E10.

5 4 0
                                    

Tak terima melihat ketua mereka terluka, citra lalu berdiri dan langsung mendorong tubuh kelly.

Tubuh kelly terdorong beberapa langkah ke belakang.

“ woii! tangan lo kotor njing! malah nyentuh teman gue lagi, sial! ” bentak megan.

“ lo bisa berdiri kan? ” tanya refa pada wulan.
Yang iya dapatkan hanya anggukan pelan wulan.

Hidungnya memang sudah tak mengeluarkan darah lagi, namun iya merasa pusing .
Ntahlah apa karena efek dari tonjokan kelly tadi.

“ lo tunggu aja di situ,” tunjuk refa ke arah tembok.

“ lo nyuruh gue lo?! ” tanya wulan dengan ekspresi tak percaya. serasa refa yang yang jadi ketua bukan dirinya.

Refa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berjalan mendekati citra diikuti vita dan siska.

“ wah..lo bener-bener berubah ya kel, gue kira lo masih seperti dulu ”  puji refa dengan nada mengejek.
Namun tatapannya mengarah ke megan

Kelly yang mendengar itu, melangkah maju lalu melirik ke sampingnya menatap megan.
Mereka saling tatap dan kemudian...

“ mppff..” tawa mereka bersamaan dengan kedua pipi yang dikembungkan.

Dengan cepat, iya kembali memasang ekspresi datar dan
mengarahkan pandangannya ke arah refa dan ketiga temannya.

“ oh ya? emang gue berubah kek gimana ya maksudnya? ” ujar kelly  pura-pura gak tau.

“ yaa lo dulu tuh, kumuh, cupu, jelek, lemmah, intinya, lo bedua cuma mainan wulan, gue dan citra ” jawab refa dengan congkaknya.

Megan yang mendengar perkataan refa, memutar bola matanya malas.

“ ck! dasar coward! ” ujar megan tak suka.

“ coward lo bilang?! ” sahut citra tak terima.

“ iya coward, emang kenapa?! gak suka lo dibilang  coward?! kenyataannya emang gitu kan?! lo semua hanya berani main keroyokan! dasar sampah!”
Sial, megan sudah naik pitam.

Refa yang sudah di kuasai emosi,  langsung melayangkan tangannya ke wajah megan, namun, tangan megan lebih cepat menangkis tangan itu, dan mencengkram nya erat.

“ sat! lo mau main-main dengan gue lo?! yakin lo bisa menang?! ha?! gue dulu emang lemmah, tapi sekarang... ”

“ sa-sakit! lepasin tangan gue ak.. ” ringis refa ketika urat pergelangan tangannya di tekan dan di gesek gesek keras oleh jari megan.

megan tak peduli, iya tersenyum miring melihat wajah refa yang terlihat kesakitan dan sebentar lagi air matanya akan keluar.

“ segini doang lo bilang sakit?! ini belum seberapa dengan apa yang lo lakuin ke gue dulu, bangsat! ” ujarnya semakin mengeratkan tangannya.

“ akk! lepas! ” teriak refa berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman megan. nihil! tangan itu semakin erat, dengan kuku yang menindih kulit tangan refa.

“ cit! lo kok diem aja, tolongin gue! ” citra yang sedari tadi diam di samping refa, sontak kaget mendengar teriakan refa.

Iya lalu mengarahkan pandangannya ke arah gunting yang tadi di pegang wulan, sekarang tergeletak di mana wulan tadi terjatuh.

Iya dengan cepat melangkah menuju ke arah gunting tersebut, dan memungutnya.

“ lepasin refa! kalau gak, gue gak segan-segan melukai lo bedua! ” sahut citra lantang dengan gunting yang berada di tangannya.

Life At My SchoolWhere stories live. Discover now