8

665 80 74
                                    

Yeonjun terbangun dari tidurnya, tubuhnya terasa tak enak. Pelipisnya sudah dibanjiri keringat, perutnya pun mendadak melilit. Dengan satu tarikan nafas, isi perutnya seakan memaksa memenuhi rongga mulut. Ia berlari tergesa ke kemar mandi.

"Kakak?" Tanpa sadar, langkah gaduh Yeonjun membangunkan kedua bocah yang tengah tidur bersamanya.

"Kai? Apa yang terjadi pada Kakak?" Hueningkai menggelengkan kepalanya lirih, lantas membantu Taehyun turun dari tempat tidur.

"Kakak!" Kedua bocah tersebut memekik panik saat melihat Yeonjun terduduk di depan kloset dan terus muntah.

"Kai, cepat panggil Bibi!" Hueningkai mengangguk patuh dan segera berlari keluar dari kamar, sementara Yeonjun langsung menyandarkan punggungnya pada bathtub. Rasanya lega setelah berhasil mengeluarkan seluruh isi perutnya, namun kini tubuhnya mendadak lemas dan kedua tangannya gemetaran.

"Kakak, Kai sedang memanggil Bibi. Kita harus segera pergi ke dokter." Bocah tersebut terlihat begitu khawatir saat melihat wajah Yeonjun yang pucat pasi. Ia segera menyeka keringat yang membanjiri wajah Yeonjun dengan telaten.

"Taehyunie, maafkan Kakak. Karena Kakak, tidur kalian jadi terganggu." Bocah tersebut menggelengkan kepala sembari menekan tombol flush untuk membersihkan bekas muntahan Yeonjun.

"Kenapa Kakak berbicara seperti itu? Kakak sedang sakit." Yeonjun hanya bisa mengulas senyum saat bocah tersebut menggenggam erat tangannya yang berkeringat dan memeluknya.

Tak berselang lama, Hueningkai kembali bersama seorang wanita, raut wajah keduanya begitu panik saat melihat Yeonjun terduduk lemas dengan wajah pucat.

"Nak? Apa yang terjadi? Hueningkai memberitahu Ibu jika kau muntah." Ujarnya sembari menangkup wajah sang anak yang berkeringat.

"Ibu, sepertinya asam lambungku naik, maka dari itu aku muntah. Tapi aku sudah baik-baik saja sekarang." Ujarnya dengan suara yang terdengar begitu lemah.

"Kau yakin? Ibu akan membawamu ke rumah sakit jika kau masih kesakitan." Yeonjun menggelengkan kepala sembari mencoba berdiri, sang ibu langsung membantu saat melihatnya hampir limbung.

"Tidak, aku baik-baik saja. Aku akan meminum obat asam lambungku setelah ini."

"Kalau begitu jangan melakukan pekerjaan rumah besok. Kau harus istirahat, Nak." Ujarnya sembari memapah sang anak untuk membantunya kembali ke tempat tidur.


















"KAKAK!!!" Yeonjun terkekeh pelan, baru saja ia terbangun dari tidurnya, teriakan nyaring dua bocah kesayangannya seakan menjadi penyambut. Tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka, dua bocah tersebut datang bersama ibunya yang tengah membawa sebuah nampan.

"Kau sudah bangun sejak tadi atau karena mendengar teriakan Hueningkai dan Taehyun?" Tanya sang ibu sembari meletakkan nampan tersebut di atas nakas.Yeonjun hanya tertawa dan bangun dengan hati-hati.

"Ibu pasti kerepotan mengurus rumah dan juga kedai." Sang ibu menggelengkan kepala dan duduk di sampingnya.

"Ibu tidak kerepotan, dua prajurit kecil ini membantu ibu sejak tadi." Ujarnya sembari melirik Hueningkai dan Taehyun bergantian. Keduanya tersenyum cerah hingga menampakkan gigi kecil mereka yang rapi.

"Kakak! Tyun membantu Bibi memasak!" Ujarnya dengan antusias.

"Kai juga membantu Bibi membersihkan rumah!" Ujarnya tak mau kalah, mereka berdua saling memamerkan kegiatan yang telah mereka lakukan kepada Yeonjun.

"Kakak, kami juga membantu Bibi di kedai, kami menulis pesanan pelanggan, mengantarkan minuman dan camilan kepada pelanggan, kami juga mendapatkan uang dari pelanggan."

Andai Saja Aku Tahu [BEOMJUN]Where stories live. Discover now