ALGIAN 6

233 114 188
                                    

HAIII!!!
DI FOLLOW YAA!!!
wp: nadechona
ig: wp.nadechona
|
DI VOTEE JUGAAA!!!
DI KOMEN JUGAA!!!
GOMAWOO!!!

maaf terkesan ngegas
salahin keybordnya

HAPPY READING




Malam sudah datang, Algian duduk di sofa besar yang terletak di ruang tamu rumahnya, menunggu dua orang kakak beradik paruh baya itu datang. Sembari menunggu, Algian menatap jengah televisi didepannya, tangannya asik menekan-nekan tombol di remot. Tak ada satupun siaran televisi yang menarik perhatiannya saat ini.

Lelaki itu melirik jam di pergelangan tangannya, "Sebentar, sebentar, apanya yang sebentar? Lama ini!" gerutunya kesal.

Tadi Algian sempat menelepon Papanya, dan pria paruh baya itu bilang sebentar lagi mereka akan tiba. Mereka sedang berada dijalan menuju pulang.

Merasa bosan menunggu di dalam akhirnya Algian memutuskan untuk keluar rumah, tak lupa sebelum melangkah ia mematikan televisinya terlebih dahulu. Dia akan menunggu Papa dan Ami-nya diteras rumah saja.

Baru saja Algian keluar dari pintu utama rumahnya, klakson mobil dari luar pagar mengalihkan atensinya.

TIN TIN!!!

Decakan keras langsung keluar dari mulutnya. Dengan cepat ia melangkah kearah mobil tersebut. Membuka pintu belakang mobil dan langsung menempatkan bokongnya dengan kasar dikursi belakang lalu menutup pintu mobil sekuat-kuatnya, membuat dua orang yang ada didalam mobil mengelus dada sabar.

"Assalamu'alaikum gantengnya, Ami. Apa kabar?" Bukannya mendapatkan amukan atau amarah, Algian malah disambut dengan sapaan ramah seorang wanita paruh baya dengan pakaian gamis dalam dan hijab yang terbalut indah di kepalanya.

"Hm," Algian hanya berdeham sembari menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi mobil.

"Algian! Salamnya dijawab, pertanyaan juga dijawab, jangan malah ham hem ham hem aja!" tegur Aska kesal. Putranya ini memang always menyebalkan.

Aisa-kakak perempuan Aska, dia terkekeh pelan. "Gak papa Aska, dosanya 'kan tanggung sendiri." sindirnya.

"Gak mau!" tolak Algian cepat, tentu saja ia tidak mau menerima dosa, siapa juga yang mau menerima dosa, kalau harta sabilah.

Algian memunculkan senyum lebar di wajahnya, lalu menatap Ami-nya yang juga tengah menatapnya. "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Amiku yang cantik, baik dan imut jelita. Kabar Algian tidak baik-baik saja Ami, karna Papa tidak pernah benar memberi Algian makan." fitnah Algian melirik Papanya dengan senyum miring.

Aska melotot, apa-apaan putranya ini, jelas itu bukan fakta.

"Sembarangan kamu bodyguardnya dugong! Sini Papa kembalikan kamu ke tempat asal kamu!" sambar Aska seraya mencondongkan tubuhnya kebelakang, berusaha menangkap sebelah telinga putranya itu untuk dijepit erat-erat.

Dengan lihai Algian menghindari bagian kepalanya dari tangan Aska, ia sudah menebak sasaran Papanya itu pasti kepada telinganya.

Algian tertawa sinis, "Dih! Emang Algian asalnya darimana kalau bukan dari perut Papa?" tanyanya masih dengan tawaan dibibirnya.

ALGIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang