8

89 10 1
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

❤️ Reki tidak tahu

Semenjak riki mengatakan dia akan beristirahat gerak-geriknya menurutku sedikit mencurigakan. Riki terkadang tidak pulang selama satu minggu penuh tanpa kabar sama sekali. Aku sering menghubungi dia beralasan bahwa dia tengah menghindari touchan.

Aku duduk di depan pintu rumah menunggu kedatangan riki. Aku sangat merindukan riki kami berdua jadi jarang bertemu. Seseorang lewat kukira dia riki ternyata langa.

"Kau menunggu siapa reki?" Tanya Langa.

"Kakakku." Ucapku.

Langa menghampiriku dan duduk disebelahku. Kulihat langa membawa skateboard miliknya.

"Kau sering bercerita riki kakak yang hebat." Ucap Langa.

"Benar. Dia terlalu memaksakan diri hingga mendapatkan penyakit lupus." Ucapku.

"Kedua orangtuamu tahu?" Tanya Langa.

"Tidak tahu. Aku telah berjanji untuk merahasiakannya." Ucapku.

"Bukannya itu salah ya. Maksudku kakakmu berjuang saat mengalami penyakit serius tanpa dukungan keluarganya." Ucap Langa.

"Niichan tidak mau membuat kaachan kepikiran." Ucapku.

"Lantas ayahmu?" Tanya Langa.

"Sejak kecil touchan tidak peduli kepada niichan." Ucapku.

"Daripada bosan mending kita bermain skateboard saja." Ucap Langa.

"Sebentar aku mengambil skateboard dulu." Ucapku.

Aku masuk kedalam rumah dan mengambil skateboard milikku. Tanpa sengaja melewati kamar kedua orangtuaku. Mereka kembali bertengkar dan sekarang touchan menyalahkan kaachan karena kelahiran riki. Tak lama pintu terbuka kulihat kaachan menangis dia memeluk tubuhku sangat erat.

"Kakakmu sudah pulang?" Tanya Kaachan.

"Niichan belum pulang sejak minggu lalu kaachan." Ucapku.

"Baguslah kuharap dia mati." Ucap Touchan.

"Hehehe." Tawa Seseorang.

Aku melepaskan kaachan diambang pintu ada sosok riki. Dia nampak tersenyum walaupun kutahu itu hanya senyuman palsu.

"Kukira kau mati anak pembawa sial." Ucap Touchan.

"Aku tidak akan mati sebelum tabunganku cukup." Ucap Riki.

"Ingat pulang kau. Setelah lama tidak muncul." Ucap Touchan.

"Aku pulang hanya bertemu ibu dan adik-adikku saja." Ucap Riki.

"KAU!" Marah Touchan.

Touchan akan memukul riki namun aku melindungi riki. Touchan tidak jadi memukul riki karena aku memeluk tubuh riki. Aku menarik tangan riki keluar rumah. Aku akan mengajak riki ke taman saja untuk bermain skateboard.

Di taman aku bermain skateboard bersama langa. Riki melihat saja dia tersenyum tipis dari kejauhan. Aku senang melihat senyuman dari riki. Aku berhenti bermain skateboard dan langsung memeluk tubuh riki. Tubuh riki panas pasti gejala penyakitnya kambuh.

"Niichan darimana saja?" Tanyaku.

"Hanya mengurus beberapa hal sebelum niichan beristirahat dengan tenang." Ucap Riki.

"Kupu-kupu." Ucapku menunjuk pangkal hidung riki.

"Tidak apa-apa itu memang hal yang wajar." Ucap Riki.

"Ne niichan." Ucapku.

"Ada apa?" Tanya Riki.

"Kurasa perasaanku semakin tidak enak setiap harinya." Ucapku.

"Hanya perasaanmu saja." Ucap Riki.

Aku melepaskan pelukanku dan duduk di pangkuan riki. Aku mau memeluk tubuh riki sangat erat. Sejak hari dimana riki berkata akan beristirahat dengan tenang perasaanku berkata lain.

"Niichan aku takut." Lirihku.

"Takut tentang apa eki?" Tanya Riki.

"Aku takut niichan pergi dan tidak akan kembali." Ucapku.

Riki mencium keningku dan aku merasakan perasaanku sesak secara tiba-tiba. Entah kenapa aku merasakan itu setiap harinya.

"Niichan jangan pergi meninggalkanku." Lirihku.

Riki tidak menjawab dia malah semakin memeluk tubuhku sangat erat.

❤️ Perasaan dia semakin tidak enak terhadap riki

Kya Twins

~ 05 Mei 2023 ~

✔️ Kyan Reki Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang