Iori Izumi 2/2

220 25 2
                                    

I want to see her more often.

'Kalau di pikir pikir (name)-san kan seumuran dengan ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Kalau di pikir pikir (name)-san kan seumuran dengan ku.. artinya dia termasuk model remaja ya?.. apakah dia sekolah?' pikir Iori sembari berjalan ke tempat tujuannya.

Hari ini adalah hari Sabtu. Hari dimana (name) mengajak Iori untuk mencoba cafe baru yang baru saja buka. Tentu saja Iori tak akan menolak, kesempatan bagus semacam ini tak akan pernah ia tolak.

Sampai di cafe ia tak melihat keberadaan (name). Tetapi 10 detik kemudian ia mendapat telepon dari (name).

"Hallo! Iori kau sudah sampai?"

"Oh. Ya aku sudah sampai"

"Maaf Iori! Aku akan sedikit terlambat! Mungkin aku akan sampai 10 menit lagi"

"Oke"

"Baiklah! Sampai jumpa Iori!"

*Suara telpon mati

"Mhm.. kalau begitu aku harus mencari tempat duduk dulu" gumam Iori sembari melihat suasana cafe mencari tempat duduk yang kosong.

♪(┌・。・)┌~ 12 menit kemudian

*Kring!

Lonceng kecil pintu cafe terdengar, seorang gadis imut telah memasuki cafe itu. Iori yang sedang membaca sesuatu di ponsel nya langsung menengok ke arah pintu cafe.

(Name) yang baru saja datang berusaha mencari kebenaran Iori.

'Oh! Itu Iori!' batin (name) saat berhasil menemukan kebenaran Iori. Tak sadar ia tersenyum manis ke arah Iori.

'A-apa apaan senyum manis itu..?!!!' batin Iori frustasi

"Halo Iori! Maaf aku terlambat! Aku datang lebih lama dari 10 menit ya? Maaf!" Seru (name).

"Tidak apa apa, hanya lebih 2 menit. Kau ada pemotretan ya sebelum ke sini?"

"Oh? Iya! Mendadak sekali aku harus menandatangani beberapa majalah.. jadi nanti jika beruntung orang yang membeli majalah kami bisa dapat tanda tangan ku" Jelas (name).

Iori hanya diam, tetapi di matanya terlihat seperti ada kobaran api. Kita tau apa yang ia mau tentunya.

"Oh ya Iori sudah pesan sesuatu?"

Iori langsung tersadar dari lamunannya, dan menggeleng pelan.

"Kalau begitu ayo kita pesan! Iori mau apa? Sudah lihat lihat menu?"

"Aku sudah melihatnya tadi, (name)-san lihat lihat menu nya saja dulu" ucap Iori sembari memberikan buku menu.

"Begitu ya! Kalau begitu aku akan lihat lihat dulu" seru (name) mulai membalik halaman buku menu.

Iori tak berhenti menatap (name) yang sedang fokus memilih, ekspresi (name) sangatlah manis. (Name) terlihat sangat kesulitan memilih, sepertinya ia menyukai hampir semua menunya. Ingin sekali Iori memotret (name) diam diam.

Satu Jedor HusbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang