Delapan [ S1 ]

373 34 21
                                    

05.20 AM || SABTU

seperti biasa, malik dan ledib udah selesai mandi [ anak rajin ] Azre yang baru selesai masak pun langsung membawa makanannya ke meja makan. Azre pun mengambil piring untuk diberikan ke Malik dan ledib

M: "bang zre, gw bukan ikut campur ya"
M: "tapi... Faiz itu sekongkolan ama zett ya?"
L: "dari postur tubuhnya... Mirip sama orang yang membunuh ayah gw..."
Az: "ya, makanya gw gak suka dengan nya"

Ayon yang baru turun pun mendengar percakapan mereka

An: "faiz, merupakan seorang ilmuwan gila"
An: "dia memiliki tujuan untuk menjadi yang terkuat dan paling kaya di kota ini"
Az: 'andai mereka tau yang sebenarnya'
L: "lu tau darimana yon?"
An: "gw suka mencari informasi"
An: "gw juga bisa ngelakuin ini karena dulu pernah di ajarin degeh"
M: "gege juga adek lu bang zre"
Az: "yahh begitulah"
Az: oh ya, habiskan makanan kalian"
Az: "kita hari nih bakalan latihan"
M, L dan An: "oke~"
Az: "gw naik dulu"

Azre pun naik ke kamar nya dan melihat kalau rafel lagi di balkon. Azre pun nyamperin rafel untuk memberitahu kalau mereka harus pergi

Az: "fel, ayo kita pergi"
R: "gw gak ikut"
Az: "ha?"
Az: "kenapa begitu?"
R: "gw... Merasa gak pantes..."
Az: "gak pantes gimana?"
R: "yah, lu bayangin aja lah zre"
R: "lu hampir mati hanya karena mau menyelamatkan gw"
R: "lu juga kehilangan kontrol emosi lu karena gw"
R: "berartikan... Gw... nyusahin lu kan?"
Az: "sejak kapan?"
// Memegang dagu rafel
Az: "liat gw"

Rafel terus memalingkan wajahnya dan tidak ingin melihat muka azre

Az: "liat gw"
// Memegang pipi rafel dan mengarahkannya ke hadapan azre

[ HEH, LU PADA KALAU SUS DISINI GW HAJAR YA LU ASW ]

Az: "sejak kapan gw bilang ke lu kalau lu nyusahin gw?"
Az: "itu hanya perasaan lu doang"
Az: "coba kalau lu gak disini, coba kalau lu dulu gak ada di sisi gw?"
Az: "emangnya gw bisa disini?"
Az: "emangnya gw bisa memegang pipi lu?"
Az: "kalau bukan karena lu, gw pasti gak bakalan ada di tempat ini"
Az: "mungkin gw jadi kriminal di luar sana"
Az: "jangan memikirkan hal yang tidak mungkin terjadi"
// Mengelus pipi rafel dengan jempol

[ AAAAA GW SALTING DISINI ANJER ]

Az: "Gw gk bakalan bisa begini, kalau lu gak ada dihidup gw"
Az: "paham?"
Az: "sini peluk"

Rafel pun langsung memeluk azre dengan erat [ kek adek kakak anjer ToT ]

Az: "lu, udah gw anggap sebagai motivator gw dan sebagai adek gw sendiri"
Az: "gw gak menganggap lu sebagai sepupu gw, tapi gw menganggap lu sebagai adek gw"
// Mengelus rambut rafel
Az: "dah dah dah, jangan sedih"
Az: "kita harus pergi"

Degeh yang baru selesai mandi pun langsung keluar kamar dan degeh pun langsung melihat pemandangan yang jarang sekali dia lihat

D: "yoooo (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)"
D: "momen langkaa"
D: "bang azre meluk orang~"

Rafel yang melihat degeh pun langsung melepaskan pelukannya

R: "D-DEGEH???"
D:" ya kak rafel?"
R: "lu sejak kapan disitu?"
D: "barusan"
Az: "tenang, dia tidak mendengar pembicaraan kita"
D: "hah? Dahlah bodoamat"
D: "udah yok, mau jam 6 ini"
Az: "yok, jangan ngambekan mulu"
Az: "gw bakalan ke kamar marvel dulu"
R: "oke..."

Ke kamar marvel
Az: "marvel?"
// Membuka pintu
Az: "KALIAN NGAPAIN???"
Ml: "bang azre bantuin akuu (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)"
Az: "astaga kalian apain si marvel?"
S: "e-eeee kami cuma... MAIN YA MAIN"
Az: "main gimana, kok sampai nangis dia gini"
// Mengelus kepala marvel
P: "k-kami...."
R: "ada apa nih?"
P dan S: "R-RAFEL?!!!"

Kebersamaan itu lebih baik [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang