Bab 29

549 36 2
                                    

Helo helooo

Jangan lupa follow akun wp gue yaa
Semoga kalian suka

Happy reading🌈

🌺SKLIRÓS🌺
29. Siapa Putri?

"Jangan sampai gue ketahuan!" Batin Arina mulai was-was terhadap Angkasa. Angkasa seperti itu hanya takut Arina kenapa-kenapa karna dia cewek, balapan itu 'gak baik, apa lagi Arina anak yang selalu di bebas kan.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Tringgg

Bel istirahat pun berbunyi. Arina segera keluar dari kelas menuju ke kantin seorang diri, karna dirinya masih memikir kan cara agar Angkasa dan yang lain tidak curiga kepadanya.

Ketika Arina sampai ke kantin dia segera memesan seblak dengan tingkat kepedasan yang sangat tinggi.

Seperti biasa Arina memilih meja di pojok kantin. Arina memakan seblak nya seraya memainkan hp nya.

Pak ketu🐶

Di mna?

You:
Di kantin
/Read


Arina mendengus kesal ketika Angkasa hanya membaca chat dari nya "untung gue sabar" gumamnya.

Ketika Arina ingin menyuap kan seblak ke mulut nya, seseorang menarik nya menjauh dari jangkauan Arina.

"Jangan makan yang pedas!" Peringat Anton, karna kalau sakit ujung-ujungnya ngeluh ke Anton.

Arina menatap mereka semua kesal "yaudah, 'gak usah makan!" Balas Arina membuat mereka semua menghela napas.

"Jangan bandel dong na" ucap Reynan, sepertinya mereka lagi capek mengurus suatu hal membuat Arina mendapatkan ide.

"Bodo amat!" Sahut Arina lalu berdiri hendak pergi "kita peduli sama lo, na. Kita ngelarang demi kebaikan lo!" Sahut Angkasa sedikit emosi.

"Gue mau sendiri dulu" balas Arina lalu pergi meninggalkan mereka semua."maaf. Tapi ini ide gue hehe" kekehnya, walaupun sedikit kesian dengan mereka.

"Kalau gue ngambek sama mereka, otomatis mereka akan biarin gue sendiri dulu." Batin Arina tersenyum bangga.

Arina memasuki kelas nya dengan tersenyum senang "lah, siapa yang ulang tahun dah?" Bingung Arina saat di meja nya ada sebuat kotak berukuran sedang.

Hidup lo nggak akan tenang, selama lo masih dekat dengan sklirós!

Arina membaca kertas yang di tulis dengan pewarna merah? Atau darah?

Arina mengambil plastik yang ada di dekat kertas tersebut, lalu membukanya "AAAAA" teriak Arina, dengan cepat dia menutup mulut nya.

"Untung 'gak ada yang datang" ucapnya lega. Arina menatap kucing dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya, sehingga mengeluarkan darah yang di tuliskan di kertas tersebut.

"Siapa lagi kalau bukan tiger!" Ucap Arina menatap tajam ke luar jendela kelasnya. Arina segera mengambil kotak tersebut dan membuang nya ke tempat sampah. Sebelum membuang, Arina telah memotret kertas tersebut.

SKLIRÓS (END)Where stories live. Discover now