🌟12🌟

145 18 5
                                    

Gadis dengan rambut terurai menyangga motornya, lalu berlari kencang ke dalam  kebun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis dengan rambut terurai menyangga motornya, lalu berlari kencang ke dalam  kebun. Hingga terlihat seseorang duduk di atas pohon besar, ia pun berlari ke arah pohon tersebut. Sesampainya ia langsung membungkukkan badan dan tangan kanannya bersandar di batang pohon besar sambil mengatur napasnya yang naik turun.

Perlahan napasnya mulai teratur, ia kembali menegakkan badan lalu mendongakkan kepalanya.

"Jelasinnya dibawah!" Titahnya pada seseorang yang berada di atas pohon.

"Lo aja yang naik," balasnya terdengar sangat tidak bersemangat.

"Aiish, bahaya tau jelasin info buruk di atas sana. Cepatan turun sekarang juga ARFAAAAN!" Titah gadis itu dengan sedikit teriak.

Arfan menatap jengkel, namun ia menuruti perintah gadis itu untuk turun dari atas pohon dan kini keduanya berdiri saling berhadapan.

"Kabar buruk apa yang lo maksud tadi di wa?" tanya Nadira yang sangat penasaran.

"Kayanya usaha kita sia-sia, Dir," ujar Arfan lesu, lalu merundukkan kepalanya.

"Usaha?Sia-sia?Jelasin yang bener dong Fan."

Arfan mengangkat kepala, lalu menatap sendu Nadira.

"Masee."

"Masee? Kenapa sama my crush?Apa terjadi sesuatu?" Nadira khawatir saat nama crushnya disebut dan Arfan menggelengkan kepalanya.

"Terus?"

Arfan terdiam sejenak, lalu menghela napas berat sebelum menjelaskan sesuatu pada teman seperjuangannya itu.

"Ma-masee mau dijodohin sama my love," jelas Arfan, dan mata Nadira membulat sempurna sambil mencerna perkataan Arfan.

"Di-dijodohin sama Ning I-ifah?" Nadira mengulang perkataan Arfan dan pria itu menganggukkan mengiyakan.

Arfan menghela napas sambil mengacak-acak rambutnya "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Gue juga gak tau harus apa," timpal Nadira yang terlihat seperti orang kebingungan, setelah mendengar kabar buruk itu.

"Ya, udah kita pulang aja, kalau pikiran kita udah jernih baru kita ambil keputusan selanjutannya," ujar Arfan dan langsung di setujui Nadira yang berharap kabar perjodohan itu hanyalah mimpi buruknya.

🌟🌟🌟

Jarum jam menunjukkan pukul 22.30, namun mata Arfan belum merasakan kantuk sedikit pun. Mungkin karena beberapa hari ini pikirannya masih tertuju pada masalah perjodohan antara kembaran dan sang pujaan hati yang baru saja bertemu kembali, namun miris pertemuan tersebut bukan awal agar mereka semakin dekat, akan tetapi mungkin menjadi pertemuan pertama dan terakhir. Terlebih ia teringat pembicaraannya dengan Arhan yang selesai kumpul dengan orang tuanya, ia mengikuti masuk ke kamar kembarannya itu.

TWINS GUS (ON GOING)Where stories live. Discover now