I.02 || Teman Lama, Musuh Lama

194 28 3
                                    

|| (Name) | 1st Person POV ||

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

|| (Name) | 1st Person POV ||

      Kami telah berjalan selama beberapa jam dan beristirahat untuk 30 menit karena Samsul kelelahan. Kami datang lebih pagi daripada yang kami duga karena mengambil banyak jalan pintas yang masih aku ingat. Hey, tua-tua gini, ingatanku masih bagus ya (tidak terlalu sih- kami tersesat sekali dan malah mengelilingi batu besar-)

"Inikah kerajaan Vermillion?" Tanya Marvel menatap kagum gerbang kerajaan Vermillion yang terbuka lebar. Diikuti oleh

"Besar sekali..."

"Jadi disini kah tempat festival nya?"

Kami datang sekitar pada pukul lima pagi sampai bisa menyaksikan matahari terbit di atas salah satu tembok pengaman kerajaan (dengan sebuah jalan rahasia tentunya). Anak-anak takjub melihat langit yang berubah warna menjadi kuning dan akhirnya biru, dan juga mentari yang berwarna oranye yang muncul dari ufuk timur. Aku bahkan bisa melihat mata mereka membulat dan bercahaya, walau dengan kacamata hitam yang Samsul kenakan.

"Eh itu kenapa rame disana?" Samsul menunjuk kepada keramaian didepan istana dimana raja penerus Kerajaan Vermillion berada, Raja Malik.

Kami turun untuk mendengar sambutan raja dari kerajaan Vermillion yang megah ini. Hm... Apa dia masih mengingat wajahku? Dengan luka dan topengku yang hilang 15 tahun lalu, mungkin tidak.

Dia masih terlihat sama saja seperti disaat terakhir kali kami bertemu. Mata merah yang seirama dengan mahkota Ruby yang ia kenakan bersinar ketika terkena cahaya pagi. Dia berdiri bersama dua panglima disampingnya. Aku tak mengingat wajah kedua orang itu, mungkin rekrutan baru.

"Selamat pagi masyarakat ku! Tepat pada satu tahun yang lalu, kita kehilangan raja yang paling kuat pada masanya. Ia adalah salah satu kesatria legenda, Diamond, ayahku." Malik kemudian menunjukkan jubah biru yang sampai menyentuh lantai serta topeng peninggalan Diamond.

"Hah, jadi dulu ksatria legendaris Diamond itu raja di kerajaan ini?"

"Shh! Diem Vel, kita gak boleh ganggu orang lain."

"Seperti yang ada didalam dongeng palsu itu. Tapi, ayahku adalah penyelamat dari-"

Halah propaganda. Makin kesini aku semakin bingung dengan moral compass-nya keturunan bangsawan Vermilion.

Tanpa ku sadari mata seseorang yang ku kenali melirik kepadaku sebelum melanjutkan pidatonya.

"Aku juga menegaskan disini, siapapun yang mempelajari sihir dan mempunyai hubungan dengan terkutuk itu, akan aku hukum mati. Karena dia sudah menyalahi peraturan yang sangat fatal di kerajaan ini."

Aku kembali dari bangun dari lamunan singkat ku. Mendengar peraturan itu untuk kesekian kalinya masih membuatku terkejut. Aku ingat disaat Blane membuat aturan itu bertahun-tahun yang lalu, banyak orang bermigrasi dari kerajaannya hingga masuk ke koran kerajaan lain.

Death (XIII) || Viva Fantasy x ReaderМесто, где живут истории. Откройте их для себя