—"

"Nabila! Kita pernah ngobrol pas demo itu loh"

Cecilia tiba-tiba inget. "Eh lo Nabila??? Anak Politik bukan sih?? Yang minjemin ikat rambut ke gue?"

"Hahaha, masih inget aja lo. Iya gue Nabila yang itu. Gila ya, kita se-fakultas tapi gak pernah papasan coba? Apa gue gak ngeuh aja?"

Cecilia tertawa geli. Benar sih, jangankan yang beda jurusan, terkadang yang satu jurusan tapi beda kelas aja, Cecilia jarang ketemu?

"Tau deh FISIP bikin jadwal mah.." Gurau Cecilia. Nabila ketawa aja.

"Habis selesai ujian?" Lanjut Cecilia basa-basi.

Gadis itu ngangguk. "Yup! Hari terakhir nih, asli pusing banget filsafat" Keluhnya.

Cecilia ngangguk setuju. "Valid"

"CECE YUHU MOMI COMING" Heboh Aruna dari kejauhan, menghampiri dua gadis itu yang menatapnya tanpa kedip.

Aruna menetralkan nafas setelah berlari. "Huft...anjir tangga fakultas ngeri banget, hampir kegencet gue. Lift juga penuh emang asem semua"

Aruna mendongak setelah bungkuk meregangkan ototnya. "Eh? Siapa nih? Kawan lo Ce?"

Cecilia ngangguk. "Heem, temen ospek fakultas dulu"

"Lah? FISIP juga?" Tanya Aruna heran, sambil liatin Nabila yang masang muka ramah.

"Gue Nabila, anak Politik"

"Aruna, sobatnya Cecilia, AP"

Dalam waktu singkat, Nabila jadi akrab dengan Cecilia maupun Aruna. Hingga sebuah ide brilian terbesit di kepala Aruna.

"Bil, ikut gue sama Cece ke Plaza Surabaya mau gak? Hangout biasa sih muter-muter sama makan Mekdi"

Tanpa berpikir dua kali, Nabila iyakan ajakan tersebut

"Call! Hahaha"



...




"AAAA LEGA BANGET GUA"

"Leher gue hampir copot cuk nunduk terus"

"Semoga gak E semoga gak E"

Tiga macam keluhan dalam satu masalah yang sama. UAS Fisika Dasar II. Matkul yang serem kata Biru, Nathan dan Tegar as anak teknik

Jauh berbeda dengan keadaan gedujg FISIP, digedung FT justru terlihat sepi sebab yang ujian hari ini hanya tingkat pertama dan kedua saja. Pun mahasiswa teknik yang lebih senang belajar dengan berdiam diri dan langsung balik selepas ujian.

"Lo sama Cecilia gimana, ada progress?"

Celetukan Nathan membuat Biru mendengus sebal, menabok bahu lelaki itu setengah tenaga. "Gue masih kepikiran fisdas ye, jangan sampai lu gua jadiin kertas rumus"

"Hehe, peace. Kan kepo"

Seakan kebetulan, ponsel di saku Biru berbunyi. Telepon dari Cecilia.

Senyum Biru merekah, wajah kusutnya langsung cerah. "Eci telepon, lu berdua diem jangan rese"

"Eci siapa anjir" Dumel Nathan.

"Ssttt" Perintah Biru untuk diam,

"Halo Ci?"

"Oh, udah kok, kenapa?"

"Oh, bisa-bisa sans"

Biru nampak memandangi dua temannya sebentar sebelum kembali ke arah pandang semula.

"Boleh dah, gak ngerecokin emang kalau kita dateng?"

"Iya sip, gue nyusul nanti. Have fun"

"Cecilia toh" Goda Tegar yang mulai keluar tengilnya.

"Sapa lagi kalau bukan dia" Balas Biru santai. "Btw, kita diajakin hangout, barengan dia, Aruna sama satu temennya lagi"

Nathan agak shock dengernya, "Terus lo iyain?"

Dengan senyum polosnya, Biru ngangguk, "Iya"

"BEGO" Maki Nathan

"Dih tolol" Sambung Tegar.

"Lah kenapa, ada yang salah?" Beo Biru bingung.

"Gue sama Tegar ada ujian praktikum jam 1 anjir!"

Biru lagi memproses, lalu cepat-cepat nepuk dahinya. "Anjir, gua lupa, terus gimana?? Mana udah gua iyain aja ajakannya" Panik pemuda itu.

Tegar dan Nathan saling berpandangan, gak mau mood Biru hancur. Toh mereka juga pengen hangout dan mereka udah belajar dari jauh hari.

"Yaudah kita ikut, tapi gak janji bisa lebih dari jam 12" Putus Tegar bijak.

"Emang brodi terbaik lu berdua" Puji Biru senang yang dihadiahi ekspresi muntah oleh keduanya.




...

introducing you;

Nabila Artamevia Hutomo (Nabila)TripleS Nakyoung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nabila Artamevia Hutomo (Nabila)
TripleS Nakyoung

good together ✓Where stories live. Discover now