Bagian 11

14.8K 776 21
                                    

Rama sudah sampai di depan rumahnya. Tampak ibunya sedang mengelap meja warung. Warung itu tampak sepi tak ada pembeli saat Rama pulang. Seperti biasa Rama mengucapkan salam dan mencium tangan ibunya.

"Kok lama banget Ram, pulangnya?" Tanya sang ibu setelah Rama mencium tangannya.

"Iya Bu, tadi nganter kuenya Esa. Tadi dia sakit, jadi gak masuk sekolah." terang Rama sambil melepaskan sepatu dan kaos kakinya.

"Eh.. sakit apa?"

"Demam, badannya panas banget."

"Hmm... kasian.. eh ajak dong sekali-kali temenmu itu ke sini.. jarang-jarang kamu punya temen baik." saran ibu rama sambil mengelap piring dengan lap bersih.

Rama terdiam sesaat, menimbang-nimbang usulan ibunya lalu tersenyum padanya.

"Iya, Bu.."

Sebenarnya Rama agak ragu dengan usulan ibunya tersebut. Dia malu pada Esa. Lingkungannya sama sekali berbeda dengan lingkungan Esa yang serba mewah. Rama sendiri ragu apakah Esa mau bertandang di rumahnya itu. Yah.. Rama hanya bisa berkata 'ya' pada ibunya, masalah itu biar dipikirkan lain kali, toh bukan masalah yang mendesak.

"Ya sudah, cepet kamu ganti baju, solat terus makan! Sudah jam berapa ini?! Bisa-bisa kamu terlambat masuk kerja!" ujar ibu Rama.

"Iya.." jawab Rama pelan, ia pun bergegas masuk kedalam kamarnya dan mengerjakan apa yang disuruh ibunya.

Saat Rama sedang menyantap makan siangnya, dia agak terkejut melihat ibunya berjalan dengan sedikit tertatih sambil tangannya memegangi perutnya.

"Loh, ibu kenapa?" Rama bangkit dari kursinya dan menghampiri ibunya dengan wajah getir.

"Nggak tahu.. tiba-tiba sakit ini, perut ibu.." keluh ibu Rama.

Rama pun menuntun ibunya menuju kamar dan disana Rama baringkan ibunya di ranjang.

"Ibu punya maag?" Tanya Rama heran. Selama ini dia tidak pernah mendengar ibunya mengidap penyakit maag.

"Nggak.. ini dari semalam tiba-tiba sakit, nyeri banget.."

"Hmm.. ya udah, mending sekarang ibu minum obat yang ada dulu ya.. " ujar Rama sambil berjalan mengambil obat maag, kebetulan dia masih menyimpan obat saat dia terkena maag dulu dan masih jauh dari tanggal kadaluarsa. Tak lupa Rama mengambil segelas air putih untuk air minum ibunya.

"Ini bu, minum dulu."

Ibu Rama pun mengambil pil obat itu lalu meminumnya.

"Sudah, ibu tidur aja, biar gak terasa sakitnya. Biar Rama yang beresin warungnya."

"Hmm, iya.. makasih ya nak.."

Rama hanya tersenyum mendengar kata ibunya, iapun beranjak dari kamar ibunya dan segera ke teras untuk membereskan warung. Rama sebenarnya sangat takut pada kondisi ibunya. Tidak biasanya ibu sakit seperti ini. Terlebih lagi Rama harus bekerja, dia tidak punya kesempatan untuk menemani ibunya periksa ke dokter. Rama mungkin hanya bisa membelikan obat di apotek, sekaligus menanyakan obat yang sesuai dengan gejala-gejala yang dialami ibunya.

Setelah selesai membereskan warung, Rama melihat jam dinding, sudah pukul 14.23. ia pun bergegas mandi dan memakai seragam kafe lalu ia tutupi dengan jaket jeansnya. Sebelum ia berangkat, ia melihat sebentar keadaan ibunya. Ibunya sedang tertidur, mungkin dia kecapaian, akhir-akhir ini pembeli semakin ramai, sedangkan Rama tidak ada disana dan membantunya, mungkin karena capek itulah yang membuat ibunya sakit, mungkin saja maag. Rama pun menutup kelambu di ambang pintu kamar ibunya lalu keluar dari rumah lewat pintu samping.

Aku Bisa Membuatmu Jatuh Cinta Kepadaku Meski Kau Tak Cinta KepadakuWhere stories live. Discover now