Sofia Jenaira Julianto

850 91 169
                                    

Kringgggggg

"Sofiaaaaaa!"

Gadis itu menggeliat di atas ranjang tidurnya. Bunyi alarm bahkan tidak membangunkan dirinya, sehingga sahabatnya kembali membangunkan gadis itu untuk kesekian kali.

"Gila! Lo kebo banget! Wake up princess! Ingat hari ini lo satu shift sama dokter Asher."

Mendengar nama laki-laki yang ditaksirnya sejak awal masuk bekerja membuatnya tersenyum dan bangun dari tidur panjangnya.

"Sorry, semalam habis…."

"Begadang di rumah sakit gara-gara dokter Asher masuk malam 'kan? Cih! Bela-belain banget berjam-jam dirumah sakit demi melihat Asher. Buruan bangun."

"Iya iya my bestie Rania," ucap Sofia sambil mencolek dagu Rania, sahabat satu unit apartemen.

Sofia Jenaira Julianto Sp. B(K) Onk, dokter spesialis di bidang onkologi yang bekerja di salah satu rumah sakit Kota Los Angeles lima tahun lalu. Wanita yang memiliki gelar 'tidak ramah' pada siapapun yang jelas membuat harinya buruk. Tidak peduli mau itu pasien, perawat, atau dokter lainnya. Selain itu, Sofia dikenal 'julid' oleh beberapa dokter lainnya. Sahabat yang mengenal dirinya sudah terbiasa. Namun, jangan harap Sofia menyukai anak kecil, ia sangat menghindari berurusan dengan anak kecil.

Tubuhnya yang memiliki tinggi 160cm dengan badan proporsional, menjadi incaran beberapa dokter laki-laki lain. Wajahnya memang cantik, perpaduan wajah china dan lokal. Sebab, wajah China didapatkan dari sang Ayah sedangkan lokal dari sang Ibu. Keluarga Sofia bukanlah keluarga sembarang, Ayahnya merupakan dokter onkologi terbaik dan Ibunya berprofesi sebagai dokter kandungan. Terlebih lagi sang Kakak, Nandita adalah seorang bidan yang sudah menikah dan telah memiliki satu orang anak laki-laki.

Menjadi dokter adalah cita-cita 'mendadak' Sofia tatkala mengobati luka Kak Nandita yang terjatuh dari sepeda. Awalnya, Sofia ingin menekuni bidang seni melukis, namun cita-cita tersebut tenggelam begitu saja ketika dirinya mendapat pujian dari Ayahnya setelah mengobati luka Nandita.

Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Sofia langsung bertandang ke Los Angeles untuk mengabdikan dirinya di salah satu rumah sakit yang terkenal di bidang onkologi. Sofia juga satu-satunya dokter onkologi perempuan yang berasal dari Indonesia. Untuk mekanisme dan teori tidak diragukan lagi, ia sangat cerdas pada keduanya. Terlebih lagi, gadis itu sangat menyukai operasi.



***


Cedar-Sinai Medical Centre salah satu rumah sakit terbaik di Amerika merupakan tempat Sofia mengabdikan dirinya melayani dan memberikan perawatan tentang onkologi. Meskipun ia bukan lulusan dari kampus terbaik di Amerika, namun ketekunan dan kegigihan dirinya untuk mencapai mimpinya patut diacungi jempol.

Tidak mudah hidup serta mengadu nasib di negara orang. Pastinya segala macam kultur budaya, cita rasa makanan, ibadah, menjadi halangan berat untuk Sofia. Namun, semua itu bisa diatasi sendiri. Benar-benar perempuan mandiri yang tidak bergantung kepada orang lain, kecuali satu kebiasaan Sofia, gadis itu sulit dibangunkan saat tertidur nyenyak.

Sofia memiliki ruangan sendiri di tempatnya bekerja. Tenang saja, tidak ada sifat iri di rumah sakit tersebut. Semuanya bekerja sesuai porsi dalam arti sesuai kemahiran mereka di bidang kedokteran.

"Good morning beautiful Indonesia lady," sapa dokter Theo, dokter spesialis neurologi.

"Morning too, Mr. Theo Parker! Nice to meet you again!" Rania menyapa balik Theo. Kenapa disebut Parker, karena sosok dokter Theo sangat menyukai film Spiderman karya komik Marvel.

Hospital Diary [Terbit]Where stories live. Discover now