16 || (°_°)

1.2K 187 7
                                    

Yuhuuuuuu~
Happy Reading guys( ˆ͈̑꒳ˆ͈̑ )੭♡
Maaf ya kalau banyak typo(╹◡╹)v
.
.
.
.




"Ada apa Kepala Sekolah, kenapa Anda memanggil saya disaat jam pelajaran. Kuharap ini penting," tanya Lion memandang tajam Dumbledore.

"Tidak ada, hanya ingin mengobrol santai." jawab Dumbledore, matanya berbinar senang entah karena apa.

"Kepala sekolah Anda tahu saat ini jam pelajaran sedang berlangsung, mengapa anda memanggil saya untuk hal tidak penting seperti ini. Saya tertinggal banyak materi karena anda," Lion mengerang marah, Oh ayolah sudah hampir 2 minggu ia diteror oleh Dumblebee untuk datang keruangannya saat jam pelajaran berlangsung. Dia kan jadi tertinggal banyak materi dan harus mengejarnya mau tidak mau.

"Hohoho my boy, apakah kamu tidak tertarik dengan lantai 3 dikastil ini?" tanya Dumbledore sambil menyeringai.

"Nope," bohong nyatanya ia sudah memgambil 'sesuatu' itu dengan mudah. Dan sekarang 'sesuatu' itu ada dikantong jubahnya.

"Why? something funny you in there." Dumbledore menatap Lion dengan intens.

"Bukankah Anda sendiri yang mengatakan agar jangan ke lantai 3 karena 'sesuatu' yang berbahaya ada disana. Lagipula saya sudah sangat sibuk dengan urusan saya sebagai Prince, tidak ada waktu untuk bersenang-senang." Lion menjawab dengan datar. Lion adalah Prince Griffyndor, tugasnya sangat banyak mulai dari mengurus laporan dari para guru yang mengeluhkan sikap sembrono para Singa, dan juga tekanan dari Professor Snape karena harus mengganti kuali untuk membuat ramuan. Dan sekarang Kepala Sekolah ini... batin Lion.

"Sudah kan? saya ingin kembali." lanjutnya meninggalkan Dumbledore diruang kepala sekolah.

***

7 PM -- Greathall, Hogwarts. 9 November 1991.

"Rry!"

Hadrian menghentikan makannya saat mendengar teriakan dari Lion Potter, memutar malas mata hijau-abunya. Draco menatap sinis Lion yang kini duduk disebelah Hadrian.

"Hey Lion!" Demon menyapa Lion dan duduk didepan Hadrian. Omong-omong dia habis dari laboratorium Severus Snape, ada hal yang harus dibicarakan katanya.

"Kenapa kau kesini Setan?!" Draco bertanya dengan tidak santai.

"Hey siapa yang kau sebut Setan hah?!!" seru Demon tidak terima.

"Tentu saja kau," sahut Lion dengan santai.

"Kenapa kau ikut ikutan hah Singa jadi-jadian!"

"Hei!!" gantian Lion yang berseru tidak terima.

"Dray aku ingin puding susu, tolong ambilkan.." pinta Hadrian mengabaikan Lion dan Demon yang saling lempar mantra.

"Siap Prince...ss,"

"Yak Dray! Kali ini kumaafkan karena kau membantuku! awas saja jika nanti!" Hadrian menatap tajam Draco yang menggodanya. Sedangkan Draco hanya terkekeh gemas melihat adiknya sangat lucu. Tangannya mencubit gemas pipi tembam adik manisnya.

"Baby Yan!" pekik Pansy karena gemas melihat interaksi manis Hadrian dan Draco sembari menggebrak meja makan. Hal itu mengundang tatapan penasaran dari siswa asrama lain. Blaise dan Theo memandang datar Pansy, mereka malu karena tingkah barbar gadis itu.

"Hentikan tingkahmu yang seoerti monyet itu Pans!" ucap Blaise dengan sebal. Dan disetujui oleh Theo.

"A- Apa!?"

"Blaise, sebaiknya kita lari sebelum Pans meledak!" Theo menarik paksa Blaise dan berlari keluar aula.

"BLAISEE THEODORE!" Pansy berteriak kencang hingga membuat semua orang di Greathall menutup telinga masing-masing. Teriakan gadis Parkinson itu mirip sekali dengan Bansee(nulisnya gini?)

"Rry, aku ada hadiah untukmu! maaf aku tidak bisa menemanimu makan, aku harus merukiyah Setan satu ini Oke?" ucap Lion sambil menyerahkan kotak merah berbentuk hati. Hadrian menerimanya dengan tenang.

"Aku bukan Setan! Dasar Singa Kawe!" Demon berseru tidak terima.

"Setan!"

Demon menyeret Lion untuk diajak lempar mantra dilorong. Sedangkan para guru hanya bisa menghela napas lelah, Mereka tidak bisa menegur kedua anak itu. Posisi keduanya tidak bisa diremehkan satunya seorang Prince dan satunya lagi seorang Ketua Perfect(ini juga bener gak nulisnya?)




.
.
.
.

Wahh kira kira isi kotak hadiah dari Lion apa ya?
Matur nuwun sampun mampir~

Rabu, 19 April 2023.
( ˆ͈̑꒳ˆ͈̑ )੭♡

The GreenWhere stories live. Discover now