4

1.9K 289 20
                                    

aku lupa bilang ye umurnya disesuakan sama kebutuhan cerita ya, makanya beda sama real life mereka okei dokei.






Happy Reading.






"AaauuwW!!"

Ringisan terdengar dari belah bibir Zidan. Zidan menggosok punggung tangannya yang terasa perih setelah dirinya mencubitnya.

Iya. Zidan mencubit punggung tangannya sendiri. Itu dia lakukan untuk memastikan apa yang dia alami sekarang ini adalah kenyataan atau hanya mimpi.

Namun rasa nyeri di punggung tangannya sudah menjadi bukti bahwa apa yang dia alami sekarang adalah kenyataan. Dirinya yang sedang duduk di tepi tempat tidur dengan cincin yang menghiasi jari manisnya itu adalah kenyataan.

"Gue beneran udah ganti status ya?" Zidan mengelus cincin berwarna putih yang melingkar cantik di jarinya.

Rasanya dia ingin sekali membuang cincin itu dan kabur sejauh-jauhnya. Namun sayang, cincin yang dia pakai sekarang seperti dilem kuat, dan tentang rencana kabur, dirinya harus kembali menelan bulat-bulat keinginannya itu karna pintu kamar yang dia tempati sekarang sudah terkunci dan untuk membukanya harus menggunakan kartu akses yang mana hanya Haris yang memilikinya.

Zidan menghela nafas kasar. Entah dirinya harus bersyukur atau bersedih saat ini, karena saat dirinya menyalakan tv, semua stasiun tv menayangkan berita tentang pernikahannya dan juga Haris tadi. Dia jadi terkenal sekarang.

"Gue sebenernya nikah sama pemilik stasiun tv apa gimana sih? Kenapa semua acara tv penuh sama berita nikahan gue?" Zidan menggerutu kesal saat dia selalu menemukan wajahnya dan Haris di berbagai acara.

Zidan akhirnya menyerah setelah melewati  sepuluh stasiun tv. Dirinya memilih berganti fokus ke ponsel yang tadi sempat diberikan oleh Haris

Bukan ponsel Zidan pastinya karna ponselnya kan mati dan juga Zidan sudah lupa di mana keberadaan ponselnya itu sekarang.

"Ponsel bagus, sinyal wifi kenceng, pulsa ratusan ribu, tapi gak ada yang bisa dihubungi, terus ngapain coba ini dikasih ke gue?" Zidan menggetok-getokkan ponselnya ke dahi.

"Buat main game."

"HUWAAA!!"

Zidan melempar ponselnya yang dengan sigap ditangkap oleh Haris. Haris mengernyit saat melihat Zidan yang mengelus dadanya.

"Astaga jantung gue... heh lo tuh ya bisa nggak jangan ngagetin gitu?" Zidan mengomel. Dia ini gampang kagetan orangnya.

Haris meletakkan ponsel di meja nakas. Dirinya dengan santai mendekat ke arah Zidan dengan tangan menyugar rambut basahnya ke belakang. Haris tadi baru selesai mandi saat melihat Zidan menepuk dahinya dengan ponsel.

Zidan yang melihat Haris mendekatinya melotot horor. Dirinya dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Bukan apa-apa. Zidan hanya tak kuat melihat Haris yang masih telanjang dada dengan tetesan air mulai mengaliri bagian depan badannya yang tak tertutup baju.

author be like : so sexy~ ( bacanya kayak nada nya nana)

Zidan : bicikkk ihhhh

author : bucinya anak muda

back to tulisan❗

"Ka–kalau abis mandi tuh langsung pake baju. Di kamar ini lo gak lagi sendiri ya tolong." Dengan terbata Zidan berucap. Sesekali dirinya melirik ke arah Haris yang kini duduk di sofa kecil di depannya. Dengan masih bertelanjang dada.

"Ya terus? Udah sah gini mau gue gak pake apa-apa juga gak masalah kan?" Jawaban santai dari Haris sukses membuat Zidan melempar wajah Haris dengan bantal yang tadi dia pangku.

Mondai || Binhao ver | ✔️💯Where stories live. Discover now