Chapter 13

267 74 8
                                    

Give away aku perpanjang yaaa. Soalnya masih ada 2 orang yang ikutan. Ayo dong yang lain juga berparttisipasi. Biar ramee loh.
Siapa tau nama bikinan kamu yg dipakek kan? Mayanlah dapat 1 ekstra chpater bebas pilih punya Ein atau Tristan atau Ercher. GRATIS

Aku tungguin di IG @viellaris_morgen yaaw 🤗🤗

***

“Kau tidak berhak mempertanyakan hal itu, Cicilia. Aku pun tak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaanmu.”

Sudah 2 hari sejak pembicaraan yang sama sekali tak ada jawaban itu. Setelah mengatakan kalimat terakhir, Charael langsung meninggalkan Cicilia begitu saja tanpa bilang apa-apa lagi.

Kemarin Bankins bilang kalau Charael seharian berada di ruang kerja untuk membuat dokumen resmi permintaan lamaran pada istana agar bisa bertunangan dengan Cicilia. Sebenarnya mereka tidak butuh itu. Namun, secara teknis bagi istana, Charael tak bisa main langsung bertunangan tanpa adanya persetujuan dari kaisar atau tidaknya permaisuri.

Meski ini hanya pertunangan atas kesepakatan dan dasar saling menguntungkan, mereka memang memerlukan prosedur itu agar orang-orang lebih yakin. Walau terbatas waktu dan nantinya mereka akan mengakhiri hubungan setelah Cicilia menghindari perjodohannya, dokumen itu tetap takkan bisa mengikat. Karena mereka tak melakukan perjanjian untuk kontrak pernikahan.

Hari ini katanya Charael pergi ke istana untuk menyerahkan dokumennya. Sekadar tambahan informasi dari Bankins, katanya orang yang berkeras agar Charael menyerahkan dokumen itu adalah Permaisuri Raeliana.

Tampaknya wanita itu adalah orang yang sangat sentimental tentang sebuah hubungan. Baguslah. Jadi Cicilia tak perlu mendesak agar Charael melakukan hal itu demi meyakinkan publik bahwa pria yang suka bermain itu sudah punya tunangan. Setidaknya permaisuri meringankan salah satu pekerjaan Cicilia.

“Permisi, Nona.”

Cicilia menoleh. Padahal baru saja ingin menyesap tehnya. Ia kembali meletakkan cangkir teh ke piring tatakan di meja saat melihat Bankins berdiri di sisi luar gazebo.

“Ya? Apa ada yang harus kubantu?” tanya Cicilia. Karena terlalu terbiasa hidup dengan Sellene dan ibunya, ia jadi tak bisa bicara layaknya bangsawan pada orang-orang di bawah mereka.

“Tuan sudah kembali,” kata Bankins.

“Oh.” Rupanya Chrael sudah kembali dari istana. Urusannya selesai dengan cepat. Hanya dengan waktu setengah hari pria itu bisa lolos dari istana dengan mudah. Memang kalau orang berpengaruh itu tak butuh prosedur sulit. “Baiklah. Terima kasih sudah memberitahu.”

Apalagi Charael adalah kesatria kehormatan Kaisar Ein.

“Tuan meminta Anda untuk datang ke ruang kerjanya.”

“Sekarang?” Cicilia mengerutkan kening.

Apa pria itu mau bersandiwara menjadi tunangan yang merindukan tunangannya setelah pergi beberapa saat? Cerita romantis seperti itu juga tidak cocok dengan Cicilia yang sama sekali tak pernah dekat dengan seorang pria. Apa sandiwaranya sudah dimulai?

“Iya.”

Cicilia menarik napas panjang dan akhirnya berdiri. Terpaksa harus meninggalkan teh dan camilan siangnya—karena tak nafsu makan—untuk mengikuti Bankins masuk ke rumah lagi dan menuju ruang kerja Charael. Kira-kira apa yang ingin dibicarakannya, ya?

“Apa terjadi sesuatu?” tanya Cicilia karena merasa bingung. Setelah berkata dingin dan pergi begitu saja dan tak muncul-muncul, kemudian memanggil Cicilia.

Meski ia memang butuh bantuan Charael untuk melindunginya, Cicilia bukan bawahan yang bisa diperlakukan seenaknya.

“Saya tidak tahu, Tuan hanya meminta agar saya memanggil Anda.”

The Knight's ScandalWhere stories live. Discover now